Mohon tunggu...
Lily Radhiya Ulfa
Lily Radhiya Ulfa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Gizi. Masih butuh belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jenis-Jenis Plagiarisme

24 Agustus 2013   00:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:54 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plagiarisme dapat diartikan menjiplak, mengubah, atau mengambil ide suatu karya untuk dibuat kembali dalam bentuk berbeda tanpa mencantumkan sumber atau pemilik asli karya tersebut dengan tujuan menjadikan karya jiplakan tersebut seolah murni pemikirannya sendiri. Orang yang melakukan tindakan plagiarisme sendiri disebut sebagai plagiator.

Seiring dengan perkembangan teknologi, orang-orang lebih mudah dalam mempublikasikan karya dan tulisannya ke dunia maya. Karya dan tulisan ini juga dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Bagi pelajar, hal ini sangat memudahkan mereka dalam mengerjakan berbagai tugas. Mereka cukup mengetik apa yang ingin dicari melalui mesin pencari, membuka pilihan-pilihan web yang ada, lalu meng-copy tulisan atau karya yang ada di web tersebut ke karya mereka tanpa mencantumkan sumber. Mereka tidak tahu bahwa tindakan mereka adalah plagiarisme.

Untuk lebih mengenal lagi tentang plagiarisme, berikut akan disajikan jenis-jenis plagiarisme

Pertama, plagiarisme lengkap adalah menyalin dan menjiplak secara keseluruhan isi karya orang lain kata demi kata sebagai karyanya sendiri tanpa mengubah isi karya asli sedikitpun, bahkan tanda bacanya pun juga tidak diubah. Orang yang melakukan plagiarisme seperti ini biasanya adalah orang yang tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut atau orang-orang yang malas untuk berusaha

Kedua, plagiarisme sebagian adalah menggabungkan sebagian tulisan dari beberapa sumber. Pada tipe plagiarisme ini penjiplak juga menuliskan sedikit idenya sendiri untuk digabungkan dengan gabungan tulisan tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan yang memadai mengenai bidang tersebut sehingga plagiator butuh informasi dari beberapa sumber.

Ketiga, plagiarisme minimalis adalah menulis konsep, gagasan, ide orang lain dengan kata-kata mereka sendiri dan gaya mereka. Mereka  Memang kelihatannya hal ini sah-sah saja. Namun sebenarnya ini adalah plagiarisme juga, tetap saja dianggap sebagai mencuri ide dan hasil penilitian seseorang, apalagi kalau ide dan penilitian tersebut merupakan orisinil karya si penulis asli yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya, seperti terobosan-terobosan khas si penulis asli. Walaupun diubah seluruh kalimatnya, diparafrase seperti apapun, kalau si plagiator tidak mencantumkan penulis asli, hal ini akan tetap disebut plagiarisme.


Keempat, self-plagiarisme dimana si penulis mendaur ulang tulisan dia sebelumnya yang sudah pernah diterbitkan namun tidak mencantumkan sumber tulisan sebelumnya. Tulisan yang sudah pernah terbit walaupun hak ciptanya oleh si penulis, namun hal itu menjadi milik umum (public domain), sehingga penggunaan kutipan/ulasan/ide yang sudah diterbitkan wajib diberitahukan kepada pembaca. Penerbitan bahan yang sama ke berbagai media tanpa mencantumkan sumber oleh penulis adalah hal yang sering terjadi. Konten yang sama pada berbagai situs adalah salah satu contoh self-plagiarisme.

Kelima, authorship, dimana satu pihak yang terlibat dalam riset secara sengaja tidak menyebutkan pihak lain dari kerja penelitian yang dilakukan. Misalnya seorang mahasiswa dan pembimbing melakukan riset penelitian, salah satu dari mereka mempublikasikan artikel penelitian mereka tanpa mengikutsertakan nama rekannya yang ikut berkontribusi dalam penelitian tersebut. Contoh lain ketika suatu tim melakukan penelitian, lalu salah seorang dari mereka memutuskan untuk melakukan penelitian lebih lanjut sendirian sehingga mendapatkan suatu hasil yang akhirnya ia terbitkan tetapi ia tidak menuliskan nama teman-teman setimnya yang ikut menyumbang awal dari penelitian tersebut.

Dari berbagai bentuk plagiarisme di atas, mungkin kita pernah melakukannya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Namun setelah mengetahui lebih lanjut kita seharusnya dapat menghindari hal tersebut dengan cara mencantumkan sumbernya, dapat sebagai kutipan, catatan kaki, daftar pustaka, dan masih banyak lagi.

Esensi

Penulisan esai tentang plagiarisme ini bertujuan untuk memenuhi tugas PSA FKM.  Penulisan esai ini juga menyadarkan saya sebagai mahasiswa untuk lebih berhati-hati dan tidak sembarangan menyalin karya orang lain karena plagiarisme termasuk pelanggaran akademis yang serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun