Ketika agama menjadi media untuk politik dan kekuasaan. Ironisnya diantara mereka banyak yang terjatuh dan melupakan ajaran. Apakah kita termasuk salah satunya?
Sama dalam kisah hidup Yesus, mereka meminta agar Yesus yang tak bersalah di Salib, sedangkan Barabas yang terkenal dengan kejahatannya malah dibebaskan.
Seperti juga dalam kasus Pak Ahok. Ada saja yang tidak suka dan ingin menjatuhkannya.
Namun hendaknya kita berpikir dan melihat KERJA NYATA beliau apalagi dalam memberantas KORUPSI!
Hendaknya kita melihat hasil kerjanya bukan hanya sekedar melihat RAS!
Kita sama-sama manusia. Kita menghirup udara yang sama dan makan nasi.
Lalu apa yang membedakannya? Apa hanya karena agama dan ras, lalu kita menolaknya?
Bijak-bijaklah dalam memilih. Ntah apa yang membutakan kita. Mengapa kita gelap batin? Apa hanya sekedar nasi bungkus?
Tak perlu saling tuding. Introspeksi masing-masing. Apakah kelakuan kita sudah mencerminkan ajaran agama yang dianut atau malah mencoreng agama sendiri?
Renungkan kalau kita seolah-olah membela agama. Apa benar itu? Atau hanya sekedar membela egonya masing-masing.
Agama tak perlu dibela dengan kekerasan. Ia tak butuh itu. Yang terutama adalah apakah perilaku kita sudah mencerminkan ajaran para Nabi.
Kita punya kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. Pilihan ada ditangan kita. Mau mengikuti jalan yang benar atau sekedar egomu sendiri?
Siapa yang sesungguhnya kafir?
Semoga semuanya hidup bahagia,damai, tentram, dan sejahtera. ☺
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI