Covid 19 telah memberikan banyak kebiasaan baru bagi setiap manusia. Banyak hal yang harus kita pelajari seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah dan masih banyak hal lagi yang harus kita lakukan namun tidak seperti dulu lagi.
      Setiap pelajar baik ditingkat sekolah maupun perguruan tinggi saat ini harus melakukan kegiatan belajar dari rumah secara online atau biasa disebut dalam jaringan (daring). Banyak kendala untuk menerapkan kebiasaan baru tersebut, seperti contohnya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengakses pembelajaran melalui media online ini. Bukan hanya siswa bahkan guru juga masih mengalami kesulitan akan kebiasaan baru ini.
      Penggunaan media pembelajaran jarak jauh juga masih sulit untuk diterapkan. Guru sudah melakukan semua arahan dari pemerintah dalam penerapan media tersebut. Namun jika satu arah saja yang mengerti maka hal itu sangat sulit dipastikan berhasil. Guru mencoba untuk menjelaskan penggunaan media tersebut dengan memberikan penjelasan kepada orang tua anak. Karena dalam pembelajaran daring seperti saat ini peran orang tua dalam membimbing anak mengikuti pembelajajaran daring menjadi sangat penting. Banyak orang tua yang antusias untuk melakukan hal tersebut. Namun belum seluruhnya orang tua yang menyadari hal itu.
      Pembelajaran jarak jauh ini sudah menjadi kebiasaan baru bagi setiap pelajar. Namun  banyak pelajaran yang terkendala karena hal itu. Salah satu contohnya adalah kegiatan literasi sekolah karena para murid hanya bisa melakukan pembelajaran dari rumah, kegiatan ini sedikit terganggu. Karena jika kegiatan ini dilakukan di sekolah para murid bisa mengeksplor banyak pengetahuan baru melalui buku di perpustakaan. Literasi adalah keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, menghitung, menganalisis dan mengolah informai serta kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan baru.  Hal ini bisa dilaksanakan dengan memberikan  waktu kepada anak untuk mengeksplor buku-buku di sekolah.
Untuk mengikuti kebiasaan baru tersebut, harus memanfaatkan media online. Kegiatan literasi juga dapat di laksanakan secara daring atau online. Sekolah dapat menetapkan kegiatan baru tersebut untuk tetap meningkatkan literasi murid. Misalnya saja memberikan kesempatan kepada anak untuk membaca buku dari sekolah setiap hari. Kemudian guru dapat mengawasi kegiatan yang anak lakukan dengan membahas apa saja yang sudah anak baca.
Lily N Banjarnahor salah satu mahasiswi UPI Kampus Purwakarta yang sedang melakukan KKN-Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di SDN 173413 POLLUNG. Â Untuk meningkatkan literasi anak membuat sebuah program Taman Literasi Online.
Program ini akan lebih berfokus untuk meningkatkan literasi baca-tulis anak. Nantinya program ini akan dilakukan setiap hari selama sebulan. Kegiatan ini akan berupa memberikan bacaan menarik setiap hari kepada anak melalui grup online yang sudah dibuat. Anak akan diarahkan membaca setiap bacaan yang diberikan. Kemudian, siswa akan diberikan kesempatan untuk menuliskan apa saja yang sudah anak dapatkan dari bacaan tersebut. Siswa juga akan diminta untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka baca dalam bentuk tulisan.
Selain itu, pengawasan juga adakan terhadap anak melalui tatap maya bersama anak atau dengan memintika anak memberikan foto membacanya sebagai bukti mereka sudah melakukan kegiatan tersebut. Hal ini dialukan untuk  memberikan kebiasaan baru untuk anak. Akan ada tersedia beberapa kuis yang akan di akses melalui g. Form atau quizizz untuk lebih menarik minat siswa. Selain menyediakan bacaan setiap harinya, dalam program taman literasi online juga akan disediakan video-video terkait literasi yang dapat diakses oleh siswa.  Untuk menjalankan program ini sangat diperlukan perhatian khusus kepada siswa. Program ini akan dilaksanakan selama satu bulan nantinya dan sangat diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi siswa maupun pelaksana program Taman Literasi Online.
Selain itu, perlu juga didukung dengan kerjasama antara guru dan orang tua murid. Sebab dalam hal ini semua pihak harus saling bekerja sama untuk meningkatkan literasi anak. Guru dapat memberikan bimbingan kepada orang tua agar selalu memberikan kebiasaan membaca setiap hari. Orang tua juga dapat menyediakan lebih banyak buku di rumah agar anak bisa juga mengeksplor ilmu baru dari buku tersebut. Hal ini tentunya tidak akan mudah untuk diterapkan tetapi melalui kerjasama orang tua dan murid agar hal tersebut tercapai. Karena usia anak adalah usia yang sangat aktif dalam mengekplor ilmu baru. Covid 19 bukan lagi hambatan untuk melakukan literasi, namun peran orang tua dan kerjasama dengan guru yang akan membuat hal itu tercapai. Mari bersama mendukung gerakan literasi online untuk anak agar menciptakan generasi yang penuh keterampilan.
Penulis :
Lily N banjarnahor, Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta.
Endah Setyowati, S.T.,M.T., Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 55
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H