" DI SUATU SIANG YANG PANAS "
Di suatu siang yang panas,
matahari terus bergulir bebas,
detik demi detik beranjak,
udara terasa semakin terik.
Semakin sepi lalu lalang orang,
semua pergi menghilang,
bersembunyi di bawah gedung,
yang tinggi mewah menjulang.
Tak sengaja terlihat oleh ku,
seorang yang tua berjalan tertatih,
diantara kendaraan yang menderu,
yang seakan-akan tak tahu atau tak pedulikah.
Dengan perlahan ia duduk ditrotoar,
diseka nya peluh yang berpendar,
jatuh di kening dan wajahnya yang keriput,
diputarnya bola matanya seperti mencari raut.
Sebentuk wajah yang dikenalnya,
yang telah pergi merantau ke kota,
dan lama tak kembali ke rumahnya,
hingga rindu menyesakkan dadanya.
Yang akhirnya membawa langkah kakinya,
walau dengan tubuh yang gemetar tak kuasa,
demi putra nya yang tak pernah memberi kabar padanya,
dan resah pikiran nya mengkhawatirkan cintanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H