Mohon tunggu...
lilis zianah
lilis zianah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Meninggalkan jejak kebaikan u hidup yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Manfaat Membaca untuk Anak-anak

11 April 2024   18:00 Diperbarui: 11 April 2024   18:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Membaca. Sebuah aktivitas yang membosankan atau menyenangkan?. Kalau melihat data daya baca membaca yang rendah di Indonesia, agaknya benar anggapan bahwa membaca adalah sebuah aktivitas yang membosankan.

Namun, aktivitas ini sedikit demi sedikit harus berubah menjadi aktivitas yang menyenangkan. Kita harus mengakhiri anggapan bahwa membaca adalah aktivitas yang membosankan menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Karena membaca adalah kebutuhan. Kebutuhan bagi setiap manusia, apalagi sebagai muslim, karena membaca adalah perintah pertama yang diturunkan dalam Al-Qur'an.

Generasi negeri ini harus banyak berubah, harus banyak berbenah utamanya tentang budaya membaca agar daya baca meningkat sedikit demi sedikit.

Oleh karena itu, selain berbenah untuk diri sendiri kita juga harus bisa memberikan pengaruh kepada anak-anak, baik anak biologis maupun anak ideologis.

Ada beberapa manfaat membaca khususnya untuk anak-anak, yaitu:

1. Dengan membaca anak-anak akan meningkat pengetahuannya. Anak mempunyai bekalan dari Tuhan, potensinya harus tetap di upgrade dari waktu ke waktu dengan membaca agar berpengetahuan luas.

Jiwa mereka harus diisi dengan jiwa literasi, literasi yang beragam, bukan hanya membaca teks namun juga membaca konteks.

Jangan sampai anak-anak Indonesia terkalahkan oleh teknologi baru launching yaitu AI yang super canggih yang membuat kita malas membaca.

2. Mampu bersaing dengan anak-anak manca negara. Zaman ini terus berubah, dengan meluasnya teknologi, anak anak nanti tidak hanya bersaing dengan satu negara. Namun persaingannya dengan masyarakat di seluruh penjuru dunia.

Lihat saja sekarang, para pekerja asing mulai marak di Indonesia, dan tak sedikit dari mereka yang membawa penerjemah. Hemm.. bagaimana bisa?, dan mereka tidak hanya tenaga ahli namun juga tenaga kasar lho.. bagaimana di masa mendatang, tentu persaingan akan semakin ketat bukan?.

Di sisi lain, persaingan ini tidak hanya dengan sesama manusia/ makhluk hidup namun juga dengan mesin/ benda mati. Zaman sekarang saja tidak sedikit bidang pekerjaan yang sudah tergantikan dengan mesin atau teknologi.

Maka anak Indonesia harus berdaya, harus cerdas, salah satunya harus menjadikan budaya membaca adalah suatu aktivitas wajib yang harus dilakukan.

3. Meninggalkan budaya baik untuk anak cucu mereka. Budaya harus dibentuk sedini mungkin. Jika tercipta budaya membaca yang baik. Maka budaya ini juga akan tertular kepada generasi selanjutnya.

Indonesia akan semakin maju dan berkembang dari waktu ke waktu, menjadi bangsa yang maju, layak bersaing dengan negara - negara di dunia.

Oleh karena itu, ada beberapa langkah orang dewasa saat ini yang harus dilakukan, antara lain:

1. Memaksakan diri sendiri agar gemar membaca. Menurut Najwa Shihab langkah ini merupakan langkah awal budaya akan terbentuk. 

Langkah ini memang tak mudah, diantara gempuran beragam media sosial, game, permainan online dan lain sebagainya yang menyenangkan dan penuh hiburan. Hal inilah salah satu hal yang terus menggerus budaya baca dan daya baca.

Oleh karena itu, kita perlu memasukkan jadwal membaca setiap harinya diantara aktivitas harian kita. 

Lakukan sedikit demi sedikit namun ada peningkatan dari waktu ke waktu. Membaca ini adalah skill yang perlu diasah.

Ketika skill sudah bagus, maka layaknya seorang pelari maraton, jika rutin berlatih maka ia akan semakin mahir dan ahli untuk menaklukkan target dan tidak mudah tumbang sehingga menyatakan hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak mungkin.

Ketika sudah ahli maka membaca akan mudah, mudah menangkap pesan bacaan dan otak akan semakin cerdas. Dengan demikian literasi tidak hanya membaca namun berkembang jenis literasi yang lain.

2. Memberikan teladan gemar membaca untuk anak-anak. Teladan baik harus ditularkan untuk sekitar, utamanya untuk anak - anak.

Dengan menjadikan demikian lama kelamaan mereka akan terbiasa mengisi aktivitas hariannya dengan kegiatan bermanfaat.

Sehingga budaya yang tercipta adalah karena data tidak hanya mengandalkan perasaan atau "katanya".

Mari ciptakan aktivitas yang menyenangkan untuk membaca, misal membiasakan berinteraksi dengan buku sejak kecil. Mulai dari hal sederhana dan mulai sekarang juga.

Jenis mainan memang beragam, hadirkan buku sebagai alternatif mainan harian mereka. Jika mereka sudah terbiasa maka membaca merupakan aktivitas yang menyenangkan dan menjadi alternatif aktivitas harian mereka. Mari buat langkah nyata, mulai dari hal sederhana.

Terimakasih, semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun