Mohon tunggu...
Lily Ong
Lily Ong Mohon Tunggu... Makeup Artist - Menikmati indahnya Keselarasan

Pekerja Seni yang menikmati hidup dengan Gembira.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Studio Horor

2 Oktober 2020   04:44 Diperbarui: 16 November 2020   00:44 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasil foto studio (dok.Pri)

Pekerjaanku adalah seorang Makeup Artist, seperti yang sudah aku ceritakan di tulisanku sebelumnya. Aku baru sekitar 6 tahun mendalami bidang ini dan akhirnya terbawa kerja di sebuah studio foto. 

Disamping itu aku juga mempunyai side job di sebuah perusahaan mikro yang bergerak di bidang kosmetik dan kecantikan, yah perusahaan yang sangat mikro. Oleh sebab itu dijaman pandemi covid ini, side jobku terhenti dan selain itu juga, banyak job-job yang dibatalkan atau dipending sampai batas waktu yang belum ditentukan. Wah, pemasukanku seret.

Aku kost di sebuah tempat kos-kosan yang berjarak sekitar 3-4 rumah dari studio foto tersebut. Sebuah kamar kecil yang nyaman dengan AC dan kamar mandi dalam. Tempat ini memberikan kebebasan kepadaku yang sering pulang pagi jika bekerja. 

Tau sendirilah kalau pemotretan atau shooting bisa sampai malam, bahkan pagi hari. Aku suka disini, karena jika ada pekerjaan dadakanpun, aku tinggal ngesot ke studio.

Kisah dimulai sekitar awal April tahun ini dimana pada saat itu kantong sudah mulai menipis dan kelihatannya harus adanya penyunatan beberapa pengeluaran. 

Akhirnya aku memutuskan untuk pindah dan numpang tinggal sementara di studio photo, dekat kostku berada, dimana kegiatan studio juga sangat berkurang dari biasanya.

Aku lalu meminta ijin ke temanku, fotografer yang sempat kuceritakan di tulisanku beberapa waktu lalu, yang juga pemilik studio, untuk bisa mengisi dan menempati ruangan kosong yang ada di studio. Ruangan itu biasanya digunakan sebagai kamar ganti dan tempat penyimpanan kostum-kostum disimpan.

Temanku itu mengijinkan, tapi sambil memandangku sejenak. Karena di lantai tersebut hanya akan ada aku sendirian. "Kamu berani sendirian disini?"

"Berani dong Boss!" jawabku senang. Wah aku bisa ngirit lumayan ini, pikirku..

Dengan segera ku pindahkan seluruh barang-barang yang kupunyai dari kosku ke studio dan mengatur ruangan tersebut agar layak untuk ditempati, kamar baruku.

Oh iya, studio foto itu berdiri di bangunan 2 setengah lantai. Yang lantai bawah dipergunakan temanku itu untuk percetakan, sebuah percetakan keluarganya yang sudah sejak lama ada, katanya sih agar papanya ada kesibukan di hari tuanya dan tetap semangat. Percetakan itu sendiri memiliki sekitar 10 karyawan yang pulang ketika sore percetakan tutup. Jadi otomatis aku akan sendirian di malam hari jika aku tinggal disitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun