Mohon tunggu...
Lily Yulianti Farid
Lily Yulianti Farid Mohon Tunggu... -

Jurnalis dan penulis fiksi yang aktif mengembangkan jurnalisme warga (citizen journalism, CJ). Salah seorang pendiri www.panyingkul.com, portal CJ pertama di Indonesia, yang berbasis di Makassar, kolumnis di Ohmynews International, situs CJ terbesar di dunia yang bermarkas di Seoul dan Nytid, majalah berita di Oslo, Norwegia. Menulis blog dan menayangkan tulisannya di www.lilyyuliantifarid.com. Pernah bekerja di Harian Kompas, Radio Australia Melbourne dan Radio Jepang NHK World, Tokyo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Chip Apa yang Ada di Kepala Pak Chappy?

31 Juli 2009   01:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:53 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau bertemu orang pintar, almarhumah nenek saya sering bertanya: "Makan apa dia sampai sepintar itu?"

Karena saya merasa lebih canggih dan hidup di era informasi, pertanyaan nenek saya modifikasi: "chip apa yang ada di kepala orang itu, sampai dia pintar begitu?"

Dunia kita hari ini pada dasarnya banyak dibantu chip mungil yang ada di dalam berbagai perangkat canggih, bukan? Chip adalah isi otak hanphone, komputer, laptop dan segala benda elektronik modern yang bergelantungan di kehidupan kita.

Pagi ini, menyambut peluncuran buku Cat Rambut Orang Yahudi, karya The Real Blogger Kompasiana, Chappy Hakim, saya pun penasaran: "Chip apa yang ada di kepala Pak Chappy?"

Jawabannya saya dapatkan dalam buku Digital Citizenship, The Internet, Society and Participation (Mossberger, Tolbert and McNeal, MIT 2008).

Biar kedengaran canggih, chip di kepala Pak Chappy itu saya namakan Digital Citizenship juga.

Istilah ini merujuk pada partisipasi aktif warga, dalam kegiatan ekonomi, sosial dan politik, yang dimungkinkan berkat akses Internet.

Pak Chappy dengan segala dedikasi dan tingkat produktivitasnya yang mengagumkan di Kompasiana, telah menunjukkan aktivitas dalam kategori "civic engagement".

Menurut Mossberger dkk, pertanyaan yang menggelitik para peneliti selama ini terkait partisipasi warga dunia maya adalah: "Apakah Internet memberikan akses yang lebih luas pada pengetahuan politik dan memungkinkan partisipasi dalam proses demokrasi? Apakah Internet mendorong ketertarikan warga terhadap isu dan diskusi politik? Apakah keuntungan digital citizenship bagi pelibatan warga dalam diskusi (sosial) dan politik?

Kata kuncinya memang peluang partisipasi dan amunisi untuk berpartisipasi. (ada teman yang nyelutuk: ssst.. Pak Chappy kan pensiunan, makanya punya banyak waktu luang ngeblog...  -oh come on, tetangga saya juga pensiunan, tapi kerjanya merenungi masa lalu hingga ia terserang post power syndrome hehehe)

Pak Chappy punya amunisi berupa akumulasi pengetahuan dan pengalaman ditopang oleh keterampilan menulis. Ia dengan sadar menjadi pemain aktif dalam poros sharism yang menjadi urat nadi user-generated content (UCG) media, seperti Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun