" SECUIL KISAH ANAK MANUSIA SILVER "
Sore ini di sebuah perempatan,
tak sengaja bertemu anak manusia silver,
usia terlihat masih belia, badan berbalur putih,
dari ujung rambut hingga kaki, tubuhnya mengkilat,
Terbersit tanya yang terucap di hati dan pikiran,
rasa belas kasih bercampur iba melihatnya,
apa yang mereka gunakan untuk mengecat dirinya ?,
bagaimana dengan kesehatan mereka kelak,
Perbincangan singkat pun akhirnya terjadi,
keterpaksaan yang mereka lakukan,
semua demi berputarnya roda kehidupan ini,
terjepit kebutuhan dan keadaan ekonomi keluarga,
Diantara asap dapur yang harus tetap mengepul,
bermandikan campuran cat besi dan minyak goreng,
meski tubuh tersiksa rasa panas dan gatal,
pernah juga terbersit pemikiran padanya,
Mencari kerja yang layak dan baik,
tapi sayang tak berilmu, putus sekolah juga,
kecerdasan kurang, hanya sampai sekolah dasar,
lalu mencoba jadi tukang becak ikut tetangga,
Tetapi seharian hanya duduk tak ada penumpang,
semua punya kendaraan sendiri meski kredit,
apalagi bisa online, biaya lebih murah,
akhirnya hanya habis di ongkos bayar sewa,
Terpikirlah meminta-minta ke orang,
padahal malu jika ketemu teman apalagi guru,
juga menyalahi aturan perundangan pemerintah,
setiap saat was-was dikejar-kejar dan diancam,
Kadang juga ditangkap dan dipukuli,
di ujung pena kisah ini kugoreskan,
hanya dapat berdoa dalam aspirasi harapan,
semoga kedepannya ada solusi terbaik.
Mojokerto, 24 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H