Mohon tunggu...
Lina Utami
Lina Utami Mohon Tunggu... -

buah pikir dari karya tangan pada jalur horizontal,yaitu: memperhatikan, menyimak, membaca, dan mengamati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KeMahaSiswaan

13 Agustus 2011   10:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mahasiswa Muslim Ideal

Oleh : Lina Rizqi Utami

Pendahuluan

Dalam sebuah tahapan hidup telah ada ketentuan dasar terhadap pendidikan. Dimulai dari playgroup, TK, SD, SMP, SMU dan kemudian status paling produktif yaitu mahasiswa. Ketika jenjang ini telah kita lalui tahap demi tahap, maka kesempurnaan akan terasa tatkala ilmu yang didapat segera diamalkan. Oleh karena itu, banyak perguruan tinggi yang menawarkan jurusan-jurusan terbaik sebagai modal hidup untuk mendapatkan skill. Pilihan terbaik ada di tangan kita sebagai generasi muda, karena jika salah pilihan maka kita akan kehilangan orientasi untuk menentukan target hidup. Sebagai mahasiswa dituntut untuk menggali ilmu lebih dalam dunia maupun akhirat. Karena orang berilmu adalah pewaris para ulama. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Fatir:28

انما يخشى الله من عباده العلماء

Realita Mahasiswa Zaman Modern

Waktu telah unjuk gigi, dimana manusia bisa mengikuti arus globalnya yang terbentang luas. Mahasiswa jadi santapan lahap oleh sang zaman, ketika mahasiswa tidak mampu membendung arus yang semakin kencang. Contoh dari arus itu adalah pemikiran-pemikiran liberal yang ditawarkan oleh orang orientalis untuk mencuci otak mahasiswa muslim. Kewajiban yang seharusnya di kerjakan oleh seorang mahasiswa jadi terabaikan. Pemikiran yang rasional kini tidak lagi bertumpu pada akal sehat. Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya ada pada diri sendiri. Mungkin sebagian mereka tidak lagi menyadari hakikat seorang penuntut ilmu. Keganasan zaman menjadikan generasi muda kita rusak seiring berkurangnya uswah hasanah dalam menuntut ilmu. Norma dalam tatanan masyarakat telah diabaikan karena pengaruh ghazwul fikri yang menimpa kaum muslimin, mulai dari anak-anak, orang tua dan para remaja. Inilah yang menjadi problematika kegagalan seorang mahasiswa dalam urusan diin, bisa jadi sebagian diantara mereka dimudahkan Allah SWT jalan untuk menuju sukses dunia, tapi tidak untuk ummat, hakikatnya mereka yang sukses tanpa agama, hanya tipuan belaka, seperti sabda Rasulullah SAW

الدنيا ملعونة ملعون ما فيها الا ذكر الله تعالى وما والاه و عالما او متعلما (رواه اترمذى و قال (حديث حسن)

Hakikat Sang Mahasiswa Ideal

Mahasiswa yang terampil ilmu dan agama dan dunia tentu mempunyai strategi jitu, bagaimana kesuksesan mereka sebagai mahasiswa dambaan ummat dan negara, yaitu dengan teknik beradab yang ditanamkan dalam diri, terutama bagi kita yang sedang menyandang status mahasiswa :

1.Menyadari bahwa ilmu itu adalah ibadah.

2.Semakin tinggi ilmu yang kita miliki maka, semakin takut kita kepada Allah.

3.Meneladani kisah para salafus shaleh dalam mencari ilmu, serta keikhlasan mereka dalam menuntut ilmu.

4.Zuhud dan tawadhu terhadap fatamorgana dunia.

5.Mengamalkan dan mengajarkanilmu yang telah didapat. Karena itu merupakan sebuah amalan yang tidak putus-putus pahalanya, seperti sabda Rasulullah SAW :

اذا ما ت ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له (رواه مسلم)

6.Tidak sombong dengan ilmu yang telah dimiliki.

Oleh karena itu, kesadaran yang mulai ditumbuhkan akan mewujudkan hakikat seorang mahasiswa ideal dengan adab dan pengamalan dalam kesehariannya serta melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa.

