Mohon tunggu...
Lilis Uswatun Hasanah
Lilis Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... -

Menulis lah , sebab menulis itu membuat kamu mampu mengembangkan kreativitasmu ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penanaman Olimpisme Untuk Membangun Lingkungan Pendidikan Yang Kondusif

10 November 2013   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENANAMAN OLIMPISME  UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF

(Orientasi Sekolah-Sekolah Modern)

MEMAHAMI

LINGKUNGAN EKSTERNAL         Vs DUNIA PENDIDIKAN  SAAT INI

TELAH TERJADI PERUBAHAN DENGAN SEKALA GLOBAL
DI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
DI DUNIA

Ekonomi ->>

KENDALI EKONOMI  ADA DITANGAN NEGARA-2 MAJU

PERSAINGAN BISNI MENINGKAT TAJAM (KOMPETITIF)

EKONOMI BERBASIS INTELEKTUAL  MENGALAHKAN  EKONOMI

BERBASIS EKPLOITASI SUMBERDAYA ALAM

GAP EKONOMI NEGARA  MAJU DENGAN NEGARA BERKEMBANG

MAKIN DALAM

Sosial ->>

TERBENTUK MASYRAKAT GLOBAL (MULTI SOSIAL)

KEHIDUPAN INDIVIDUALIS MAKIN MENINGKAT

MAKIN BANYAKNYA PENYAKIT PENYAKIT SOSIAL DI MASYARAKAT

Politik ->>

TERJADI DEMOKRATISASI KARENA KETERBUKAAN

KETERIKATAN TERHADAP “REGULASI INTERNASIONAL”

SEMUA LEVEL MASYARAKAT BERPERAN DALAM KEHIDUPAN

POLITIK

Budaya Kultur ->>

KETERBUKAAN/TRANSPARANSI

GLOBALISASI BUDAYA, “ CROSS CULTUR “

TERCIPTANYA ” KEHIDUPAN DUNIA MAYA”

DINAMIKA KEHIDUPAN MENINGKAT

MENINGKATNYA PENYAKIT “PSIKOLOGIS”

TEKNOLOGI INFORMASI SANGAT BERPERAN DALAM MEMPERCEPAT PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN & WAWASAN MASYARAKAT

SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

MENJADI FAKTOR STRATEGIS

SDM Sebagai faktor sentral “perubahan”

Kompetensi SDM sebagai “nilai kompetitif”

SDM sebagai “aset utama” Negara/Perusahaan

Perlu penyiapan  dan pengelolaan SDM yang tepat,dengan orientasi “kompetensi global”

KOMPETENSI SDM  YANG DITUNTUT

OLEH LINGKUNGAN  KOMPETITIF SAAT INI

Pengetahuan/Wawasan Global

- Berbasis Teknologi dan Informasi

- Kecerdasan dalam Inovasi & Kreatifitas

- Pemahaman Nilai-Nilai Universal (LintasBudaya)

Keterampilan Global

- “ Soft Skill” (komunikasi/interaksi)

- IPTEK & Informatika

- Ketrampilan Kompetitif

(spesifik & berdaya saing)

Sikap / Perilaku

- Disiplin, Dipercaya

- Dinamis &Flexible

- Inisiatif & Proaktif

- Inovatif & Kreatif

- Mandiri / “Survive”

Sementara Ada Pandangan Seperti ini, bagaimana tanggapan kita …?

pendidikan tidak berhasil menciptakan manusia berbudaya

Beberapa Artikel Tentang Pendidikan Di Indonesia

Industri butuh tenaga yang memiliki soft skill yang baik. Misalnya ; karakter yang   riang, percaya diri, pandai berkomunikasi/interaksi, kreatif, inovatif  dan mampu bekerjasama  (Dirjen Dikti,Diknas, Republika, 30 Jun 2008)

Soft Skill  jurus jitu untuk masuk pasar kerja, karena selain kecerdasan, perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang periang dan pandai berkomunikasi

(Jimmy M Rivai Gani, CEO Proven Force Indonesia,Republika 30 Jun 2008)

Sudah saatnya mendobrak sistem pendidikan di Indonesia, karena era informasi     tidak bisa diatasi dengan cara berpikir linear, semua harus visioner. Selain hard skill, soft skill harus juga disiapkan. Dan guru/dosen harus memiliki standar kompetensi yang tinggi (Haidar Bagir, CEO Mizan Group, Republika 6 Juli 2008)

Soft Skill  harus dibangun dan dikembangkan secara terpadu & berkesinambungan

mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

(Lee Kwanyu, Ex PM Singapura)

Simulasi :

Benarkah dahulu dalam membina anak didik, pengajar  kurang menekankan pengembangan  “soft skill” mereka ?

Gambarlah dalam 2 menit : “ Pemandangan Alam ”

80 %. Menggambar gunung !!!,  Mengapa ??

Merupakan fenomena hasil “proses kurang kreatif” dari sistem

pendidikan dasar di Indonesia sebelumnya …

Sekarang mari kita diskusikan :

“Taktik menjual minuman dingin di musim hujan”

30 %,  Terjadi ide/inovasi baru !!!, Mengapa ???

“ TELAH TERJADI GAP BESAR ”

ANTARA  PENDIDIKAN  DENGAN LINGKUNGAN  EKSTERNAL

DI INDONESIA

Proses Pendidikan                 Vs

Tuntutan Eksternal

Orientasi terhadap pengembangan

Intelektual (Intellectual development)

Orientasi terhadap “human development “ (Intelektual , ketrampilan dan moral & periaku profesional ).

Penyiapan untuk menghadapi masalah

yang sederhana

Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang memerlukan ketangguhan  daya

nalar, fisik dan psikis.

