Mohon tunggu...
Lim Suandi
Lim Suandi Mohon Tunggu... Freelancer - Belum Bekerja

Bukan siapa-siapa kamu. www.limsuandi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang Tak Ada Habisnya

28 Januari 2020   15:24 Diperbarui: 18 Juni 2021   00:46 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perguruan tinggi memiliki program kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Salah satunya adalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang rutin dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) di setiap universitas.

Kegiatan KKN sendiri masih menjadi perdebatan di berbagai pihak. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa program tersebut tergolong tidak relevan lagi untuk dilaksanakan. Tidak sedikitpula yang masih beranggapan bahwa program KKN masih relevan untuk dilaksanakan.

Lokasi Peserta KKN Kurang Tepat

Seringkali pihak kampus menempatkan mahasiswa KKN pada lokasi yang tidak tepat. Alih-alih tujuan KKN sebagai pengabdian, malah terkesan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Pemilihan lokasi yang tidak tepat inilah menjadi momok yang berdampak pada peserta KKN.

Alih-alih KKN untuk masyarakat yang membutuhkan, justru peserta KKN kerap di serang dengan banyak pertanyaan. Alih-alih kehadirannya dibutuhkan, nyatanya cukup banyak yang dipermainkan.

Bagaimana mungkin pihak kampus melaksanakan kegiatan KKN di lokasi perkotaan. Wilayah perkotaan dengan mayoritas masyarakatnya merasa tidak memerlukan mahasiswa KKN. Saya sendiri pernah mendengar cerita teman yang bernarasi tentang kehadiran mereka yang tak dianggap bahkan tidak dibutuhkan.

mereka melaksanakan KKN di kecamatan pada wilayah perkotaan. Kemudian salah satu aparat pemerintahan setempat, sekaligus yang menerima peserta kerap melemparkan celetukan tidak enak untuk di dengar. 

Baca juga : Suka Duka Mahasiswa Tingkat Akhir Bimbingan Skripsi Online di Rumah Saja

"Dek, ngapain lagi sih kalian KKN di disini. Inikan di kota, nggak penting juga kehadiran kalian. Nggak bakal mampu ngasi apa-apa buat masyarakat disini. KKN itu ya di desa bukan kota".

Bukan hanya di perkotaan, justru beberapa peserta KKN di wilayah desa kerap menerima kata-kata sarkas. Permasalahannya terletak pada duit dan duit. 

Meskipun demikian masih banyak desa-desa yang membutuhkan kehadiran mahasiswa KKN. Karena hadirnya mahasiswa ini diharapkan bisa membuka pemikiran mereka tentang pendidikan dan setidaknya membawa wawasan baru.

Terlebih jika beberapa program mahasiswa dapat mengembangkan dan mempermudah sektor ekonomi masyarakat. Seperti kegiatan membantu masyarakat membuat pengairan, pengelolaan pakan ternak, hidroponik, ternak ikan serta hal-hal yang dapat dikembangkan masyarakat setelah peserta KKN meninggalkan lokasi.

KKN Seringkali Menguras Keuangan

Pemerasan seringkali terjadi pada mahasiswa yang melakukan KKN. Sadar atau tidak hal demikian memang kerap terjadi. Gini ya, meskipun tidak sepenuhnya mahasiswa KKN mengalami pemerasan. 

Setidaknya ini merupakan pengalaman orang-orang yang saya temukan. Meskipun saya sendiri selama KKN tidak terjadi tindak pemerasan karena berada pada lokasi yang tepat.

Baca juga :KKN "Back to Village" Universitas Negeri Malang, Mahasiswa Lebih Kreatif di Masa Pandemi

Begini ceritanya. Pernah teman saya mengikuti kegiatan KKN, awalnya tidak ada kesepakatan perihal sewa tempat tinggal dengan pihak Kepala Desa ataupun rumah yang mereka tempati. 

Tiba-tiba pada akhir kegiatan dan hari sebelum mereka dijemput Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mereka dikumpulkan oleh pemilik rumah untuk membayar jumlah biaya selama mereka menginap.

Mengapa harus membayar? Karena tidak ada yang namanya gratis selama mereka tinggal dan menggunakan fasilitas.

Padahal selama menginap mahasiswa mengisi sendiri listrik, beli sendiri gas untuk masak. Meskipun semua peralatan tersebut memanglah barang pinjaman. Biaya yang dimintapun tergolong cukup besar. Bisa mencapai 2jutaan selama mereka tinggal 35 hari dilokasi tersebut.

Terkadang beberapa Kepala Desa sengaja membiarkan peserta KKN tanpa penginapan. Bahkan menyuruh mereka untuk menyewa tempat tinggal, karena Kades tidak ingin rumahnya bising dan banyak orang. 

Ya mau tidak mau harus membayar sewa yang bisa mencapai 4jutaan untuk hanya 1 bulan menempati. Apalagi lokasi teman KKN merupakan wilayah perdagangan dan perusahaan. Ini kasus teman saya yang KKN di wilayah tempat perusahaan penambangan.

Belum lagi untuk membuat kegiatan harus keluar uang sendiri ya.

Baca juga : Pembaharuan Pendidikan melalui Program Kurikulum Merdeka Belajar

Mengapa Tidak Lapor Dosen Pembimbing

Beberapa kasus pernah melapor, dan berhasil pindah lokasi KKN. beberapa gagal karena nomor dosen bersangkutan tidak dapat dihubungi.

Jiwa Rebahan dan Program KKN Tidak Tepat Sasaran

Hal yang turut membuat program KKN hanya sebagai pemenuhan kewajiban adalah ketidak seriusan peserta KKN selama proses. Meskipun lokasi dan tidak ada tindak pemerasan. Jika jiwa rebahan mahasiswa dihadapkan dengan semua anggota yang sama. Siap-siaplah rebahan dan kejaran kegiatan di akhiran.

Terkadang sudah sampai dilokasi dan sudah satu minggu tetapi mahasiswa masih santai dan belum melakukan kegiatan di lingkungan masyarakat. 

Ya seminggu pertama setidaknya posisi yang tepat untuk berkenalan dan melakukan kegiatan identifikasi permasalahan, guna menemukan program kegiatan yang cocok untuk diterapkan. Namun kenyataannya ada cukup banyak peserta KKN yang masih terkurung dan mengurung diri di Posko.

Belum lagi program kegiatan mahasiswa KKN sepertinya tidak begitu tepat sasaran. Selama KKN berlangsung pastilah kegiatan menjadi relawan mengajar di sekolah selalu ada. 

Padahal kegiatan tersebut tidak harus dalam jangka waktu yang lama. Terlebih mahasiswa KKN yang mengajar bukanlah sesuai dengan konsentrasinya di Universitas.

Belum lagi kegiatan mahasiswa KKN mewarnai perbatasan desa ataupun gapura. Ya meskipun saya pikir tidak relevan dengan misi pengabdian pada program KKN.

KKN memang penting asal berada di wilayah yang tepat dan benar membutuhkannya. Suka gemes mendengar cerita KKN dari teman yang banyak mengalami kendala dan cobaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun