Saat terik matahari menyinari Jogja tepat pukul satu siang, saya memutuskan untuk menyusuri jalan Prawirotaman dengan berniat untuk 'Napak Tilas'. Salah satu idola K-pop favorit saya pernah mengunjungi destinasi ini dan saya pun ingin menjelajahi sudut-sudut Prawirotaman dan berswafoto tepat di tempat idola saya berfoto. Sebelum menginjakkan kaki ke Prawirotaman, saya menelusuri jalanan dengan lukisan vandalisme di belakang Malioboro. Spot tersebut digunakan oleh idola saya untuk berfoto yang akhirnya saya juga ikut berfoto di spot itu. Namun, beberapa gambar sudah berubah hanya tersisa 2 gambar yang mirip persis seperti yang ada di foto idola saya. Hingga saya merasa lapar yang pada akhirnya saya menikmati hidangan ramen yang ada di sekitar sana. Tempatnya cukup nyaman dan dapat memandang wisatawan asing yang berlalu lalang. Inilah yang disebut surganya wisatawan asing karena banyak turis menginap di daerah ini. Setelah mengisi kekosongan perut, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Tempo Gelato. Cuaca yang panas sangat cocok dengan segarnya gelato yang dingin. Saya menikmati gelato sambil berjalan kembali hingga tiba di salah satu spot yang terkenal di TikTok yaitu ViaVia bakery. Awalnya saya masih merasa cukup kenyang tetapi saya memutuskan untuk masuk dan membeli dua roti. Setidaknya saya harus mencoba sekali seumur hidup menikmati roti ini.
  Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore yang mana banyak turis yang berjalan-jalan di area ini. Setelah selesai berjalan-jalan kurang rasanya kalau belum membeli pernak-pernik yang khas. Ada satu toko yang viral di sini yaitu Oasis. Mereka menjual berbagai pernak-pernik yang lucu seperti suasana di Bali. Saya masuk dan membeli beberapa gelang sebagai buah tangan. Sebelum pulang saya sempat mengobrol dengan penjaga toko Oasis tersebut. Beliau adalah ibu-ibu yang berusia sekitar 40-an masih cukup muda. Beliau menyambut saya dengan hangat sambil merakit gelang. Ternyata seluruh gelang yang dijual disini dirakit dengan tangan secara manual. Beliau merupakan warga asli Jogja yang bekerja di sana dan toko tersebut merupakan milik seseorang berkewarganegaraan asing. Kami bercengkrama dengan cukup lama membahas berbagai hal yang terkait dengan sudut di Prawirotaman, spot favorit wisatawan asing ketika berkunjung ke Jogja. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya wisatawan yang terus berkunjung menjadi peluang kerja bagi warga lokal di sekitar sana.
    Senang rasanya saya mendapat pengalaman sekaligus wawasan baru sesudah bercengkrama dengan warga lokal. Selesai berbelanja saya memutuskan untuk menikmati malam dengan duduk di depan coffeeshop. Tanpa disadari ada juru parkir yang menghampiri saya, beliau masih cukup muda. Kami mengobrol sekaligus diiringi candaan bahwa beliau sangat bersyukur dengan adanya pariwisata di daerah ini. Banyak spot yang dikunjungi wisatawan sehingga beliau mendapat lapangan pekerjaan di sini. Saya cukup terkesan dengan penuturan beliau bahwa pariwisata sangat membantu ekonomi masyarakat lokal. Saya merasa harus berkunjung lagi kesini, benar-benar seperti sudut lain Yogyakarta yang tersembunyi. Masih dengan suasana khas Yogyakarta yang menawan dengan campuran nuansa Bali. Rasanya penat dapat terlepas seketika ketika berkunjung. Pengalaman baru bagi saya ketika dapat bertemu dengan orang baru bercengkrama dengan warga lokal menggunakan bahasa khas daerah Jogja menggunakan bahasa krama alus. Lalu, mengobrol dengan wisatawan asing di luar coffee shop yang mengatakan bahwa ketika datang ke Jogja mereka tidak menyesal sama sekali. Sama seperti brandingnya yaitu Jogja Istimewa.  Di malam hari, jalanan ini dipenuhi dengan bar yang didatangi oleh turis mancanegara. Mereka menghabiskan waktu malam di spot ini.Suasana malam di Prawirotaman sangat tenang, dengan suara kendaraan yang tidak terlalu ramai sehingga menambah kedamaian.
Saya akan merekomendasikan destinasi ini kepada kerabat saya karena waktu maupun harga yang saya keluarkan dibayar dengan lebih baik oleh pengalaman yang berharga. Dari niat awal saya hanya ingin napak tilas di spot foto yang dibuat untuk berfoto idola saya, justru saya mendapat pandangan baru di titik ini. Banyak hal yang bisa saya pelajari dengan pariwisata. Petualangan saya di Prawirotaman, Yogyakarta, memberikan pengalaman yang penuh warna dan memuaskan. Dari kuliner yang lezat hingga seni dan kerajinan tangan yang indah, setiap momen terasa istimewa dan penuh makna. Saya pulang dengan banyak kenangan indah dan oleh-oleh yang saya beli, serta rasa syukur atas hari yang menyenangkan di kawasan yang memikat ini. Namun, saya masih merasa ada yang kurang karena saya belum melihat kegiatan budaya yang diadakan di Prawirotaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H