Makanan mengandung daging yang dipersembahkan adalah dana yang tidak murni karena melibatkan suatu peristiwa pembunuhan langsung dalam proses terhidangnya makanan itu. Bila seekor ayam tidak dibunuh untuk diambil dagingnya, lalu darimana sepotong ayam bakar dada dapat dinikmati?
Di masa sekarang, tradisi mengundang anggota sangha untuk makan siang masih sering dilakukan di Indonesia. Undangan tersebut tersebut kadang dilakukan di rumah-rumah makan yang menyediakan makanan yang mengandung daging.Â
Apalagi bila seorang perumahtangga mengundang anggota sangha untuk makan siang di restoran dan mempersembahkan makanan yang mengandung daging yang dimasak di restoran tersebut, dapat disimpulkan bahwa daging-daging yang tersedia di restoran tersebut adalah daging yang dipesan secara khusus oleh pihak restoran untuk memuaskan selera pelanggannya.  Darimana  asal daging-daging itu? Â
Daging itu dengan mudah diketahui berasal dari pembunuhan langsung karena pasti berasal dari hewan yang dengan sengaja dibunuh untuk diambil dagingnya. Â Dana makanan yang mengandung daging dapat dengan mudah dan cepat dikelompokkan sebagai dana yang tidak murni
Dana makanan yang mengandung daging merupakan jenis dana yang tercemar dengan kesalahan.
Mingun Sayadaw (2) memberikan uraian tentang dua jenis dana:
2 jenis dana; yang tercemar dengan kesalahan, dan dana yang tidak tercemar kesalahan. Memberikan makanan dengan daging yang merupakan hasil dari pembunuhan hewan adalah contoh dana yang tercemar dengan kesalahan. Dana ini termasuk kemurahan hati yang disertai dengan ketidakbajikan. Mempersembahkan makanan yang tidak melibatkan pembunuhan adalah dana yang tidak tercemar kesalahan. Dana jenis ini termasuk dana yang disertai kebajikan.
Ajaan Dune Atulo  juga memberikan dorongan kepada anggota sangha untuk berpraktik vegetarian, sekaligus menjelaskan bahwa daging diijinkan selama memenuhi tiga syarat. Dalam pendapatnya mengenai mengomsumsi makanan vegetarian, beliau menyatakan: (3)
"Ketika seorang samana menerima persembahan empat kebutuhan, dia seharusnya merenungkannya terlebih dahulu. Jika, saat merenungkan, ia memahami bahwa makan daging adalah salah satu bentuk penindasan dan tidak menunjukkan welas asih kepada hewan, ia tidak boleh makan daging itu dan seharusnya makan makanan vegetarian."
Vegetarian cocok dengan ajaran Buddha karena dana makanan vegetarian merupakan pemberian yang baik, murni, dan bebas dari kesalahan. Ketika seorang perumahtangga memberikan dana makanan vegetarian kepada anggota sangha, dia bebas dari kesalahan melakukan kemurahan-hati yang disertai dengan ketidakbajikan. Â Dan sebaliknya, dengan memberikan dana makanan yang mengandung daging, maka ia melakukan praktik kemurahan hati yang disertai dengan ketidakbajikan.Â
Dengan berdana makanan vegetarian, tidak ada hewan yang dibunuh untuk diambil dagingnya dalam sepiring makanan yang dipersembahkan kepada para samana yang sedang menjalankan kehidupan suci. Berdana makanan vegetarian kepada anggota sangha adalah praktik dana yang sesuai dengan ajaran Buddha.