Mohon tunggu...
Lily White
Lily White Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

When Universe is Talking to Us

12 Desember 2015   08:59 Diperbarui: 14 Desember 2015   13:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam mengajarkan sesuatu. Kita hanya cukup peka untuk menyadarinya.

Suatu ketika setelah terjaga dan beranjak dari tempat tidur...

Kutatap langit, namun hari ini ada sesuatu yang berbeda. Langit maha luas dengan bintang berkerlap kerlip menyuarakan keheningan dan kesunyian alam. Langit cerah tak berawan, bintang-bintang pun bersinar kemilau.

Bagaikan langit cerah tak berawan, demikianlah batin yang jernih mampu melihat dengan jelas segala fenomena sebagaimana apa adanya...

Di tengah-tengah keheningan, muncul sekilas cahaya dan lenyap seketika. Tak begitu jelas, cepat sekali sampai hanya kembali melihat langit gelap, seolah-olah tak pernah terlihat.

Begitupula dengan pikiran. Namun, pikiran bergerak jauh lebih cepat dibandingkan bintang jatuh. Demikianlah fenomena ketidakkekalan merupakan suatu proses muncul, berlangsung, dan lenyap. Karena begitu cepatnya sehingga masih banyak di antara kita menganggapnya kekal dan tidak menyadari akan proses ini...

Burung pun mulai berkicau. Dengan suaranya yang kecil dan merdu menyambut datangnya pagi dan membangunkan kawanannya. Perlahan burung-burung yang lain ikut berkicau bersahut-sahutan. Ayam pun berkokok memecah keheningan.

Suara yang mengharmonisasikan suasana alam.

Kedamaian sejati bukan hanya dikondisikan oleh alam yang hening saja. Namun, dipengaruhi kondisi batin yang hening dan damai.

Hidup tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Terkadang bahagia, terkadang sedih. Ibarat alam terkadang terik, mendung, terkadang pula hujan badai. Terkadang tenang, terkadang riuh. Kondisi tidak pasti, tidak menentu.

Ketika batin mulai hening, kita belajar menyeimbangkan batin. Dalam keseimbangan batin yang hening inilah, kita mampu menerima segala kondisi yang terjadi sebagaimana apa adanya, sesuai dengan sifat alamiahnya yang muncul, berkembang dan lenyap. Selain berdamai dengan diri sendiri, kita berdamai dengan kondisi di luar.

Ketika batin damai dan penuh cinta, apa yang dirasakan adalah kedamaian, meskipun di tengah hiruk pikuk. Kita hidup dalam keharmonian cinta kasih yang saling mengasihi dan berdamai dengan diri sendiri, makhluk lain serta lingkungan. Inilah obat penyembuh bagi semuanya...

Cahaya bintang dengan kemilaunya yang terang di kegelapan malam pun akhirnya memudar, tak kuasa akan fajar yang akan menyingsing.

Begitupula akan kemilau harta, status, kerupawanan dan segala macam kesenangan indrawi pun akan memudar di telan waktu. Oleh karena itu, di kala kita berjaya, kita mesti tetap rendah hati dan ringan tangan, seperti halnya bintang yang bersinar terang di malam hari...

Langit pun mulai membiru. Sang mentari terbit menyapa kehidupan dengan keanggunannya berwarna kemerahan. Naik semakin ke atas, semakin ke atas, perlahan pula berubah warna menjadi kuning, sampai akhirnya bersinar dengan cahayanya yang terang gemilang.

Begitupula hidup. Hidup ini hanya serangkaian proses yang muncul, berlangsung dan lenyap. Tertampak oleh mata kita, keberubahan itu terjadi sedikit demi sedikit. Namun itu terjadi sangat cepat, sehingga kita terjebak akan ilusi kekekalan. Kebanyakan orang tidak tahu akan proses ini dan terjebak serta melekat oleh bentuk akhirnya...

Ya, seperti halnya bintang yang perlahan memudar atau matahari yang mulai terbenam. Rata-rata dari kita ingin agar kejayaan terus bersinar, namun kita tak kuasa akan proses ketidakkekalan. Demikianlah mereka yang menolak akan proses keberubahan akan menderita karenanya. Oleh karena itu, pentingnya melatih keseimbangan batin dalam menghadapi fenomena yang terus berubah. Dengan begitu kita mampu hidup damai dan harmoni.

Demikianlah matahari yang terbit naik ke atas, perlahan demi perlahan kemudian kembali terbenam, menunjukkan suatu proses waktu yang terus berputar. Ya, dunia ini berputar. Oleh karena itu menunjukkan adanya kehidupan...

Saat ini mungkin kita merasa terpuruk dan gagal, namun mulailah setiap hari yang baru dengan harapan dan keceriaan. Seperti halnya matahari yang terbit menerangi dunia setelah melalui malam yang gelap. Selalu, selalu ada harapan baik yang terus bersinar selagi kita tidak putus asa untuk berjuang menuju tujuan kita. Oleh karena itu, tetaplah berusaha dengan keceriaan.

Ibarat burung-burung berkicau dan beterbangan menyambut datangnya pagi nan indah. Seolah-seolah tiada merisaukan apakah hari ini mendapatkan cukup makanan atau tidak. Hendaknya kita sebagai manusia mensyukuri hidup dan berkah kehidupan yang ada, serta melakukan yang terbaik bagi diri sendiri, makhluk lain, dan dunia dengan ketulusan hati...

Cahaya bintang dan rembulan berjaya di waktu malam. Matahari bersinar terang di siang hari. Para dewa bersinar gemilang selagi karma baik yang membuatnya terlahir di alam dewa belum habis. Manusia berjaya akan kekuasaannya selagi ia hidup.
Namun, kemuliaan Buddha dan para siswa Ariya bersinar cemerlang di setiap waktu. Telah mencapai kemenangan mutlak yang sulit dimenangkan melalui pengendalian diri.

Be stillness and deep contemplation.

May all beings be well, happy, peaceful, and free from suffering.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun