Alhasil waktu ulangan matematika, gue duduk memandangi soal ulangan. Yang gue gak tau gimana cara ngerjainnya.Â
Kebetulan posisi didepan gue, duduk seorang teman baik gue.Â
Dengan bersemangat, gue tendang bangkunya. " Leo, minggirin dong kertas lo, gue pengen liat," lalu teman gue itu dengan sangat baik hati, meminggirkan kertas jawabannya.Â
Dengan cepat gue mencatat jawaban yang ditulis teman gue itu. Tapi pada nomer ke 3, gue menyadari, sepertinya ada yang aneh dengan jawaban tersebut.
Kembali gue tendang bangkunya dan bertanya: " Lo dapat darimana sih jawaban ini?" Besar harapan gue, dia melihat jawaban murid di depan dia yang rangking 1.Â
Dengan santai teman gue itu menjawab: " Yah ini jawaban gue sendiri dong..."
Sambil pengen nabok teman gue ini, gue meminta lembaran kertas jawaban yang baru pada pengawas, dan mengisi dengan segala macam bentuk rumus yang gue tau. Karena ternyata teman gue itu jumlah bolosnya ngalahin gue.
Jadi apa yang menurut orang lain menjanjikan dan terdengar begitu wah.. Pada kenyataannya belum tentu seperti yang kita harapkan.
Coba renungkan dan dalami lagi apa yang kita miliki. Gali terus ladang kita sendiri, yang punya kemampuan untuk menghasilkan kemungkinan yang jauh lebih besar, Â daripada janji-janji surga dan berita-berita sensasional itu.
Ingat......
Waktu terus berjalan... Kadang, kesempatan jelas ada didepan mata tapi karena kita tergoda akan gosip dan berita tentang kesempatan besar yang ada di ujung dunia sana, kita melewatkan satu hal yang dimudahkan untuk kita... Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau...
Sebaiknya kita merenungkan kembali: Tuhan selalu memenuhi kebutuhan kita namun bukan keinginan kita..
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan....
Cheers...
Lily Ong
13 Februari 2020