Mohon tunggu...
Lily Multatuliana
Lily Multatuliana Mohon Tunggu... Dosen - Tinggal di Jakarta

Penulis karya nya: "Sastra Melayu & Sastra Indonesia , Antara Mata dan Kalbu" (Analisa karya Sastra) "Jelajah Kembara" (Kumpulan Puisi) "Puisi Tanpa Sempadan" (Kumpulan Puisi Terjemahan) Esai Sastra

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pertemuan Penyair Nusantara XII Kuala Lumpur

27 Oktober 2023   22:09 Diperbarui: 30 Oktober 2023   17:18 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari ketika saya breakfast di hotel, sudah hadir pula beberapa   Sastrawan, pembicara dari berbagai Negara seperti Maman S Mahayana, Ahmadun Yosi Hervanda, Isbedy Setiawan dari Indonesia dan Nick Rakib Nik Hassan, Mahroso Dolloh, dari Thailand Selatan dan Hj Jawawi Ahmad dll. 

Selepas breakfast saya ke ruang Panitia untuk mendaftar. Saya dapat tas yang berisi buku antologi puisi PPN XII yang salah satu karya saya dimuat di antologi ini.  Di sini saya berjumpa penyair mapan Marsli N.O, saya mengenal penyair yang karyanya sudah dimuat sejak th1975 di Majalah Dewan Sastra , Majalah sastra bergengsi di Malaysia yang kini ada  edisi cetak dan ada edisi digital. Saya  mengenal beliau sudah lama dan sering jumpa di acara sastra di Malaysia, ketika saya tinggal di Melaka selama 12 tahun.   Serta sering membaca karya-karya beliau, cerpen dan puisi serta artikel yang dimuat di Dewan Sastra.    Kami berbincang sebentar kemudian beliau memberi saya majalah Dewan Sastra yang banyak  dibawanya. 

Dalam majalah Dewan Sastra yang diberi Marsly N.O pada saya,  selain memuat puisi karya  beliau juga memuat artikel karya Marsli N. O berjudul "Puisi Esei?" Menurut Marsli N.O  yang tertulis dalam majalah Dewan Sastra: genre puisi esei   sudah lama ada di Malaysia, Seperti karya Usman Awang ("Benarkah Ketam Mengajar Anaknya Berjalan Betul?, 1979) Muhammad Haji Salleh (Sajak-sajak Pendatang, 1974), Puzi Hadi (Pattani, Cebisan Forum"dlm  Bak Ombak.1988), Suratman Markasan ("Ballada Seorang Lelaki dan Puisi Duka, 2004). Beliau juga menulis: "Apakah kita rela dijadikan alat untuk mempopularkan sesuatu idea yang tidak diperakui oleh majoriti sastrewan mapan di sana? 

Marsli N.O Penyair dari Malaysia  (Dokpri)
Marsli N.O Penyair dari Malaysia  (Dokpri)
Sebelum Sidang 1: Forum -Mahu ke Mana Puisi Nusantara? dengan pembicara Zefri Arif (Brunei), Isbedy Stiawan (Indonesia), Dr Shamsudin Othman (Malaysia) dan Roslam Madun (Malaysia) dengan moderator Ainunl Muaiyanah Sulaiman.  yang akan diselenggarakan pukul tiga petang, saya  ke luar hotel dan berkeliling di tempat hotel saya menginap. Saya jarang ke daerah ini, dekat dengan Sogo. Dulu  saya sering  ke Pavilion dan KLCC (Menara Petronas) karena banyak turis di sana, suasana mall dan restaurannya menarik. Saya hampir tidak pernah ke Sogo yang suasananya agak berbeda dengan Sogo di Plaza Senayan Jakarta yang nampak lebih mewah. 

Kemudian dengan menggunakan taxy on line, saya dan suami  ke Dataran Merdeka Kuala Lumpur, lokasi deklarasi kemerdekaan Malaysia pada 31 Agustus 1957. Dihadapan Dataran Merdeka ada  Bangunan Sultan Abdul Samad . Gedung yang dibangun pada tahun 1897 arsitekturnya tetap dipertahankan keasliannnya. Sehingga gedung ini nampak unik, cantik, menarik dan  nampak bangunan bergaya kolonial yang mempunyai  nilai sejarah. Sekarang gedung yang menarik ini  digunakan sebagai kantor Kementrian Informasi dan Budaya. 

Gedung Sultan (Dokpri)
Gedung Sultan (Dokpri)

Dekat Dataran Merdeka ada papan Icon yang bertuliskan I Love KL.  Ketika  saya ingin berfoto, saya harus antri dengan sabar karena waktu itu banyak turis,  padahal waktu itu hari kamis. Ada rombongan turis dari mancanegara.  Kemudian di sana ada ruangan yang mirip musium yang kita bisa melihat sejarah dan perkembangan Kuala Lumpur Malaysia. Masuk ke dalam ada Arch Cafe yang menjual makanan western food , roti cantik yang mengundang selera tapi mengempiskan dompet, kebetulan roti bukan passion saya. Jadi gak minat, walau keindahannya mengundang selera. Ini  baru hari pertama di KL, wah masih banyak keperluan dong. Tapi tetap makan Pesto Pasta Spaghetti yang harganya affordable  dan bentuknya mengundang selera dan rasanya sedappp.

 (Dokpri)
 (Dokpri)

 (Dokpri)
 (Dokpri)

Malamnya dengan mengendarai bus yang sudah disediakan oleh panitia kami berangkat ke Dewan Sivik, Majelis Bandaraya Petaling Jaya. dengan acara pembukaan PPN XII dan Peluncuran/Pelancaran buku antologi Puisi Luka, Cinta, Damai  oleh Mentri Luar Negeri Malaysia, Dato Seri Dr Zambry Abd Kadir  yang dilanjutkan dengan makan malam bersama dengan menu hidangan yang sudah tersedia di meja makan. 

 (Dokpri)
 (Dokpri)
Dato Seri Dr Zambry Abd Kadir sudah banyak dikenal oleh sastrawan/penyair Indonesia  yang sering  hadir pada acara Festival Puisi dan Lagu Rakyat  (PULARA) yang diselenggarakan oleh Malim Ghozali PK di Perak. Waktu itu Dato Seri Dr Zambry Abd Kadir sebagai Menteri Besar Perak (istilah dalam Bahasa Indonesia Gurbernur Perak) selalu hadir. Mentri luar negeri Malaysia yang ramah ketika hendak meninggalkan tempat acara memberi kesempatan pada para penyair yang ingin memberikan buku karyanya dan berfoto bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun