Mohon tunggu...
Lily Setiawati Utomo
Lily Setiawati Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Puisi, Nominee Best in Fiction Kompasianival 2023

Penulis Puisi, Nominee Best in Fiction Kompasianival 2023

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Bunga Pun kan Layu

6 Juni 2023   12:25 Diperbarui: 14 Juni 2023   20:45 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: bunga-bunga layu. (sumber: Pixabay/Roland Steinmann)

Sejuk senja saat itu,
bunga-bunga berguguran,
kupandangi semuanya dengan terpukau,
namun penuh pengertian dan perhatian.

Satu-satu daunnya juga berjatuhan,
berserakan di atas tanah,
selepas hujan deras, bumi yang basah,
kuraih sekuntum bunga dan sehelai daun.

Bunga yang indahpun kan layu jua,
sebagai lambang ketidakkekalannya,
segala sesuatu akan berubah pasti,
tiada yang abadi.

Kini kumengerti dan kupahami semuanya,
kehidupan dalam makna kebenaran,
penderitaan, sebab dan lenyapnya,
Jalan Mulialah penuntun langkah perbuatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun