[caption id="attachment_175714" align="alignleft" width="300" caption="(Sumber: The Freedom Inst.) "][/caption] Untuk Gunawan Muhammad (GM): Terlalu lama Anda mengembalikan hadiah dari Freedom Institute itu! Kasus Lapindo sudah sejak kapan? Mungkin masih nunggu-nunggu niat baik dari keluarga Bakrie ya yang ternyata kok ya nggak muncul-muncul juga. Keluarga Bakrie, menurut GM merasa tidak bersalah dengan kasus lumpur Bakrie, eh, lumpur Lapindo; Goenawan Kembalikan). Bisa jadi ya? Mengingatkan saya pada seorang rentenir kelas teri, saya anggap juga keluarga Bakrie yang merasa tidak bersalah ini sebagai rentenir, rentenir kelas kakaplah, yang juga tidak merasa bersalah membunga-bungakan uang dengan bunga mencekik. Malang nian, yang memerlukan uang dari seorang rentenir adalah mereka yang miskin dan tak punya akses pengetahuan serta informasi yang memadai. Bahkan rentenir pun mungkin lebih baik daripada keluarga Bakrie yang bisa berpesta pora di Bali menghabiskan milyaran bahkan triliunan mungkin untuk sebuah pesta pernikahan anggota keluarga sementara warga yang kena lumpur Lapindo sudah sejak lama megap-megap karena lumpur Bakrie, lumpur Lapindo. Benar-benar sudah kehilangan rasa-malu! Otak rentenir itu pada umumnya konon mengerikan karena yang ada didalam otaknya hanya soal uang dan bagaimana mencari sebanyak mungkin untung material tanpa peduli bagaimana caranya. Nah, sama kan dengan modus keluarga Bakrie ini yang juga tak peduli dengan penderitaan masyarakat yang kena lumpur Bakrie, eh, lumpur Lapindo. Rentenir pun bisa menghalalkan segala cara untuk menguras sesamanya; memakai cara-cara haram. Rentenir juga harus bersaing dengan sesama rentenir yang mempergunakan modus yang kurang lebih sama. Dalam dunia bisnis yang tak begitu beretika, sama saja kan. Para pemilik bisnis besar suka berpura-pura suci dengan bahkan mendirikan dan mensponsori kegiatan-kegiatan yang nampak manusiawi padahal hal ini untuk menutup-nutupi tindakan-tindakan tidak manusiawi bahkan biadab mereka. Salutlah untuk Franz Magnis-Suseno yang ogah hadiah dari keluarga seperti Bakrie. Untuk apalah hadiah macam itu? Haram! Rizal Mallarangeng, abang Andi Mallarangeng adalah dirut the Freedom Institute, yang free-free saja menghancurkan kehidupan warga yang kena lumpur Lapindo, bilang bahwa penghargaan dari the Freedom Institute tak ada motif politiknya. Alamaak! Apa Rizal Mallarangeng ini kira orang selugu yang dia perkirakan apa ya? SERIGALA BERBULU DOMBA! Untuk semua penerima hadiah dari the Freedom Institute, kembalikanlah uang haram itu! Malulah sikik terhadap sesama yang menderita karena ulah keluarga Bakrie. Terlambat tidak apa-apa daripada tidak sama sekali. Kalau uang sudah terlanjur habis, ya, paling tidak Anda-anda penerima hadiah dari the Freedom Institute mengembalikan penghargaan itu tanpa uang --- yang paling penting kan bukan uangnya tetapi sikap Anda-anda! Kalau uang, keluarga Bakrie jelas tak kekurangan uang. Mereka bahkan bisa menjadikan uang sebagai bahan bakar di perapian mereka di rumah-rumah mereka di negeri empat musim saat musim salju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H