Mohon tunggu...
Lina Maria Ulfa
Lina Maria Ulfa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Seorang Istri | Pembelajar | Berusaha 'ngrekso' Qur'an sampai mati

Selanjutnya

Tutup

Diary

Energi dari Hati: Perempuan, Teknologi dan Perubahan Iklim

20 Juni 2024   23:59 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perubahan Iklim (sumber: pixabay)

Ilustrasi Perubahan Iklim (sumber: pixabay)
Ilustrasi Perubahan Iklim (sumber: pixabay)

Upaya Pengurangan Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah isu global yang membutuhkan solusi lokal. Perempuan, dengan peran mereka dalam rumah tangga dan komunitas, berada di garis depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Mereka harus mencari cara untuk bertahan dalam kondisi cuaca yang semakin ekstrem dan sumber daya yang semakin menipis. Dalam konteks ini, energi terbarukan menjadi salah satu solusi yang dapat membantu mereka mengurangi dampak perubahan iklim.

Dengan mengadopsi teknologi energi terbarukan, perempuan di komunitas lokal dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Penggunaan panel surya, kompor biogas, dan sumber energi terbarukan lainnya tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka. Misalnya, dengan beralih dari kayu bakar ke biogas, mereka dapat mengurangi paparan asap berbahaya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Mari kita lihat contoh konkret dari desa di Jawa Tengah. Di desa ini, perempuan berperan penting dalam proyek energi surya yang dipimpin oleh sebuah LSM lokal. Mereka tidak hanya menerima pelatihan teknis tetapi juga diberdayakan untuk menjadi pelatih bagi komunitas lain. Dengan keterampilan baru ini, mereka membantu memasang panel surya di rumah-rumah dan fasilitas umum seperti sekolah dan klinik.

Dampak dari proyek ini sangat signifikan. Tidak hanya akses energi yang lebih baik, tetapi juga peningkatan ekonomi lokal. Perempuan yang dulu hanya mengandalkan pertanian sebagai sumber penghasilan kini memiliki keterampilan tambahan yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Mereka juga merasa lebih berdaya dan memiliki peran penting dalam komunitas.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Meskipun ada banyak kisah sukses, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah masalah akses terhadap pendidikan dan pelatihan. Banyak perempuan di pedesaan yang masih kesulitan mengakses informasi dan teknologi terbaru. Di sinilah peran pemerintah dan organisasi non-pemerintah sangat penting. Mereka perlu menyediakan program pelatihan yang mudah diakses dan relevan dengan kebutuhan lokal.

Selain itu, ada tantangan budaya dan sosial. Di beberapa komunitas, peran perempuan dalam sektor energi masih dipandang sebelah mata. Perlu ada perubahan pandangan dan dukungan dari seluruh anggota komunitas agar perempuan dapat berperan lebih aktif. Ini bisa dimulai dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya peran perempuan dalam transisi energi dan dampak positif yang dapat dihasilkan.

Kesimpulan: Perempuan sebagai Katalisator Perubahan

Perempuan memiliki potensi besar sebagai katalisator dalam transisi energi lokal. Dengan memanfaatkan teknologi energi terbarukan, mereka tidak hanya meningkatkan kualitas hidup keluarga mereka tetapi juga berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Dukungan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas sangat penting untuk memberdayakan perempuan dalam peran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun