Wilayah Indonesia pada umumnya mempunyai potensi yang besar dalam bidang energi terbarukan, terutama matahari, air dan angin. Potensi sumber energi terbarukan di Indonesia meliputi 4,8 KWh/m2/hari energi surya, 458 GW biomassa 3-6 M/detik tenaga angin, dan 3 GW nuklir (cadangan uranium). Peraturan presiden No.22/2017 tentang RUEN yaitu :
1. Â Â Â Â Target bauran Energi baru Terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025
2. Â Â Â Â Untuk mencapai hal tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah pemanfaatan sel surya antara lain :
a. Â Â Â Â Memberlakukan kewajiban pemanfaatan sel surya minimum sebesar 30% dari luas atap untuk seluruh bangunan Pemerintah Daerah.
b.     Memberlakukan    kewajiban pemanfaatan sel surya minimum sebesar 25% dari luas atap bangunan rumah mewah, kompleks perumahan dan apartemen.
Berdasarkan peraturan presiden tersebut jelaslah bahwa saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap merupakan pemanfaatan Energi Baru  Terbarukan  yang  disarankan pemerintah.             Â
Tujuan/manfaat pengembangan PLTS Atap bagi masyarakat dan pemerintah adalah agar penghematan/mengurangi tagihan listrik bulanan, membuka peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan, meningkatkan peranan EBT dalam bauran energi nasional, percepatan peningkatan pemanfaatan energi surya, mendorong berlangsungnya industri energi surya dalam negeri, meningkatkan investasi EBT, meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), meningkatkan lapangan kerja. Energi Surya merupakanenergi hijau yang andal dan ekonomis ditinjau dari sumber energi yang tersedia. Ada 3 jenis Sistem PLTS yang biasa digunakan yaitu :
1. Sistem On-Grid, sistem meliputi modul/panel surya, inverter, kWh meter eksport import, sambungan PLN, dan sambungan beban listrik. Paralel dengan PLN
2. Sistem Off-Grid, sistem meliputi modul surya, baterai, inverter, kontrol panel surya, sambungan listrik dan beban. Baterai untuk menjamin keberlangsungan energi listrik.
3. Sistem Hybrid, sistem meliputi modul surya, inverter, kontrolhybrid, generator, sambungan listrik dan beban. Paralel dengan generator, baterai untuk menjaga stabilitas.
Dalam kenyataannya sampai saat ini masih sedikit sekali masyarakat yang memanfaatkan energi surya, hal ini terjadi karena kesiapan jaringan PLN untuk interkoneksi masih terhambat, lamanya tingkat pengembalian investasi pemasangan PLTS Atap, tingginya biaya SLO untuk PLTS Atap dan tingginya biaya investasi awal pemasangan, dimana konsumen golongan industri yang on-grid ke jaringan PLN dikenakan biaya kapasitas (capacity charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat (emergency energy charge).
Berdasarkan implementasi dan penilitian yang dilakukan pada PLTS Atap dibuatlah suatu perhitungan investasi dan penghematan biaya tagihan bulanan, diharapkan dapat menjadi rujukan dalam pengelolaan dan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya PLTS Atap skala rumah tangga.
METHODE
Metode yang dilakukan adalah dengan merancang sebuah pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 1300 watt yang akan menopang kebutuhan energi listrik untuk beban rumah tanggga.
Tenaga Surya Dengan keterangan sebagai berikut:
1. Â Â Â Â Solarcell atau Photovoltaic, yaitu perangkat yang berfungsi sebagai media menerima radiasi matahari untuk menghasilkan energi listrik yang akan di simpan ke dalam baterai.
2.     Controller, yaitu perangkat yang digunakan sebagai gateway untuk menghubungkan       perangkat solarcell dalam pengisian baterai.
3.     Battery,      berfungsi    sebagai penyimpan arus yang diperoleh dari matahari untuk disalurkan ke beban.
4. Â Â Â Â Inverter, yaitu sebagai alat pengubah arus DC pada battery agar dapat digunakan pada Arus AC pada beban.
5. Â Â Â Â AC Load, yaitu beban listrik, daya sebesar 1300 Watt.
Spesifikasi   material      yang  digunakan adalah sebagai berikut :
1. Â Â Â Â Solarcell 2 buah masing-masing 250 Wp
2. Â Â Â Â Solar Charge Controller 1 buah 12 or 24 Volt 45 Amper
3. Â Â Â Â Battery 2 buah masing-masing 100 Ah
4. Â Â Â Â Inverter 1 buah 1200 Watt
5.     Beban maksimum   yang  dapat digunakan 960 Watt
Pekerjaan PLTS Atap dimulai dengan tahapan sebagai berikut :
1. Â Â Â Â Mendirikan/meletakkan solarcell di atas atap
2. Â Â Â Â Merangkai baterai dalam hubungan seri
3. Â Â Â Â Membuat sambungan listrik ke beban
4.     Merangkai   semua       material      dalam satu jaringan tertutup
5. Â Â Â Â Melakukan pengujian PLTS ke beban
6. Â Â Â Â Selesai
Kesimpulan
1. Â Â Â Â Pembangkit listrik tenaga matahari atau surya merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
2. Â Â Â Â Pembangkit listrik tenaga surya membutuhkan biaya investasi yang besar dan memerlukan waktu yang lama dalam pengembalian modal investasi.
3. Â Â Â Â Pembangkit listrik tenaga surya atap belum mampu untuk menjadi sumber energi utama berhubung kapasitas baterai belum memadai untuk penyimpanan energi listrik.
4. Â Â Â Â Pembangkit listrik tenaga surya atap mampu menghemat biaya beban listrik sekitar 31,5 %
5. Â Â Â Â Kondisi cuaca mempengaruhi waktu pengisian baterai.
References
Zuhal. (1993). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Saiful Anwar, Muhammad (2008). Rancang Bangun Sistem Pengisian Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pada Stasiun Pengisian Accu. Tugas Akhir. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Tidak Dipublikasikan.
Abdulkadir, Ariono. (2011). Eenergi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Bandung: ITB.
Peraturan Presiden No. 22/2017 tentang RUEN
Makalah Sosialisasi PLTS Atap, PLN Wilayah Sumbagut
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI