Sebagai seorang guru,orang tua dan mereka adalah sosok seorang Bapak yang selalu memberi nasihat tentang kebaikan kepada kami sebagai anak muda.
Ada perasaan nyaman dan aman saat bertugas di sana. Meskipun mengajar pada jenjang pendidikan yang berbeda namun nilai-nilai tentang kehidupan selalu menjadi motivasi terbaik untuk kami tindaklanjuti.
Hubungan kami semakin akrab setelah salah seorang Kakak perempuan menikah dengan keponakan beliau. Tali persaudaraan semakin erat mengikat.
Ada satu kalimat yang sering beliau katakan jika kami bertemu. Dan akan selalu saya  ingat sampai kapanpun. ''Ibu Guru, Aman ko?" Aman Bapa.
Bahkan jika sedang di dalam kendaraan dinas pun beliau tak segan untuk menyapa. Bahkan mantan siswanya yang alumni SMP NEGERI KABIR punya cerita yang menarik tentang almarhum. Di balik wajahnya yang seram dan berkulit hitam khas Alor beliau seorang guru yang berhasil.
Untuk menghormati jasa beliau sebagai seorang guru, kami para guru dari tiap jenjang diwajibkan memakai pakaian seragam PGRI untuk menyambut kedatangan jenazah beliau. Para siswa pun berbaris berjejer di sepanjang jalan sambil memberikan penghormatan terakhir kepada beliau.Â
Alam semesta pun turut merasakan duka cita yang mendalam. Cuaca yang begitu panas menyengat, seketika disiram air hujan yang sejuk. Hujan menyambut kedatangan beliau ke Nusa Kenari dengan hati nurani yang ikhlas.
Bapak Bupati Alor, Drs. Amon Djobo pun tidak sanggup berkata-kata karena kehilangan partner terbaik dalam mengatur roda pemerintahan di kabupaten ini.Â
Dalam sambutannya beliau sampaikan dengan suara berat dan bergetar. Keduanya terbilang berhasil, karena berhasil memimpin selama dua periode. Â
Dan hanya menunggu beberapa bulan lagi mengakhiri jabatannya sebagai wakil Bupati.Â