Mohon tunggu...
Lily Radhiya Ulfa
Lily Radhiya Ulfa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Gizi. Masih butuh belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Esai : Millennium Development Goals (MDGs)

12 Agustus 2013   01:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:25 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Millennium Development Goals (MDGs) atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Tujuan Pembanguan Milenium adalah delapan (8) tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 untuk menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan di seluruh dunia. MDG merupakan komitmen bersama negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam menangani permasalahan utama pembangunan termasuk didalamnya kemiskinan dan hak asasi manusia di dalam satu paket.

MDGs dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

Delapan tujuan tersebut adalah pertama, menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; kedua, mencapai pendidikan dasar untuk semua; ketiga, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; keempat, menurunkan angka kematian anak; kelima, meningkatkan kesehatan ibu; keenam, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; ketujuh, memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan kedelapan, membangun kemitraan global untuk pembangunan. Delapan tujuan ini dibentuk dalam upaya pemenuhan hak asasi manusia, kebebasan, pembangunan, perdamaian, dan keamanan.

Pemerintah Indonesia, setelah menandatangani Deklarasi Milenium, berkomitmen untuk menjadikan MDGs sebagai referensi pembangunan bangsa. Dengan menggunakan MDGs sebagai acuan bagi pembangunan Indonesia, diharapkan tercipta Indonesia yang sejahtera. Kesejahteraan itu adalah ketika semua orang mendapat gizi yang cukup, perempuan dan laki-laki mendapat kesempatan yang sama dan adil, setiap orang dapat menikmati pendidikan, hidup dalam rasa aman dan damai, dan terjaganya kekayaan alam Indonesia.

Pemerintah telah menunjukkan keseriusannya dalam merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium ini. Terbukti dari dari perubahan-perubahan signifikan yang dicapai oleh Indonesia. Namun, kita masih harus berusaha lagi demi memenuhi MDGs. Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) mengungkapkan capaian tujuan MDGs di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, tujuan yang berhasil dicapai; kedua, tujuan yang menunjukkan kemajuan bermakna dan diharapkan dapat dicapai pada atau sebelum tahun 2015; ketiga, tujuan yang masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya.

Tujuan MDGs yang berhasil tercapai diantaranya MDG-1, yaitu penurunan angka kemiskinan dari 15,10 persen (1990) menjadi 12,49 persen (2011); MDG-3 ,yaitu rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun telah mencapai 99,95 persen pada 2011; dan MDG-6 ,yaitu pengendalian penyebaran dan penurunan jumlah kasus baru tuberkulosis (TBC).

Kemudian tujuan MDGs yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track) seperti MDG-2, yaitu proporsi murid kelas satu yang berhasil menamatkan sekolah dasar; MDG-4 ,yaitu penurunan angka kematian anak yang sudah mendekati dua pertiga angka kematian neonatal atau pasca persalinan dan proporsi anak satu tahun yang mendapat imunisasi campak mengalami peningkatan tajam.

Sedangkan tujuan MDGs yang masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya adalah MDG-5, yaitu peningkatan angka pemakaian kontrasepsi; peningkatan proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral (MDG-7) dan pemanfaatan teknologi informasi (MDG-8).

Memang dalam pelaksanaan MDGs ini masih banyak hambatan. Namun hal ini tidak boleh menyurutkan semangat bangsa Indonesia dalam menciptakan Indonesia yang sejahtera. Dengan sisa 2,5 tahun lagi kita masih bisa mengejar ketertinggalan dan menemukan solusi untuk hambatan yang ada sehingga Indonesia dapat memenuhi seluruh Tujuan Pembangunan Milenium dengan sebaik-baiknya.

Dan setelah 2015 pun kita tidak boleh berpuas dan berhenti berusaha. Kita masih harus meningkatkan segala aspek kehidupan bangsa, baik itu dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan keamanan. Garis akhir dari MDGs ini bukanlah tahun 2015, tetapi menciptakan kesejahteraan bagi Indonesia dan seluruh warga dunia.

Sumber

http://mdgs-dev.bps.go.id/

http://spamjateng.com/index.php?par=info&pidinfo=41

http://idenesia.mediacore.tv/media/target-mdgs-indonesia

http://health.detik.com/read/2013/04/01/153031/2208444/763/capaian-mdgs-indonesia-sudah-signifikan-tapi-masih-butuh-kerja-keras

http://epi4-indonesia.org/id/?p=610

http://www.suarapembaruan.com/home/agenda-pasca-mdgs-2015-kemiskinan-tetap-isu-utama/36396

Esensi

Esai ini dibuat untuk menyelesaikan tugas OKK FKM. Manfaat yang dapat dirasakan secara langsung dari penulisan esai ini adalah bertambahnya pengetahuan mengenai MDGs karena mahasiswa dituntut untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Tugas ini juga dapat dijadikan sebagai bekal mahasiswa baru karena saya yakin sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat nantinya selama masa perkuliahan akan menyinggung tema ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun