Pada hakikatnya seorang anak memiliki kebutuhan rohaniah dan jasmaniah yang tidak dapat dipisahkan keduanya. Kebutuhan terpenting adalah kebutuhan akan kasih sayang.
Seorang anak sudah seharusnya menjadi curahan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Jiwa anak yang diisi dengan kasih sayang akan tumbuh secara wajar dan baik, berbeda dengan anak yang tidak mendapatkan kasih sayang maka dia akan tumbuh secara tidak wajar.
Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang, jiwa, akal dan akhlaknya tumbuh secara tidak sehat dan banyak penyimpangan yang terjadi kepadanya. Inilah yang mengakibatkan banyaknya rusaknya moral generasi bangsa dan tindakan-tindakan kriminal yang terjadi pada saat ini, yang merupakan akibat dari hilangnya kasih sayang maupun salah pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anak saat masih dini.
Hakikat anak usia dini salah satunya adalah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, sehingga membuat anak memiliki kebiasaan meniru segala sesuatu yang diperlihatkan atau didengar sang anak dari orang tua, saudara, tetangga serta temannya.Â
Apabila kita menginginkan anak kita memiliki kebiasaan-kebiasaan terpuji, berakhlakul karimah serta watak yang sempurna kita dituntut memberikan contoh yang baik baginya, dimulai dari diri kita sebagai lembaga yang pertama kali bagi seorang anak.
Masa kanak-kanak atau usia dini merupakan masa yang paling potensial. Anak bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman yaitu anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya, ia senang mencari tahu tentang berbagai hal, memperaktekkan berbagai kemampuan dan ketrampilan, serta mengembangkan konsep dan ketrampilan baru, namun tidak seperti orang dewasa, anak cenderung banyak belajar dari pengalaman melalui interaksi dengan benda atau orang lain. (Khadijah, 2017:8)
Memupuk aqidah serta agama dalam diri seorang anak dapat dilakukan dengan cara: Â melalui pemahaman dan pengertian yakni dengan membangkitkan pemikiran serta pendapat yang dapat diterima oleh sang anak menjelaskan berbagai nilai lebih di tengah kehidupan masyarakat bila orang itu memiliki akidah serta menunjukkan berbagai dampak negatif bila seseorang tidak berakidah kemudian mengarahkan pandangan dan pemikiran anak agar dia bisa merenungkan kejadian alam ini dan membimbingnya ke arah iman kepada Allah sang pencipta, dan melakukan pembiasaan diri dengan mengulang-ulang kegiatan ibadah, maupun nasehat nasehat pembentuk moral anak.
Penggunaan gadget dan televisi juga banyak membawa pengaruh bagi anak. Kalau pengaruh tersebut bernilai positif hal itu tentu tidak membawa kerisauan bagi kita, tetapi apabila anak disuguhkan dengan tontonan yang bernilai negative, maka hal inilah yang sangat berbahaya. Karena bisa saja ibunya sudah memberikan pendidikan yang sangat baik, tetapi dengan adanya tontonan bernilai negatif yang disuguhkan kepada anak membuat pendidikan tersebut tidak seimbang. Maka dari itu sudah seharusnya kita memantau segala tontonan dan penggunaan gadget anak agar menghindari kerusakan generasi penerus bangsa dan agama yang disebabkan oleh benda-benda di era modernisasi.
Timbul pertanyaan, mengapa perlu menanamkan iman sejak dini? Jawabannya karena Iman bagaikan akar. Apalah jadinya pohon besar tanpa akar yang kokoh? Maka ia akan roboh dengan seiringnya waktu. Lantas apakah iman itu? Iman adalah keyakinan hamba kepada sang pencipta disertai akidah yang lurus dan memahaminya dengan ilmu tauhid. Iman merupakan pondasi paling penting di dunia pendidikan dan parenting Islam. oleh karena itu, iman harus menjadi perhatian utama bagi keluarga muslim supaya tidak terbalik cara pandangnya. Jangan sampai keluarga sibuk mengajarkan semua jenis permainan edukasi, dunia IT, bahasa asing, bahkan kepada hal-hal yang cenderung melalaikan dari agama, tetapi tidak mengajarkan tauhid. (Azzahra, 2019 :76)
Inilah pentingnya menanamkan iman sejak dini, karena dengan menanamkan iman sejak dini maka besar kemungkinan moral yang dimiliki oleh anak juga terbentuk sangat baik sejak dini, sehingga menghindari berbagai macam perilaku menyimpang yang sedang marak belakangan ini, seperti hamil diluar nikah, pergaulan bebas, tawuran, kekerasan remaja (bullying), mengkonsumsi narkoba, dan penggunaan pakaian yang minim. Anak-anak akan tau hakikat mereka sebagai seorang anak, seorang hamba Allah, dan juga sebagai generasi penerus bangsa yang dapat membanggakan agama dan negara.
Sumber Rujukan