Perayaan ulang tahunku sangatlah sederhana, namun saya bahagia bisa merayakannya bersama orang yang paling kucintai, yaitu ibu. Mengisi hari ini dengan kebajikan dan sekaligus perenungan terhadap jasa orangtua, hal ini lebih bermanfaat dan bermakna sehingga meninggalkan memori yang indah.
Hari ini ada yg berbeda. Karena hujan dari subuh sampe pagi, siang juga gerimis untuk daerah Jakarta.
Setelah terjaga dari lelapnya semalam, seperti biasa berdoa terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas. Seusai itu, saya menikmati sarapan. Kemudian, mama bangun dan turun ke tempat kuberada mengucapkan,"Selamat ulang tahun ya."
Oh. Hari ini saya berulang tahun. Saya bertambah tua setahun.
Sesungguhnya, ini tepatnya hari mama. Dimana mama mengandung dan melahirkan saya ke dunia ini. Ya, meskipun papa juga sayang sama saya, namun saya lebih dekat ke mama. Ya, wajar saja karena mama mengandung dan melahirkan. Jadi, sebelum saya dilahirkan dan masih berupa janin, saya dan mama saling terhubung.
Hari ini saya mengajak mama ke tempat ibadat. Kami berdua sembahyang bersama.
Dengar dari cerita mama, saya dilahirkan tidak membutuhkan usaha yang extra. Ya, mungkin karena saya anak ke 3, jadi lebih mudah dilahirkan. Dokternya belum datang, tapi saya uda keburu mau keluar. Proses melahirkan juga cepat.
Saya sangat bersyukur pada orangtua. Pernah saya berkata pada mama, satu-satunya orang di dunia ini yang paling kucintai selain diriku adalah mama. Kemarin, sebelum tidur saya sempat berbincang pada beliau,"Kita bisa jadi ibu dan anak ini merupakan jodoh yang kuat."
Prinsip hidup saya adalah tidak mau menyusahkan orang lain apalagi orangtua, namun terkadang saya merasa belum bisa menjadi anak yang mereka harapkan. Saya berusaha untuk membahagiakan beliau. Sesungguhnya, saya ingin memberikan yang terbaik. Namun, terkadang timbul kekecewaan dan malah menambah beban pikiran mereka. Saya menasehati beliau,"Semua butuh proses dan tiada yang instan. Untuk saat ini saya belum mampu menjadi anak yang diharapkan orangtua, namun saya berusaha."
Waktu saya masih kecil, ya namanya anak kecil masih polos, saya suka melihat mamaku kerja di dapur dan membantu beliau. Oleh karena itu, mama sayang sama saya. Kata mama aku lucu dan baik. Kemudian, tangan-tanganku yang masih kecil, memijat tangan, kaki, tubuh, jidat, dan pelipis mama.
Seiring berjalannya waktu dan beranjak remaja, saya pernah cekcok dan berselisih paham. Menurut kita, terkadang pemahaman orangtua belum tentu benar, namun kalau kita mempertahankan pendapat dengan cara yg tidak tepat, kita sendiri juga yang tidak benar. Pernah sampai saya membuat mama sedih dan marah.
Mungkin tidak bisa dihitung lagi kesalahan yang telah kuperbuat. Tapi, orangtua tetap saja menerima anaknya dengan kelembutan dan kehangatan.
Saya merenung, sejahat-jahatnya orang tentunya ia lahir dari seorang ibu. Bagiku, makna seorang ibu adalah perwujudan kasih yang nyata dan murni di dunia ini. Kasih seorang ibu tanpa batas pada anaknya. Oleh karena itu, kita punya benih cinta kasih dalam diri masing-masing. Tergantung kita menumbuhkembangkannya atau membiarkannya begitu saja.
Saya perlahan-lahan menuju tua. Saya melangkah 1 tahun mendekati kematian. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi 30 menit, 60 menit, 90 menit kedepan. Saya tak tahu apa yang akan terjadi esok. Apakah akan terjadi hal baik atau buruk? Apakah berjalan sesuai dengan yang kuharapkan atau tidak? Saya tidak tahu. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Namun, saya berusaha menjalani hidup sadar penuh perhatian tiap momen. Hadir sepenuhnya di saat ini. Sadar akan nafas masuk dan nafas keluar. Bersyukur akan hidup dan berkah di sekitar. Bersyukur masih bisa bangun, berjalan dan dalam kondisi sehat. Bersyukur masih mempunyai orangtua. Sesungguhnya banyak hal yang mesti disyukuri.
Saat berjalan bersama mama, teringat dulu waktu kecil mama menggandeng tanganku dan membantuku menyebrang jalan. Kini, keadaan sudah berbalik. Gantian saya yang menuntun mama.
Bukan hanya beliau sendiri yang merasa tua, namun saya pun juga merasakannya.
Sepulang dari tempat ibadat, saya mencuci kaki mama dan memijat kaki, tangan, tubuh dan kepalanya.
Saya bersujud kepada mama.
Benar adanya. Tak terbalaskan jasa budi baikmu yang tak terhingga, terima kasih banyak. Sebaliknya, kesalahan yang telah kuperbuat tak bisa kuhitung sendiri. Saya mohon maaf pernah melukai hatimu.
Semoga pengalaman hidup ini meninggalkan kesan indah dan baik dalam memori beliau, sehingga beliau (mama) mampu menjalani hidup ini dengan lebih baik dan bahagia. Kita juga bahagia ketika melihat orang yang kita kasihi berbahagia.
Hanya ini yang bisa kuberikan untuk saat ini.
Kehidupan sangatlah berharga.
Terima kasih mama telah memperkenalkanku pada dunia.
Engkaulah penyemangat buatku untuk tetap hidup dan terus berjalan menuju masa depan yang terang.
Semoga mama sehat, panjang umur, bahagia dan sejahtera.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI