Mohon tunggu...
Lili Yuliyani
Lili Yuliyani Mohon Tunggu... Penulis - SEO Writer

Dalam setiap tulisan yang saya hasilkan, saya selalu mengedepankan prinsip bahwa artikel tersebut harus bermanfaat secara maksimal, baik bagi diri saya sendiri, perusahaan tempat saya bekerja, maupun bagi klien. Saya percaya bahwa dengan menghasilkan konten yang berkualitas dan bernilai tambah, saya dapat memperkuat reputasi pribadi, meningkatkan visibilitas dan citra perusahaan, serta memenuhi kebutuhan dan harapan klien . Oleh karena itu, saya selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam setiap tulisan yang saya hasilkan, dengan tujuan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Inilah 5 Cara Merencanakan Plant Turnaround yang Sukses

12 Juli 2024   11:24 Diperbarui: 12 Juli 2024   12:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.incentrik.com/

Plant Turnaround adalah realitas yang tidak bisa dihindari dan merupakan kejadian umum di banyak industri dengan banyak aset. Aset menua, proses mengalami kegagalan, dan perlu dilakukan penghentian operasional, peningkatan, dan perbaikan secara berkala.

Proses ini bisa menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemilik aset. Turnaround biasanya mahal, rumit, dan memakan waktu, yang dapat menyebabkan inefisiensi keseluruhan, gangguan produksi, dan dampak serius terhadap keuntungan. Jadi, bagaimana merencanakan plant turnaround yang sukses? Simak jawabannya di bawah ini!

 Apa itu Plant Turnaround?

Turnaround merupakan penghentian terjadwal sebagian atau seluruh operasi pabrik sehari-hari untuk keperluan tertentu. Operasi biasanya dihentikan karena pembersihan, penggantian peralatan, perbaikan, perawatan, peningkatan sumber daya, atau untuk mematuhi peraturan yang berlaku.

Selama periode ini, karyawan dan kontraktor bekerja intensif, seringkali sepanjang waktu, untuk memastikan pabrik dapat kembali beroperasi dengan lancar setelah turnaround selesai.  Perencanaan plant turnaround merupakan proses yang sangat kompleks yang mana memerlukan strategi yang matang dan pelaksanaan yang teliti.

Berkat kemajuan dalam keandalan peralatan dan program pemeliharaan, frekuensi turnaround masalah kini lebih jarang. Di industri minyak dan gas serta penyulingan, misalnya, perusahaan biasanya menjadwalkan turnaround setiap 3 hingga 5 tahun. Sementara itu, dalam pemrosesan kimia, siklusnya bisa mencapai 10 tahun.

Durasi turnaround bervariasi, umumnya berlangsung antara 2 minggu hingga 2 bulan, tergantung pada industri, pabrik, dan berbagai faktor lainnya. Selama proses turnaround atau shutdown, kecepatan menjadi prioritas utama. Shutdowns produksi dapat menyebabkan kerugian besar akibat hilangnya produksi, peningkatan tenaga kerja, dan biaya peralatan.

Merencanakan Plant Turnaround yang Sukses

Merencanakan plant turnaround merupakan proses yang membutuhkan strategi dan pelaksanaan yang hati-hati agar proyek berhasil. Poin-poin berikut ini dapat memastikan manajemen turnaround yang efektif, sehingga membantu operator menghemat waktu dan biaya:

1. Rencanakan ke Depan

Sebagai sebuah organisasi, penting untuk menetapkan tujuan turnaround. Menguraikan tujuan, merancang strategi, menetapkan tugas, dan membuat jadwal merupakan landasan untuk mengembangkan strategi turnaround yang sukses.

Dalam proyek turnaround Anda, perencanaan yang matang perlu dilakukan minimal 8-12 bulan sebelum shutdown atau turnaround terjadi. Manajemen harus dengan jelas merinci pekerjaan yang harus diselesaikan dengan membuat serangkaian kriteria yang tegas.

Strategi turnaround yang efektif tidak hanya membantu mengurangi waktu henti, meningkatkan keselamatan, dan mengurangi biaya. Tetapi juga mengoptimalkan proses bisnis serta mengurangi risiko yang ada. 

Umumnya ada dua fase dalam perencanaan turnaround, yaitu fase strategis dan fase detail. Fase strategis mencakup gambaran umum tentang arah yang akan diambil dan cara mencapai tujuan tersebut. Pada fase perencanaan detail, ditetapkan hal-hal spesifik yang harus diselesaikan dan jika perlu, rencana strategis lebih lanjut disusun.

Selain perencanaan strategis turnaround, penting untuk berbagi informasi seperti tujuan, jadwal persiapan proyek, dan pengelolaan risiko secara dinamis dengan para pemangku kepentingan. Dengan berkomunikasi secara konsisten, akan lebih mudah menangani masalah atau penundaan yang mungkin terjadi.

2. Antisipasi Hal yang Tak Terduga

Rencanakan untuk tidak terkejut. Dalam setiap proyek turnaround, hambatan atau keadaan tak terduga seringkali tak dapat dihindari. Mengantisipasi variabel-variabel ini adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas turnaround secara keseluruhan.

Mulai dari satu fase ke fase berikutnya, rencana Anda harus mencakup semua aktivitas dan hasil yang diharapkan. Bahkan setelah mengatasi faktor-faktor tersebut, sulit untuk memperkirakan variabel tertentu seperti jumlah suku cadang yang diperlukan dengan pasti selama tahap turnaround tertentu.

Menunggu hingga saat terakhir dapat mengakibatkan penundaan signifikan dalam kemajuan. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan berbagai suku cadang, peralatan, dan perlengkapan sebelum memulai proyek. Menghindari pengadaan suku cadang setelah proyek dimulai dapat menghemat waktu dan biaya.

3. Berkoordinasi Sejak Awal dengan Pemasok

Selama periode shutdown, penting untuk mempersiapkan diri dengan optimal guna mengurangi potensi tantangan. Salah satu langkah yang efektif adalah menghubungi pemasok dan mitra sejak awal proses turnaround. Langkah ini akan sangat berguna jika nantinya muncul hambatan atau masalah tertentu.

Turnaround adalah operasi yang kompleks dengan berbagai aspek yang membutuhkan komponen khusus. Beberapa suku cadang mungkin memiliki waktu tunggu yang lama, sehingga keterlibatan awal dengan vendor sangat penting untuk memastikan ketersediaannya saat dibutuhkan. Koordinasi awal dengan pemasok dapat membantu Anda merencanakan potensi kontingensi, memastikan proyek berjalan dengan efisien dan efektif.

4. Menjunjung Kontrol Kualitas yang Ketat

Menjaga kontrol kualitas yang ketat adalah kunci utama dalam mencapai keberhasilan proyek turnaround. Memilih untuk menggunakan hanya suku cadang dan komponen berkualitas tinggi akan signifikan meningkatkan efektivitas turnaround Anda.

Dengan memberikan terlalu banyak fleksibilitas pada spesifikasi, kontraktor mungkin cenderung menggunakan suku cadang yang lebih murah dan kurang berkualitas untuk menyelesaikan proyek. Akibatnya, kualitas suku cadang yang tidak konsisten dapat menyebabkan kinerja yang tidak dapat diprediksi, kebutuhan pemeliharaan yang tidak perlu, dan potensi waktu henti (downtime).

5. Identifikasi Peluang

Selama masa turnaround atau shutdown normal, perusahaan berusaha mengembalikan sistem mereka ke kondisi operasional normal. Namun, perubahan ini juga dapat dianggap sebagai kesempatan besar untuk meningkatkan dan menyempurnakan sistem mereka guna mencapai keandalan dan kinerja yang lebih tinggi.

Meskipun memerlukan waktu dan perencanaan strategis yang lebih lanjut untuk menerapkan perbaikan ini. Namun langkah proaktif ini akan menghasilkan penghematan waktu, energi, dan biaya dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun