Mohon tunggu...
Maqhfirotul Jazilah
Maqhfirotul Jazilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - parts of STPN YK

Saya adalah seorang mahasiswa aktif dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional(STPN) Yogyakarta jurusan Diploma IV Pertanahan dengan peluang besar untuk bisa menjelajah karier di bidang pertanahah. Selama kuliah saya aktif berorganisasi dan mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh berbagai instansi. Hal tersebut mampu saya tekuni dengan tetap fokus pada kuliah agar bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang sangat memuaskan. Saya memiliki ketertarikan di bidang fotografi dan videografi. Saya senang memotret sesuatu yang saya anggap unik.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Kapan Lagi Perjalanan Yogyakarta-Solo hanya 1 Jam dan Bayar Rp 8000?

4 September 2023   23:40 Diperbarui: 4 September 2023   23:50 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KAI Commuter merupakan anak usaha dari Kereta Api Indonesia yang fokus bergerak di bidang pelayanan pengoperasian kereta api komuter dan kereta api lokal. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,77 juta jiwa pada 2022. Hal ini harus diimbangi dengan tersedianya moda transportasi yang memadai untuk menunjang kegiatan sehari-hari mereka. Salah satu contohnya ialah KAI Commuter. Pada 2008, layanan KRL mulai beroperasi dibawah naungan PT KAI Commuter.

KRL Commuter Line mulai beroperasi pada tanggal 10 Februari 2021 dengan relasi tujuan Yogyakarta-Solo Balapan. Dengan beroperasinya KAI Commuter dinilai mampu mempermudah akses mobilitas masyarakat. Pernyataan tersebut benar adanya dan sudah dirasakan oleh para penumpang sejak beberapa tahun belakangan. Sejak saya menetap di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan bangku kuliah, baru saja kemarin saya merasakan yang namanya naik KRL. Teman-teman saya yang  berasal dari Solo dan sekitarnya kerap bercerita bahwa pulang-pergi naik KAI Commuter. Katanya sih murah , cepat, aman, dan nyaman. Saya tipikal orang yang mudah sekali kepo terhadap hal-hal baru dan harus terlaksana agar tidak menambah beban pikiran saya.

Jika dibandingkan dengan kereta api pada umumnya, KAI Commuter memiliki ciri khas tersendirinya. KAI Commuter lazimnya disebut dengan KRL atau Kereta Rel Listrik. KRL menjadikan listrik sebagai sumber utama penggeraknya. Ciri utamanya ialah adanya jalur listrik di atas kereta dan semacam tongkat yang tersambung dengan listrik. Suara yang dihasilkan juga tidak sebising kereta api biasanya sehingga dinilai mampu mengurangi polusi suara. KRL tidak memiliki batasan penumpang, sedangkan kereta api umumnya memiliki batasan penumpang karena memang dirancang untuk perjalanan jauh. Sudah jelas bukan perbedaannya?

Untuk bisa naik KAI Commuter Line/KRL, masyarakat dapat menggunakan KMT atau Kartu Multi Trip dan kartu brizzi yang sudah terisi saldo tentunya. KMT merupakan sejenis uang elektronik yang diterbitkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan layanan fitur GoTransit di aplikasi Gojek dimana dimungkinkan untuk membeli hingga 10 tiket KRL sekaligus.

Dengan tidak adanya batasan penumpang dan kursi yang terbatas, saya sarankan untuk datang lebih awal dan menunggu pas di depan pintu kereta supaya saat pintu dibuka kita mudah untuk mencari dan mendapatkan kursi. Saat perjalanan berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta saya mendapatkan kursi, tetapi saat perjalanan pulang dari Solo Balapan menuju Yogyakarta nasib kurang baik mungkin sehingga tidak mendapatkan kursi. Selain itu, saya harus bersaing dengan penumpang lain demi mendapat kursi. Tidak masalah dan akan saya jadikan sebagai pengalaman yang tidak akan dilupakan. Terlihat juga banyak sekali orang tua yang membawa anak kecil dan ibu hamil. Sebagai masyarakat yang baik sudah sepatutnya jika kita mengalah demi mendahulukan mereka agar bisa mendapatkan kursi.

Suasana dalam Gerbong KAI Commuter di Stasiun Tugu Yogyakarta. Foto: MAQHFIROTUL JAZILAH, 2023
Suasana dalam Gerbong KAI Commuter di Stasiun Tugu Yogyakarta. Foto: MAQHFIROTUL JAZILAH, 2023

Dari segi harga, KAI Commuter/KRL ini jauh lebih murah dari kereta api biasanya. Biasanya saya membeli tiket kereta api biasa tujuan Yogyakarta-Solo seharga Rp 40.000 untuk kelas ekonomi. Hal tersebut berbeda saat saya naik KRL kemarin dimana cukup merogoh kocek Rp 8.000 sudah bisa menikmati KAI Commuter/KRL. Jika bolak-balik berarti hanya butuh Rp 16.000 saja. Sangat murah bagi saya selaku generasi millennial saat ini.

Saya pernah pergi ke Solo menggunakan sepeda motor. Butuh waktu sekitar kurang lebih 2 jam untuk bisa sampai di Kota Solo. Dengan naik KAI Commuter/KRL, kita bisa menghemat waktu, tenaga dan tentunya polusi udara yang bisa kita kurangi. Mungkin lelahnya saat kita harus berdiri karena tidak mendapat kursi. Belum lagi biaya bahan bakar yang tentunya akan berkali-kali lipat lebh banyak.

KAI Commuter/KRL memiliki jadwal tersendiri. Berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri, saya bisa sampai di Solo tepat waktu. Bisa dibilang 30 menit sebelum kereta berangkat, masyarakat sudah datang dan memenuhi jalur khusus KAI Commuter/KRL dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa antusiasme masyarakat dalam memilih moda transportasi ini sangat tinggi. Saya memilih untuk datang lebih awal agar tidak terlalu mepet dan bisa mendapatkan kursi yang diinginkan.

Peta Rute Pemberhentian KAI Commuter/KRL Relasi Yogyakarta-Palur. Foto:MAQHFIROTUL JAZILAH, 2023
Peta Rute Pemberhentian KAI Commuter/KRL Relasi Yogyakarta-Palur. Foto:MAQHFIROTUL JAZILAH, 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun