Mohon tunggu...
Lim Suandi
Lim Suandi Mohon Tunggu... Freelancer - Belum Bekerja

Bukan siapa-siapa kamu. www.limsuandi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang Tak Ada Habisnya

28 Januari 2020   15:24 Diperbarui: 18 Juni 2021   00:46 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penyambutan peserta KKN. (dok. Pribadi/Lim Suandi)

Terlebih jika beberapa program mahasiswa dapat mengembangkan dan mempermudah sektor ekonomi masyarakat. Seperti kegiatan membantu masyarakat membuat pengairan, pengelolaan pakan ternak, hidroponik, ternak ikan serta hal-hal yang dapat dikembangkan masyarakat setelah peserta KKN meninggalkan lokasi.

KKN Seringkali Menguras Keuangan

Pemerasan seringkali terjadi pada mahasiswa yang melakukan KKN. Sadar atau tidak hal demikian memang kerap terjadi. Gini ya, meskipun tidak sepenuhnya mahasiswa KKN mengalami pemerasan. 

Setidaknya ini merupakan pengalaman orang-orang yang saya temukan. Meskipun saya sendiri selama KKN tidak terjadi tindak pemerasan karena berada pada lokasi yang tepat.

Baca juga :KKN "Back to Village" Universitas Negeri Malang, Mahasiswa Lebih Kreatif di Masa Pandemi

Begini ceritanya. Pernah teman saya mengikuti kegiatan KKN, awalnya tidak ada kesepakatan perihal sewa tempat tinggal dengan pihak Kepala Desa ataupun rumah yang mereka tempati. 

Tiba-tiba pada akhir kegiatan dan hari sebelum mereka dijemput Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mereka dikumpulkan oleh pemilik rumah untuk membayar jumlah biaya selama mereka menginap.

Mengapa harus membayar? Karena tidak ada yang namanya gratis selama mereka tinggal dan menggunakan fasilitas.

Padahal selama menginap mahasiswa mengisi sendiri listrik, beli sendiri gas untuk masak. Meskipun semua peralatan tersebut memanglah barang pinjaman. Biaya yang dimintapun tergolong cukup besar. Bisa mencapai 2jutaan selama mereka tinggal 35 hari dilokasi tersebut.

Terkadang beberapa Kepala Desa sengaja membiarkan peserta KKN tanpa penginapan. Bahkan menyuruh mereka untuk menyewa tempat tinggal, karena Kades tidak ingin rumahnya bising dan banyak orang. 

Ya mau tidak mau harus membayar sewa yang bisa mencapai 4jutaan untuk hanya 1 bulan menempati. Apalagi lokasi teman KKN merupakan wilayah perdagangan dan perusahaan. Ini kasus teman saya yang KKN di wilayah tempat perusahaan penambangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun