Optimis adalah sebuah kata yang kadang kala mendadak hilang dari ingatan/ memori kita. Kata optimis mudah diucapkan namun saat kondisi sedih dan galau mendadak ia hilang entah kemana tak tahu arah. Kadang dicari ia tak jua kembali hadir.
Optimis adalah sebuah energi baik untuk masa depan cerah pembangun masa depan gemilang. Tanpa optimis manusia tidak bisa bertindak realistis bahkan cenderung destruktif.
Optimis menjadi langkah awal untuk berusaha. Kala optimis hilang hadirkan ia segera dan semampumu, bisa dengan self talking, melihat postingan yang positif, melihat kondisi orang lain yang lebih terpuruk dari kita, berdiskusi dengan orang tua atau teman yang terpercaya atau banyak hal lain yang membuat hati mengeluarkan rasa optimis.
Di zaman online yang serupa dan kelihatan sama persis dengan kehidupan nyata/ offline. Di zaman orang memamerkan kesuksesan, di zaman orang menunjukkan kekayaan, di zaman yang menghadirkan semua serba instan, di zaman orang hanya menunjukkan kesuksesan tanpa perjuangan dan di zaman serba cepat ini dengan dukungan beragam teknologi terbaru dan tercanggih, kita harus waspada bahkan bisa dibilang sangat waspada. Kenapa?
Ketika usaha kita tak membuahkan hasil, ketika doa belum terlihat hilal terkabul, ketika melihat mata-mata manusia yang jilid, sementara rasanya kesuksesan itu hanya dinilai dari kondisi harta dan kemapanan, maka waspadalah akan kesehatan mental diri kita.
Jangan asal telan mentah-mentah apa yang ada di media sosial. Jangan lihat hanya bagian luar kesuksesan seseorang tanpa melihat bagaimana kerasnya ia berusaha siang malam tanpa kenal ruang dan waktu, pelajari semua yang terjadi dengan sabar pelajari bahwa tidak ada kesuksesan yang instan, betul?!
Belajarlah untuk terus optimis, berdoalah sebanyak-banyaknya, jangan ikuti putaran media sosial yang menyesatkan diri. Jangan menjadi orang mager, orang rebahan.
Wujudkan harapan dengan tindakan dan doa. Padukan harapanmu dengan banyak berdoa. Doa sebanyak-banyaknya. Apapun kebutuhanmu awali dengan doa.
Doa membuat kita menjadi orang yang optimis. Bahwa memang kita benar benar manusia. Makhluk yang tak tahu masa depan. Makhluk yang tak mampu  berbuat apapun tanpa ada campur tangan Tuhan.
Doa adalah pengharapan mimpi yang ingin terwujud. Doa adalah senjata untuk meminta kepada yang maha kuasa. Tak mungkin manusia bisa mengatasi masalah tanpa campur tangan Tuhan.
Dengan ikhtiar dan doa kita mengetuk pintu langit agar dikabulkan semua mimpi indah menjadi nyata. Dengan doa manusia berarti menghamba, ikut campur dalam urusan takdir secara manusiawi.
Namun disitu ada obat, didalam doa ada obat. Ketika sudah berpasrah namun belum terwujud juga maka doa adalah obat. Obat agar jauh dari stres, obat bahwa kita ini manusia bukan Tuhan yang tahu mana kebutuhan dan mana keinginan.
Tahu segalanya yang terbaik dan yang buruk untuk dijalani. Obat agar juga tida menjadi sombong, obat agar tidak mudah meremehkan orang lain. Obat untuk memanusiakan manusia.
Maka mari bersabar dengan sholat dan doa. Semoga bermanfaat dan berkah serta terimakasih teman - teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H