Mohon tunggu...
liman dirachmat
liman dirachmat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

KKN Tematik 2022 UPI: Promosi Video Desa Lamajang Pangalengan sebagai Desa Wisata

20 Agustus 2022   16:31 Diperbarui: 20 Agustus 2022   16:35 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan konstribusi nyata dalam adanya fasilitas kesehatan dan keamanan dalam tempat bekerja, melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Perberdayaan Masyarakat berbasis SDG’s Desa. Kegiatan..

Berdasarkan domisili mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok besar dengan tema yang sudah ditentukan, dan kelompok besar itu dibagi menjadi kelompok – kelompok kecil.

Dalam kelompok KKN 91 ini bertemakan “Pertumbuhan Ekonomi Merata”. Kelompok 91 adalah salah satu dari kelompok KKN Tematik UPI 2022.  Kelompok kami meeupakan kelomok kecil dari Kelompok 91 yang mendapatkan sub tema “Peningkatan Kunjungan Wisata dan Kontribusi Wisata untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Desa”.

Desa Lamajang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Dengan mengusung sub tema ‘Peningkatan Kunjungan Wisata dan Kontribusi Wisata untuk PDB Desa’ bidang pariwisata di Desa Lamajang masih perlu dikembangkan. 

Terdapat beberapa tempat wisata alam yang ada di Desa Lamajang seperti Rumah Adat Cikondang, Fajar Alam, dan Bukit Eon. Tetapi tempat wisata tersebut masih kurang dikenal oleh masyarakat luar, karena kurangnya promosi mengenai tempat wisata yang ada di Desa Lamajang.

dok pribadi
dok pribadi

Desa Lamajang adalah desa yang menarik, selain memiliki tempat wisata alam seperti Rumah Adat Cikondang, Fajar Alam, dan Bukit Eon, Desa Lamajang juga menyajikan wisata - wisata adat kesenian sunda seperti Beluk, Tarawangsa, Pencak Silat, Sisingaan, dan masih banyak lagi yang dimana para wisatawan dapat mencoba kesenian - kesenian tersebut secara langsung. Kesenian - kesenian adat seperti ini sudah hampir punah di masa modern ini. 

Desa Lamajang berusaha mempertahankan adat kesenian ini agar tidak punah. Desa Lamajang mengajak dan melatih para pemuda disana untuk memainkan peran dalam kesenian - kesenian adat dan menyebarkan kesenian - kesenian itu kepada para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kesenian - kesenian adat disana.

Rumah Adat Cikondang

dok pribadi
dok pribadi

Rumah Adat Cikondang ini merupakan ikon dari Desa Wisata Lamajang. Rumah adat ini sudah berusia 370 tahun. Menurut juru kunci rumah adat cikondang, aturan untuk masuk ke rumah adat ini adalah harus beragama islam dan sedang tidak haid bagi perempuan. 

Di dalam rumah adat tersebut terdapat sebuah ruangan yang berisikan pusaka dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memasuki ruangan tersebut. Tapi tenang saja, bagi yang tidak bisa memasuki rumah adat cikondang masyarakat Desa Lamajang membuat Replika Rumah Adat Cikondang. Replika rumah adat ini dinamakan Bale Paseban.

Di sekeliling Rumah Adat Cikondang pun terdapat beberapa tempat yang dapat dikunjungi, di antaranya Hutan Larangan yang berada tidak jauh dari Rumah Adat Cikondang. 

Hutan Larangan ini merupakan tempat bersembunyinya para warga dari para penjajah dan dikatakan hutan tersebut menjadi lokasi berkumpulnya para wali. Menurut juri kunci bagi orang yang memiliki karunia lebih dari Sang Pencipta, lokasi tersebut tidak terlihat seperti hutan pada umumnya tetapi merupakan sebuah keraton.

Para warga dan wisatawan menghargai akan adanya kepercayaan tersebut sehingga untuk pengunjung yang akan masuk kedalam Hutan Larangan diharapkan untuk dapat melepas alas kakinya.

Pada saat malam hari, pengunjung dapat melakukan ziarah ke makam adat yang berada tidak jauh dari Rumah Adat Cikondang. Makam ini merupakan makam dari para juru kunci terdahulu dan diyakini terdapat pula makam dari wali yang menyebarkan Agama Islam di wilayah tanah Pasundan. 

Makam ini terlihat dari luar hanya seperti rumah tradisional pada umumnya, namun ketika kita memasuki rumah tersebut di sana ada makam dari para juru kunci terdahulu dan wali. 

Makam ini dapat pula dikunjungi pada pagi, siang atau sore untuk mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut terkait makam tersebut tanpa ada maksud untuk menziarahi makam tersebut.

Masyarakat disekitar Rumah Adat Cikondang masih melestarikan penumbukan padi menggunakan Lisung dan Jubleg. Keunikan yang ada disana adalah upacara penutupan penumbukan padi yang biasa disebut “Gondang”. Pada upacara ini menggunakan 2 buah lisung, dimana lisung yang lebih panjang menggambarkan laki - laki sedangkan lisung yang lebih pendek menggambarkan perempuan.

Posisi peletakan kedua lisung pun tidak dapat diletakan sembarang tempat, lisung yang lebih panjang (yang menggambarkan sebagai laki - laki) diletakan lebih maju daripada lisung yang pendek, hal ini mengibaratkan bahwa seorang laki laki menjadi seorang imam perempuan.

Penumbukan padi ini hanya dapat dilakukan oleh para wanita dengan menggunakan antan sebagai alat penumbuknya. Setelah dilakukan penumbukan padi, para wanita membuat irama dengan memukul-mukulkan antan yang dipegangnya ke lisung yang ada di depannya.

Setiap tanggal 1 Sura selalu diadakan acara wuku tahun yang dimana acaranya disebut “sembah bumi”. Acara ini bukan menyajikan sesajen, tetapi memanen semua hasil alam mulai dari persawahan, perkebunan, dan perkebunan lalu diolah dan disajikan bersama - sama dengan para pengunjung juga. 

Sajian ini harus berasal dari hasil olahan sendiri, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan, hingga kayu yang digunakan sebagai bahan bakar.

Ingin melihat lebih lengkap tentang Rumah Adat Cikondang dan apa saja yang ada disana? silahkan simak video berikut,

https://www.youtube.com/watch?v=7rLGBlaSI90


Fajar Alam

dok pribadi
dok pribadi

Fajar Alam merupakan tempat wisata alam yang terdapat di Desa Lamajang. Tempat wisata ini masih belum dibuka untuk umum karena masih banyak pembangunan yang harus diselesaikan. Fajar alam bisa dijadikan tempat camping bagi para wisatawan. Pemandangan dari Fajar Alam juga sangat indah dan bernuansa hijau yang bisa menyegarkan mata. 

Nantinya Fajar Alam ini akan membuka beberapa permainan untuk para pengunjungnya seperti Outbound yang di dalamnya ada Flying Fox, spider web hingga bersepeda di atas tali. Selain itu, Fajar Alam pun memiliki beberapa spot untuk foto yang sangat bagus dengan latar belakang pemandangan gunung hingga sawah yang hijau memanjakan mata.

Bukit Eon

dok pribadi
dok pribadi

Dengan udara bersih dan sejuk yang dimiliki Desa Lamajang ini, Desa Lamajang cocok untuk dijadikan salah satu objek wisata untuk sekedar menghilangkan beban pikiran sehari-hari. 

Bukit Eon merupakan tempat wisata alam yang terdapat di Desa Lamajang juga dan posisinya lebih tinggi dari Fajar Alam. Disana kita bisa melihat pemandangan bendungan milik Perusahaan PLN. Lokasi Bukit Eon sendiri dimiliki oleh PLN sehingga para pengunjung tidak dapat untuk mendirikan kemah di lokasi tersebut.

Kesenian Adat

Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan kebudayaan serta kesenian adat. Setiap adat mempunyai tradisinya masing - masing sehingga memberikan warna tersendiri pada Indonesia. 

Di Desa Lamajang terdapat beberapa Tradisi Kesenian Adat yang hingga saat ini masih terus dilestarikan dan terus melekat di dalam kehidupan warga Desa Lamajang, yaitu Kesenian Tarawangsa, Beluk, Sisingaan, Bambu Gila, Pencak Silat, Dan lain-lain.

Kesenian Tarawangsa 

dok pribadi
dok pribadi

Merupakan sebuah kesenian penyambutan bagi hasil panen padi. Namun, masyarakat di Desa Lamajang melestarikan kesenian Tarawangsa ini sebagai rasa syukur atas kebahagiaan yang telah diberikan oleh Allah SWT. 

Biasanya kesenian adat ini dilakukan oleh masyarakat Desa Lamajang setelah selesai acara pernikahan dan acara ulang tahun. Kesenian Tarawangsa dilaksanakan dengan memainkan alat musik seperti biola dan terkadang diiringi oleh alat musik tradisional lainnya seperti kecapi.

Kesenian Beluk

dok pribadi
dok pribadi

Merupakan salah satu jenis seni tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat Sunda yang berupa alunan suara yang dialunkan oleh beberapa orang dengan menggunakan aturan pupuh-pupuh yang kita kenal tanpa diiringi dengan musik apapun. 

Masyarakat Desa Lamajang biasa melaksanakan kesenian Beluk pada orang yang telah melahirkan setelah 40 hari. Selain itu, masyarakat desa sering melaksanakan kesenian Beluk pada acara pernikahan dan sunatan. Kesenian Beluk dilaksanakan sebagai sebagai ucapan rasa syukur telah dikaruniai seorang anak.

Kesenian Sisingaan

dok pribadi
dok pribadi

Biasa dijumpai saat acara khitanan, penerimaan tamu maupun hari - hari besar. Kesenian Sisingaan pada umumnya oleh seorang anak kecil. Kesenian ini dimainkan dengan musik, sehingga para pengangkat tandu melakukannya dengan gerakan tarian. 

Masyarakat desa Lamajang melakukan Kesenian Sisingaan ini dengan cara bergerak terus mengelilingi desa sampai kembali lagi ke tempat semula.

Bambu Gila

dok pribadi
dok pribadi

Merupakan kesenian memainkan sebuah bambu dengan ukuran bambu sepanjang 2,5 meter dan diameter 8 cm. Pada kesenian ini, memerlukan 5 orang dan dirasuki oleh 5 makhluk halus di setiap para pemegangnya, makhluk halus itu nantinya akan mengarahkan bambu ke tempat yang dia inginkan dan yang memegangnya harus menahan bambu tersebut agar tidak lepas dari pegangan.

Pencak Silat

dok pribadi
dok pribadi

Merupakan sebuah kesenian kebudayaan manusia Indonesia dalam membela serta mempertahankan eksistensi dan integritas. Pencak silat sebenarnya merupakan ilmu bela diri, akan tetapi Masyarakat Desa Lamajang dalam melakukan Kesenian ini mereka tidak bertarung melainkan hanya mengeluarkan teknik bela diri dengan diiringi oleh musik tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun