[caption id="attachment_38232" align="alignleft" width="300" caption="Yang Tak Terlupakan dari HK (Foto oleh: LTS)"][/caption] Salah satu hal yang paling menarik dalam kehidupan ini menurut saya adalah kejutan, entah itu menyenangkan atau menyedihkan. Yang menyedihkan, kalau sudah berlalu sering menjadi hal yang menyenangkan juga. Ya kan, hehe...! Kecuali mungkin kematian orang-orang yang kita cintai. Itu beratlah; hanya Tuhan dan Surga yang bisa menghibur hati kita yang paling dalam. Saya tipe pembosan dengan hal-hal yang sudah oke. Maksud saya dengan oke di sini adalah segala sesuatunya sudah terjadwal. Dalam segala sesuatu yang terjadwal, sulit menemukan kejutan. Kejutan sebenarnya bisa kita ciptakan sendiri asal ada keberanian. Huhu...! Ada-ada saja! Saya punya beberapa pengalaman dalam menciptakan kejutan tapi kali ini satu dululah. :) Bukan berarti saya ahli kejut-mengejut lo ya. Akhir Agustus lalu saya ada pertemuan di Hongkong. Pertemuan itu rada membosankan juga karena ya itu tadi, semua sudah terjadwal. [caption id="attachment_38234" align="alignright" width="300" caption="Pemandangan ke arah laut, The Chinese University of HK (Foto oleh: LTS)"][/caption] Jadi saya mencari kegiatan yang tidak terjadwal, pergi jalan-jalan ke The Chinese University of Hong Kong. Pada hari tidak-terjadwal ini, usai pertemuan, saya mengajak dua orang teman saya ikut, saya rada maksa juga agar mereka ikut yang akhirnya mereka sangat suka juga. Saya telah membuat janji dengan seorang dosen di Divinity School of Chung Chi College, Prof. Lap Yan KUNG. Beliau ini antara lain mengajar mata kuliah: Teologi Kematian. Keren kan. Eh, professor ini kenal pula sama dosen saya sewaktu di Jogja. Senang saya. Dunia kecik juga ternyata. Sempat mengobrol soal topik ini di kantin universitas menunggu Joon Lucas datang. Lucas terlambat bangun soalnya sehari sebelumnya dia kelayapan di pekuburan Kristen di Hong Kong mencari kuburan seorang yang dia kagumi:Karl Friedrich August Gützlaff yang lahir pada tahun 1803. Saya akan cerita tentang orang ini lain kali. Setelah Lucas datang, pergi bersama Pak KUNG, professor yang baik hati itu ke departemen Konfusianisme di pojok atas universitas itu. Pak Kung mengajak kami berjalan ke pojok yang terletak di ketinggian. [caption id="attachment_38235" align="alignleft" width="300" caption="Joon Lucas, LTS dan Prof. Lap Yan Kung (Foto oleh: Myriam) "][/caption] Waaaw! Pemandangan yang luar biasa indah. Tempat itu sepi. Cocok untuk meditasi atau sekedar duduk-duduk. Berada di sana sekitar 30 menit merupakan waktu paling baik saya selama berada di Hong Kong selama seminggu lebih itu. Satu menit pun berada di tempat itu, tetaplah itu merupakan waktu saya paling baik di sana. Ocean Park yang terkenal itupun tak bisa menggantikan keindahan sebuah pojok di ketinggian di departemen Konfusianisme di The Chinese University of Hong Kong itu. Sulit menjelaskan bagaimana persisnya perasaan berada di sana. Kalau Anda ke Hong Kong, silahkan pergilah ke sana. Prof. Kung saya yakin akan sangat senang membawa Anda ke sana dan memberikan tour di universitas itu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H