Mohon tunggu...
Lina Hermawan
Lina Hermawan Mohon Tunggu... Dosen - Pemuja frasa-frasamu

Mahasiswa Doktoral yang ingin pindah Homebase

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percintaan Mahasiswa Doktoral, Kloning Isi Otak

7 November 2019   21:09 Diperbarui: 7 November 2019   21:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Lina

Mind Map Based Learning dianggap menjadi salah satu cara untuk membantu menyeimbangkan antara otak kiri dan kanan. Jelas metode ini selaras dengan gagasan Howard Gardner tentang Multiple Intelligences, di mana setiap manusia memiliki potensi kecerdasan majemuk.

Bukan salah Bunda mengandung, jika otak kanan dan kiri tidak bisa bekerja secara bersamaan pada diri manusia saat ini. Dibutuhkan stimulus untuk membuahkan kecerdasan yang menyeluruh. Sekalipun begitu memang masa neonental dan prenantal AUD begitu penting diperhatikan--seperti memperhatikan kamu yang sedang menjelaskan sesuatu,  ea.

Menjadi mahasiswa doktoral bukan berarti mereka adalah manusia yang super cerdas apalagi SuperJunior--kalau kamu superhero, ea. Namanya makhluk biasa, maka kecerdasan mahasiwa doktoral ini pasti begitu beragam. Dapat diasumsikan kecerdasaran mereka ada yang dominan kanan atau dominan kiri--asal jangan kanan kiri seperti baris berbaris, hehe.

Seperti halnya saat mahasiwa doktoral datang ke kampus, mereka yang cerdas dari sisi spritual akan lebih suka membawa buku-buku keagamaan. Mahasiswa yang suka dengan teknologi pasti akan lebih paham aplikasi ter-update saat ini. Asumsi sederhananya, apa yang dibawa oleh mahasiswa doktoral dalam tasnya cukup mencerminkan kepribadiannya--ini cuma tebak-tebak manggis.

"Make up-nya banyak banget?"

"Namanya perempuan, kalau enggak dandan aneh!"

"Kamu yakin, kamu mahasiswa doktoral?"

"Eh, kok, tanya gitu?"

"Coba lihat isi tas!" Perintah si cowok, beruntung bukan lihat isi yang lain.

Si cewek mengeluarkan isi tasnya. Isinya dompet,  lipstik, bedak, parfum, softlens, cairan softlens hingga pembalut yang masih belum diketahui bersayap apa tidak--sepertinya tidak bersayap, karena jika bersayap maka akan terbang.

"Bukunya,  mana?"

"Ini!" Si cewek mengeluarkan buku catatan yang lebih tepatnya seperti buku Diary--dear diary aku kangen dia, ea.

"Kamu yakin calon doktor? Isi tas make up semua!"

"Sayang, aku enggak butuh buku buat belajar di kelas!"

"What?" Si cowok tidak habis pikir wanita yang disayanginya spesies langka macam ini.

"Aku cukup duduk di samping kamu setiap kuliah, karena itu adalah cara kloning kecerdasan yang sangat kreatif dan inovatif."

"Teori macam apa itu?"

"Iya,  teori bahwa kamu adalah buku yang tak akan pernah habis aku baca dan pelajari."

"Besok, kamu duduk sebelah Bu Ira!" si cewek melirik ke arah wanita yang sedang mengandung

"Loh, kok?"

"Biar cepat dalam proses pencetakan generasi penerus bangsa!"

Bandung, 16 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun