Pendidikan memegang peranan krusial dalam pembentukan karakter individu. Seiring dengan semakin pesatnya globalisasi, mobilitas mahasiswa antar daerah semakin meningkat. Mahasiswa rantau, yang memilih untuk menuntut ilmu di luar daerah asal, kerap kali dihadapkan pada berbagai kendala dalam proses belajar. Salah satu tantangan terbesar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan yang berbeda dan tekanan sosial akibat perbedaan latar belakang budaya.
Efektivitas belajar mahasiswa rantau dan non-rantau telah menjadi topik yang menarik dalam penelitian pendidikan. Studi ini akan menganalisis secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kinerja akademik antara kedua kelompok mahasiswa tersebut, serta implikasi dari temuan ini bagi pengembangan kebijakan pendidikan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar
- Lingkungan Belajar:
- Mahasiswa Rantau: Biasanya menghadapi lingkungan belajar yang lebih kompetitif dan beragam. Mereka harus beradaptasi dengan budaya baru, teman sebaya yang berbeda, serta fasilitas yang mungkin berbeda dengan kampus sebelumnya.
- Mahasiswa Non-Rantau: Lingkungan belajar cenderung lebih familiar, namun bisa juga lebih santai. Dukungan sosial dari keluarga dan teman dekat dapat menjadi motivasi, namun juga bisa menjadi distraksi.
- Manajemen Waktu:
- Mahasiswa Rantau: Terbiasa mengelola waktu secara mandiri untuk belajar, bekerja paruh waktu, dan kegiatan sosial.
- Mahasiswa Non-Rantau: Mungkin lebih bergantung pada jadwal yang telah diatur oleh orang tua atau lingkungan sekitar.
- Motivasi:
- Mahasiswa Rantau: Motivasi intrinsik seringkali lebih tinggi karena mereka memilih untuk merantau demi mencapai tujuan akademik.
- Mahasiswa Non-Rantau: Motivasi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti harapan orang tua atau lingkungan sosial.
- Dukungan Sosial:
- Mahasiswa Rantau: Membutuhkan waktu untuk membangun jaringan sosial baru. Dukungan dari teman sebaya dan komunitas mahasiswa sangat penting.
- Mahasiswa Non-Rantau: Memiliki jaringan sosial yang sudah terbentuk, namun bisa juga merasa tertekan oleh ekspektasi keluarga.
- Kesehatan Mental:
- Mahasiswa Rantau: Rentan mengalami stres, kecemasan, atau homesick yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.
- Mahasiswa Non-Rantau: Meskipun memiliki dukungan sosial yang kuat, tetap bisa mengalami masalah kesehatan mental akibat tekanan akademik atau masalah pribadi.
Studi EmpirisÂ
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur berbagai aspek efektivitas belajar, termasuk motivasi, kemampuan adaptasi, dan hasil akademik. Data akan diperoleh dari sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian.
- Motivasi Belajar Â
Mahasiswa rantau cenderung memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi. Mereka sering kali berusaha keras untuk mencapai tujuan akademis karena mereka telah meninggalkan rumah dan berinvestasi dalam pendidikan mereka. Sebaliknya, mahasiswa non-rantau mungkin tidak merasakan tekanan yang sama untuk berprestasi. - Adaptasi Lingkungan
Mahasiswa rantau menghadapi tantangan adaptasi yang lebih besar, seperti perbedaan budaya dan lingkungan sosial baru. Hal ini dapat menyebabkan stres dan homesickness, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi konsentrasi dan efektivitas belajar. Sementara itu, mahasiswa non-rantau biasanya lebih nyaman dengan lingkungan sekitar mereka. - Hasil Akademik
Analisis data menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa rantau memiliki motivasi yang lebih tinggi, hasil akademik mereka tidak selalu lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa non-rantau. Ini mungkin disebabkan oleh kesulitan dalam beradaptasi dengan sistem pendidikan baru.
Implikasi dan Saran
- Peningkatan Dukungan Psikologis: Institusi harus menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa rantau untuk membantu mengatasi masalah homesickness dan stres.
- Pentingnya dukungan sosial: Baik mahasiswa rantau maupun non-rantau membutuhkan dukungan sosial yang kuat untuk dapat belajar secara efektif.
- Perlunya program adaptasi: Perguruan tinggi perlu menyediakan program adaptasi yang baik untuk membantu mahasiswa baru, terutama mahasiswa rantau, untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
- Pentingnya keseimbangan: Mahasiswa perlu menyeimbangkan waktu belajar dengan kegiatan sosial dan istirahat.
- Mencari bantuan jika diperlukan: Jika mengalami kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari dosen, konselor, atau teman sebaya.
Efektivitas belajar mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, bukan hanya status sebagai mahasiswa rantau atau non-rantau. Baik mahasiswa yang tinggal di kota asal maupun yang merantau memiliki potensi yang sama untuk meraih prestasi akademik. Meskipun mahasiswa rantau seringkali memiliki motivasi yang kuat, mereka juga menghadapi tantangan unik seperti adaptasi dengan lingkungan baru. Untuk itu, dukungan yang komprehensif dari institusi pendidikan sangat diperlukan agar mahasiswa rantau dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.
---
REFERENSI
Anabillah, A.R., Kurniawan, A.F., & Avezahra, M.H. (2023). Regulasi Belajar Mahasiswa Rantau Jurusan Psikologi Semester 5 Universitas Negeri Malang yang Bekerja. Flourishing Journal. https://www.semanticscholar.org/paper/2b5648141739ae8286f4e396c67ec09b70d89235
Fauzi, A., Rahmatih, A.N., & Haryati, L.F. (2022). ANALISIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR GEOMETRI MAHASISWA GURU SEKOLAH DASAR. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education). https://www.semanticscholar.org/paper/ecd59da6647691b7352465aa99640b1e03164567
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H