Mohon tunggu...
lilis zianah
lilis zianah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Meninggalkan jejak kebaikan u hidup yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minat Baca dan Daya Baca, Apa Bedanya?!

21 Desember 2023   06:08 Diperbarui: 21 Desember 2023   06:14 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia Menjadi negara yang tercatat dengan minat baca yang rendah. Kabarnya lebih rendah dari negara Kamboja.

Miris ya melihat hal ini, namun sepertinya faktanya memang demikian. Secara pribadi saya sering melihat sebuah percakapan yang mendukung hal demikian.

Misal, ketika ada sebuah informasi di sebuah grup WhatsApp maka tetap akan banyak pertanyaan dari yang diinformasikan. Yang jawaban dari pertanyaan itu sudah ada di informasikan di pemberitahuan.

Hemm, kadang gemes gitu ya melihat pertanyaan - pertanyaan itu, dibaca nda sich, sabar nda sich saat membaca kok banyak yang kelewat, atau pemahaman bacaan yang kurang mencermati bacaan.

Faktanya memang demikian, banyak yang membaca dengan emosi, dengan beragam emoticon yang semakin hari banyak variasinya. Banyak yang tidak tuntas membaca.

Makanya tak heran, pemerintah sekarang menggencarkan literasi. Sebuah program yang cakupannya tidak hanya literasi membaca teks an sich. Namun beragam jenis literasi yang ada saat ini. 

Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia gawat literasi. Info tersebar dengan cepat termasuk informasi hoax. 

Masyarakat main share tanpa meneliti terlebih dahulu kebenaran informasi yang disebar tersebut. Entah karena emosi atau memang benar gawat literasi yang dimaksud.

Maka saya mengajak kepada diri saya sendiri juga masyarakat untuk kembali belajar membaca. Tak hanya membaca teks namun juga membaca konteks.

Membaca teks berarti memahami informasi hasil bacaan dari teks yang dibaca. Karena sekarang membaca tidak hanya dari sebuah buku. Buku elektronik juga sekarang semakin beragam, bukan?!.

apalagi membaca konteks, membaca situasi yang sedang kita alami. Membaca konteks dari yang orang bicarakan, membaca situasi orang sekitar kita. Hal itu juga harus kita analisis.

belajar untuk menganalisis situasi yang ada di sekitar dan yang ada di negara kita. Agar tidak ketinggalan. Mulai dari informasi sosial, budaya, politik, ekonomi dll.

membaca butuh ketahanan. Faktanya membaca buku mempunyai penyakit yaitu ngantuk dan bosan.

Jika mengantuk saat baca buku, saya tidak menganjurkan tidur ya. .. hehe... Tapi cari obat untuk menghilangkan kantuk. Bukan obat medis ya yang dimaksud.

Tapi obat ajaib untuk hilangkan kantuk, misal olah fisik, permen, makanan ringan bukan makanan berat ya, yang ada malah beneran tidur setelah makan saat baca buku, batal donk baca bukunya.

Nah, oleh karena itu kita tidak hanya butuh minat baca yang bagus, namun juga harus mempunyai daya baca yang bagus pula. Agar bisa membaca dengan tuntas, kita harus punya daya baca yang kuat, sekuat matahari menyinari bumi.

Butuh berlatih untuk mempunyai daya baca yang baik. Hal ini bisa dimulai dengan membaca buku buku yang disukai, membaca topik yang disukai atau membaca dimulai dari halaman yang ingin dibaca terlebih dahulu.

Yang terpenting dari itu mulai terlebih dahulu, siapkan mental untuk membaca selanjutnya luangkan waktu sedikit misal diawali 15 menit perhari dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Untuk yang sudah mempunyai putra dan putri, niatkan anda menjadi teladan untuk memberi contoh sehingga anak anda juga akan suka membaca dengan sendirinya.

Teknis sederhananya bisa membaca bersama kemudian saling cerita apa itu isi bukunya. Bagi yang anaknya belum bisa baca, ini juga mudah sebenarnya, alih alih membacakan buku, sebenarnya kita terpaksa membaca buku, terpaksa yang berfaedah gitu ya,

Terimakasih, semoga bermanfaat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun