Akhirnya setelah menunggu beberapa waktu, temanku tiba ke warung tempatku menunggu. Disana temanku membayarkan minuman yang ku minum karena tidak sempat membawa dompet. Bahkan aku tidak memakai sendal waktu berlari ke situ. Dalam gemetaran kuceritakan padanya apa yang kualami.
Kami berdua berjalan ke studio tanpa berkata-kata. Jujur badanku masih gemetaran. Ketika naik ke lantai 2, aku membiarkan temanku berjalan duluan ke arah kanan tangga, studio. Dia menyalakan lampu studio dan masuk ke dalam. Aku menunggu di tangga dan tidak mau masuk ke dalam ruangan.
Tidak berapa lama, dia memanggilku ke sana. Kutolak mentah-mentah. Tapi setelah beberapa saat membujukku, tepatnya memaksaku. Aku menurut juga masuk ke tempat itu.
Di dalam studio aku melihat bekas pemotretan yang masih berantakan yang belum kubereskan ditambah meja dan kursi yang berserakan karena mencari kucing kemarin.Â
Temanku sambil "ngedumel" memberitahuku bahwa memang tempat tersebut ada penunggunya. Tapi tidak akan muncul jika tempat tersebut bersih. Dia mengambil sapu dan menyuruhku menyapu. Kami bersama merapikan studio itu.
Sembari bebersih, temanku lalu mengajakku berkenalan dengan "Cici", si perempuan yang kulihat tadi. Dia memberitahuku bahwa Cici ada di pojok ruangan itu. Aku menoleh ke pojok yang ditunjuknya, tapi aku hanya melihat sebuah pojok kosong.
Dengan segera kami berdua berjibaku membersihkan studio dan ruang tengah. Dengan sangat rajin aku bersihkan, bahkan setiap perabotan ku lap dari debu yang menempel. Piring-piring kotor di bak cuci piring juga ku cuci bersih. Memang ruangan tersebut jadi lebih segar.
Setelah selesai bebenah, temanku akhirnya membakar dupa aroma therapy yang membuat suasana studio menjadi wangi lavender, dia lalu menghidupkan Karaoke dan menyanyi dengan suaranya yang parah banget (itu jujur dari lubuk hati). Lalu kami berdua mengobrol hingga aku melupakan kejadian seram tadi. Karena bujukanku, temanku sendiri akhirnya tidak pulang dan tidur di ruangannya di studio itu. Aku akhirnya tertidur di kamarku dengan tenang tanpa ada kejadian apapun.
Esoknya aku terbangun dan keluar dari kamar. Anehnya suasana ruangan tengah dan bahkan studio sangat amat jauh berbeda dari saat sebelum-sebelumnya ketika aku mulai tinggal disitu. Terasa suasana bersahabat ada di situ. Percaya gak percaya, itu yang kurasakan.
Akhirnya aku menyadari, dimanapun kita menumpang atau tinggal, kita harus rajin membersihkan tempat yang kita tinggali. Karena sejatinya, kita tidak tinggal sendirian disitu.Â
Jika penghuni lain tidak suka dengan kejorokan kita, mereka bisa melakukan hal yang tidak terduga.....
Lily Ong
Jakarta 2 Nopember 2020
dari suatu tempat