Mohon tunggu...
Lina Muslihatus Sa adah
Lina Muslihatus Sa adah Mohon Tunggu... Lainnya - Angkatan 22 Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Angkatan 22 Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menguak Dua Wajah Inovasi TI

6 September 2024   04:18 Diperbarui: 6 September 2024   12:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Teknologi Informasi. (Sumber : Freepik.com)

Menguak Dua Wajah Inovasi TI

Di era teknologi yang berkembang pesat seperti saat ini, inovasi bukan lagi pilihan tetapi keharusan bagi setiap organisasi yang ingin tetap kompetitif. Artikel yang ditulis oleh Yasser Rahrovani dan Alain Pinsonneault (2020) dalam Journal of the Association for Information Systems memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya inovasi teknologi informasi (TI) di tempat kerja. Dalam artikel ini, penulis memisahkan dua jenis perilaku inovatif yang berkaitan dengan TI: penggunaan inovatif TI (Innovative IT Use, IU) dan inovasi dengan TI (Innovating with IT, IwIT). Kedua perilaku ini memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, tetapi keduanya sangat penting dalam mendorong perubahan dan peningkatan kinerja organisasi.

Menurut data dari studi ini, sebanyak 427 pengguna TI dari perusahaan-perusahaan di Amerika Utara terlibat dalam survei yang menjadi dasar analisis. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi sosial, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik yang diinternalisasi mempengaruhi perilaku inovatif ini dengan cara yang berbeda. Dalam konteks inovasi dengan TI (IwIT), motivasi sosial memiliki pengaruh yang lebih signifikan, di mana individu termotivasi untuk membantu orang lain dan menciptakan perubahan dalam tujuan kerja. Sebaliknya, penggunaan inovatif TI (IU) lebih banyak dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, di mana individu terdorong oleh rasa kepuasan dan keingintahuan dalam menggunakan teknologi.

Data ini menyoroti bahwa manajemen organisasi perlu memperhatikan perbedaan motivasi ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung berbagai jenis inovasi. Organisasi yang sukses tidak hanya mengandalkan TI sebagai alat untuk mencapai efisiensi, tetapi juga mendorong karyawannya untuk berpikir lebih luas, menggunakan TI untuk menciptakan metode dan tujuan kerja yang baru. Inovasi dengan TI yang lebih berisiko juga membutuhkan dukungan sumber daya yang cukup, seperti waktu dan bantuan teknis, untuk memastikan keberhasilannya.

***

Dalam artikel Rahrovani dan Pinsonneault (2020), mereka menguraikan secara rinci bagaimana motivasi yang berbeda dapat mendorong perilaku inovatif terkait teknologi informasi (TI). Salah satu temuan utama adalah bahwa motivasi intrinsik lebih banyak mempengaruhi penggunaan inovatif TI (IU), sementara motivasi sosial berperan lebih besar dalam inovasi dengan TI (IwIT). Motivasi intrinsik, yang didorong oleh rasa ingin tahu dan kepuasan pribadi, membuat individu lebih cenderung mencari cara-cara baru untuk menggunakan TI guna mendukung tugas-tugas yang ada. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa inovasi seringkali berasal dari rasa ingin tahu dan eksperimen individu, bukan dari tekanan eksternal.

Sebaliknya, motivasi sosial lebih relevan dalam konteks IwIT, di mana individu tidak hanya memikirkan efisiensi pribadi tetapi juga dampak yang lebih luas terhadap organisasi dan rekan kerja. Studi ini menemukan bahwa orang-orang dengan motivasi sosial lebih cenderung mengembangkan tujuan kerja baru atau metode baru untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai contoh, perusahaan seperti Google telah membuktikan bahwa lebih dari 50% inovasi produknya datang dari karyawan yang terlibat dalam inovasi outcome-based (Mayer, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya meningkatkan produktivitas individu tetapi juga membawa manfaat yang lebih luas bagi tim dan organisasi.

Salah satu aspek penting lainnya yang diungkap oleh studi ini adalah peran slack resources, atau sumber daya ekstra yang tersedia di luar kebutuhan tugas rutin. Sumber daya seperti waktu dan bantuan teknis memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan IwIT, yang dianggap sebagai perilaku yang lebih berisiko dibandingkan IU. Dalam lingkungan di mana sumber daya yang melimpah tersedia, individu merasa lebih aman untuk mengambil risiko dan mencoba ide-ide baru. 

Dalam penelitian ini, slack resources ditemukan secara spesifik memoderasi hubungan antara motivasi intrinsik dan IwIT, di mana sumber daya ini mengurangi persepsi risiko dan memungkinkan individu untuk lebih proaktif dalam berinovasi dengan TI. Studi ini juga menunjukkan bahwa slack resources tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap IU, karena IU cenderung melibatkan risiko yang lebih rendah dan lebih terfokus pada efisiensi tugas yang sudah ada.

Dengan memahami perbedaan antara IU dan IwIT, serta berbagai jenis motivasi yang mendorong kedua perilaku ini, manajer dapat lebih bijak dalam mengalokasikan sumber daya dan mendukung karyawan mereka. Tidak semua inovasi membutuhkan sumber daya besar, tetapi untuk inovasi yang lebih radikal seperti IwIT, manajemen harus siap memberikan dukungan ekstra.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun