Ramadhan baru saja kita lalui, dimana kaum muslimin diwajibkan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Â Dan pada Ramadan tahun 2020 ini, umat Islam di Indonesia khususnya menjalankan puasa genap tiga puluh hari, hal tersebut dikarenakan pada tanggal 29 Ramadhan hilal belum terlihat, sehingga kaum muslimin harus menggenapkan puasanya menjadi 30 hari.
Meskipun ada yang berbeda dengan pelaksanaan ibadah Ramadan di tahun ini, dikarenakan pandemi global Covid-19, sehingga sebagian besar kaum muslimin  melaksanakan aktifitas Ramadan seperti shalat tarawih yang biasanya dilakukan di Masjid-masjid dan Mushola, kini mereka harus melakukannya dirumah bersama keluarga, namun hal tersebut tidak mengurangi kekhusyu'an kaum muslimin dalam beribadah.
Begitupun pada saat idul fitri, sebagian kemeriahan idul fitri menjadi sedikit berkurang, karena kaum muslimin melaksanakan shalat idul fitri di rumah bersama keluarga, acara silaturahmipun dilakukan jarak jauh atau daring, namun lagi-lagi hal tersebut bukan alasan bagi kaum muslimin untuk kembali fitri. Karena kewajiban berpuasa ramadan tetap berjalan sesuai yang Allah perintahkan, tadarus Alquran dan amalan-amalan sunah lainnya tetap dapat dilaksanakan. Covid-19 boleh terjadi dan menguasai dunia, tapi keagungan Ramadan tak berpengaruh sedikitpun. Ramadan masih tetap sama, dimana nilai-nilai kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
30 + 6 = 365Â
Ini bukanlah rumus matematika manusia, tapi rumus dari puasa sepanjang tahun atau setahun, yang dijabarkan dalam hadits Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berikut:
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
.
"Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal]." (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa'ul Gholil)
Dan juga hadits riwayat imam Muslim berikut:
Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim)
Pada kedua hadits tersebut dijelaskan bahwa siapa yang puasa Ramadan kemudian ditambah  dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka sama  dengan berpuasa satu tahun penuh.
Pada hadits Tsauban yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ditambahkan keterangan bahwa barang siapa yang berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa Ramadan adalah selama sebulan atau 30 hari, maka nilainya sama dengan 10 bulan atau 300 hari. Sedangkan puasa sunah Syawwal 6 hari nilainya sama dengan 2 bulan atau 60 hari, maka 10 bulan + 2 bulan = 12 bulan ( setahun) yang dalam jumlah hari 1 tahun adalah 360/365 hari.
Puasa sepanjang tahun terus menerus atau setahun penuh, tentu berat dan rasanya kita tak akan sanggup, namun Allah adalah Ar-rahman zat yang paling tahu kelemahan hamba-Nya, maka Allah memberikan kesempatan ini sebagai bonus dan pelengkap puasa Ramadan kita, hanya dengan menambah enam hari di bulan Syawal. Pelaksanaanya pun tidak mesti berurutan, boleh seminggu dua kali, atau sesuai kesanggupan, selama masih di bulan Syawwal.Â
Jadi selagi saat ini masih ada waktu dipertengahan bulan Syawal, yuk kita sempurnakan puasa Ramadan kita dengan enam hari puasa sunah Syawwal, karena keutamaannya sangat besar. Semoga Allah senantiasa selalu merahmati kita semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H