Mahasiswa adalah dambaan ummat dan negara, karena ditangan mereka akan berlanjut estafet kemajuan Negara. Tapi tidak semua mahasiswa dapat dikatakan penerus bangsa. Yang dikatakan penerus bangsa itu adalah mahasiswa yang ideal, seimbang agama dan dunia. Mereka yang faqih dalam urusan agama, dan eksis dalam urusan dunia, Allah SWT berfirman dalam suratAt-taubah:122

و ما كا ن المؤمنون لينفروا كافة فلولانفرمن كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون

Mahasiswa yang ideal peduli terhadap kemajuan agama dan ummat. Mereka sangat prihatin terhadap perkembangan zaman yang banyak merusak moral kaum muslimin terutama mahasiswa sebagai calon penerus. Mereka berkhidmat untuk organisasi sebagai latihan menjaga amanah, bertanggung jawab, sosialisasi dengan berbagai karakter, disiplin, bertoleransi, dan tentunya belajar sabar. Karena organisasi adalah salah satu wadah untuk mencerdaskan emosional mahasiswa, sedangkan spiritual harus sudah tertanam dari kecil, dan disempurnakan pada masa-masa produktif ini sebagai mahasiswa yaitu dengan ikut kajian islam, talaqqi bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di Mesir, tahfizul qur'an, dan intinya pembinaan diri sendiri untuk dekat dengan Sang Khaliq.

Intelektual akan sempurna ketika pembinaan emosional dan spiritual telah terjalani. Karena sebagai mahasiswa tidak dituntut untuk mengejar gelar dan naik tingkat, tetapikedalaman ilmu lah yang mesti diraih. Allah SWT berfirman dalam surat Taha:114

و قل رب زدنى علماDengan adanya ilmu maka akhirat dapat kita kejar dan dunia dapat kita raih. Keistimewaan orang berilmu sangat banyak, karena ilmu bagai permata di dasar lautan, tak lekang oleh waktu dan tak hapus di makan zaman. Rasulullah SAW bersabda:

عن ابى الدرداء رضى الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول من سلك طريقا يبتغى فيه علما سهل الله طريقا الى الجنة و ان الملائكة لتضع اجنحتها لطلب العلم رضا بما يصنع و ان العلم ليستغفر له من فى السماوات ومن فى الا رض حتى الحيتان فى الماء و فضل العلم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب و ان العلماء ورثة الانبياء و ان الانبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما و انما ورثوا العلم فمن اخذه يحظ وافر( رواه ابو درداء و الترمذى )

Dari hadits diatas jelaslah bahwa orang yang memiliki ilmu mendapat keutamaan, semua yang berada dilangit dan dibumi memintakan ampun kepada Allah SWT untuk sohibul 'ilmi. Karena ilmu itu bagai mutiara dan alam pun bertasbih memuji hamba Allah yang berilmu. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa tanamkanlah azzam untuk cinta kepada ilmu, karena betapa gembiranya ummat dan negara memiliki penerus yang berilmu dan berwawasan luas.

Kesimpulan

Apa yang ditanam itulah yang dituai, seperti itulah hakikat kita sebagai seorang mahasiswa. Apa yang kita usahakan sekarang maka, akan muncul hasilnya dikemudian hari. Sadarilah, apa yang akan kita wariskan oleh anak cucu kalau bukan ilmu yang bermanfaat. Ilmu agama dan dunia. Karena tanpa agama manusia binasa, tanpa ilmu manusia buta, dan tanpa iman manusia sengsara. Tak ada yang patut disombongkan dengan apa yang telah diusahakan. Mumtaz, jayyid jiddan, jayyid bukanlah sebuah kata "final" bagi penuntut ilmu sejati, tetapi mardhotillah lah sebagai tujuan dari penghambaan kita kepada Rabbul Jalal. Asalallahu ta'ala ayyaj'alani wa iyyakum man haa ulaai allazina faqqahu fidinillahi wa 'amiluu wa 'allamu wa nafa'u wa intafa'u bih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun