Prajekan, Bondowoso - Disamping program kerja utama berupa pembentukan kader pemberdayaan perempuaan, mahasiswa KKN 45 UNEJ juga melakukan sosialisasi kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) di SDN 1 Prajekan Lor (25/07) dan di SDN 2 Prajekan Lor (26/07) yang dilanjutkan dengan menggosok gigi bersama yang dipandu oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Lina Afina Faza.Â
Sosialisasi kesgilut yang disasarkan pada siswa kelas 1-3 pada kedua sekolah dasar tersebut adalah pendahuluan dari sosialisasi pubertas dengan sasaran siswa kelas 4-6 SD. Kegiatan pemaparan materi kesgilut dilakukan pada pukul 07.00 WIB, lalu dilanjutkan pukul 09.00 WIB untuk pemaparan materi pubertas.
Dalam kegiatannya, pemaparan materi kesgilut lebih banyak disampaikan melalui video edukasi dan pemaparan secara oral presentation yang dilakukan oleh Lina (mahasiswi FKG) dan Yudha (mahasiswa FISIP). Demonstrasi cara sikat gigi yang benar dengan bantuan alat peraga phantom gigi akan memudahkan siswa menangkap materi yang disampaikan. Mahasiswa KKN juga memaparkan waktu yang tepat untuk sikat gigi, pemilihan ukuran sikat gigi, durasi sikat gigi, serta banyaknya pemakaian pasta gigi yang benar.
"Arah sikat gigi yang benar untuk gigi depan adalah atas bawah, sedangkan untuk gigi belakang bagian samping dilakukan dengan cara membulat. Untuk permukaan atas gigi belakang yang berhadapan dengan gigi lawannya dilakukan dengan arah depan belakang, sedangkan bagian dalam gigi yang menempel dengan lidah dilakukan secara menyungkit dari arah depan dalam ke luar," papar Lina sambil mencontohkannya pada phantom gigi (25/07).Â
Setelah pemaparan kesgilut di dalam kelas dilakukan, mahasiswa KKN membantu  para siswa menuju lapangan dengan membawa sikat dan gelas masing-masing. Para siswa berbaris di lapangan lalu dilanjutkan dengan pembagian pasta gigi ber-fluoride. Saat pemberian pasta gigi secara langsung pada sikat gigi setiap siswa, mahasiswa KKN memberikan pengarahan terkait kondisi sikat yang dimiliki. Masih banyak sikat gigi yang tidak layak dipakai, seperti bulu sikat yang sudah mekar dan ukuran sikat yang tidak benar.  Keadaan sikat yang seperti itu justru dapat menyebabkan abrasi gigi dan perdarahan pada gusi. Dengan demikian, arahan untuk mengganti sikat gigi setiap 1-2 bulan sekali telah disampaikan pada siswa SD tersebut.
Kegiatan sikat gigi bersama-sama dilakukan secara bertahap pada setiap permukaan gigi dengan panduan gerakan dari phantom dan tak lupa juga membersihkan lidah menggunakan bulu sikat.Â
Penulis: Lina Afina Faza
Editor: Pramana Aditya Ferdian Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H