Pembentukan Sikap-Sikap Dasar”

“Normatif” (etika, sopan - santun,

disiplin, birokratis)

Sikap - Sikap  Profesional  (kejujuran, adil, respek, keunggulan).

Pola  Hubungan  Lebih Formal, Satu

Arah dan Otokratis.

Pola Hubungan Informal, persahabatan,

saling memahami, kedamaian,leadership)

“Sukses” » “Hasil/ Prestasi Belajar”

“Sukses” » “Hasil  Prestasi/Karya Total”

Menekankan “Hard Skill”

Menekankan pada “Soft skill”

“DAMPAK” YANG DITIMBULKAN…


  1. Kompetensi SDM Indonesia kurang “competitive” pada berbagai sektor, baik pada sekala regional maupun internasional.


  1. SDM Indonesia tidak memiliki sikap profesional, kurang memiliki daya juang dan moral-moral mulia seperti kejujuran,saling menghargai & sportifitas.


  1. SDM Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri/usaha yang saat ini terus berkembang begitu pesat.

4    Kondisi ekonomi Indonesia akan makin terpuruk, pada berbagai aspek,baik
pada sekala mikro maupun makro

LALU ….

APA YANG HARUS DI LAKUKAN OLEH PELAKU PENDIDIKAN ??

“HARUS SEGERA MENCIPTAKAN

“LINGKUNGAN  PENDIDIKAN YANG KONDUSIF “

Pengertian

Lingkungan Pendidikan Yang Kondusif

Lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( misalnya :  persiapan menghadapi globalisasi, kompetisi)

( Platform Pendidikan Nasional di Singapura )

Adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baki hard skill maupun soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak, untuk menghadapi globalisasi

( Peter F. Drucker, Marketing Expert )

Dengan otonomi pendidikan diharapkan sekolah akan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif, sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi  yang tepat dengan tuntutan lingkungan eksternal

( Harapan lingkungan industri)

Upaya menguragi Gap hasil pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal :

Mensinkronkan arah Pendidikan (secara makro/mikro) Sesuai Kebutuhan Kompetensi Yang Dibutuhkan  Lingkungan Eksternal, Dengan Penyusunan Kurikulum Yang Relevan Dengan Kehidupan Yang lebih Riil, Melalui :


  1. Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)


  1. Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat

3.   Pengembangan daya kreatif dan inovatif siswa agar mampu menyikapi
situasi & sumberdaya yang makin terbatas

4.   Pembiasaan diri dalam lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan,
interaksi andragogi)

Upaya lain dalam mengurangi Gap :

Pembekalan Multi Mompetensi Kepada Siswa

INTELLECTUAL DEVELOPMENT

(Pengembangan Intelektual)

EMOTIONAL DEVELOPMENT ADVERSITY

(Pengembangan Kematangan Emosional)                                              DEVELOPMENT
(PengembanganKetangguhan Diri )

Mengapa “Multi Kompetensi” Dibutuhkan

Oleh Siswa ?

Kesuksesan seseorang dewasa ini ditentukan oleh :

20 % kecerdasan intelektualnya (IQ),

50 % kematanganemosionalnya (EQ)à Soft Skill

30 % ketabahan/kegigihan (AQ) à Soft Skill

Pendapat Para Pakar SDM :

Dr. Daniel Goleman

Prof. Michael Porter

Prof. Gay Hendrick

Dr. Kate Ludeman

METODE DASAR DALAM PENGEMBANGAN

MULTI KOMPETENSI, ADALAH MENGOPTIMALKAN FUNGSI

OTAK KANAN & KIRI

KIRI

- LOGIS

- PENGULANGAN

- UCAPAN/VERBAL

- DETAIL/RINCI

- SISTEMATIS

- KOMUNIKATIF

- REALISTIS

- FAKTUAL/COBA

- BERDASARKAN DATA

KANAN

- IMAJINATIF

- PERMODELAN

- POLA

- INTUITIF

- EMOSIONAL

- SPIRITUAL

- VISIONER

- HUMANISTIS

- PEWARNAAN

Dengan Pengembangan Hard Skill + Soft Skill  Secara Terpadu , Akan Terbentuk Pada Diri Siswa Kepribadian Yang Optimis, Mandiri & “Survive”

No

Kepribadian

Indikator Prilaku

Cara Membangun

1

OPTIMIS

-Selalu semangat / antusias

-Proaktiv dalam bertindak

-Tidak ragu-ragu

-Berpikir & bertindak positif

-Belajar cara berpikir orang2 sukses

-Selalu tetapkan target dalam hidup

-Melakukan sesuatu dengan niat &

keyakinan, kemudian “lakukan”

2

MANDIRI

-Bersikap profesional

-Berbuat yang terbaik

-Selalu “update” diri

-Adaptif

-Pahami potensi diri & kembangkan

-Kurangi ketergantungan pada orang lain

-Bersikap profesional dimanapun

-Yakinkan bahwa anda bagian dari orang2

sukses

3

“SURVIVE”

-Kreatif & Inovatif

-Mampu melihat tantangan & hambatan sebagai peluang

-Berpikir “ekonomis”

-Selalu berperan dalam situasi, kondisi & dimanapun

-Lihatlah banyak peluang di sekitar kita

-Jangan cepat puas diri, “kerjakan,

perbaiki,kerjakan”

-Survive dimulai dari memahami potensi diri

PENANAMAN NILAI-NILAI OLYMPISM DI INSTITUSI PENDIDIKAN MERUPAKAN PENDEKATAN YANG EFEKTIF  DALAM MENGEMBANGKAN “SOFT SKILL“ SISWA

LANDASAN & DASAR PEMIKIRAN :

Pengertian Olympism

(Yang Tercantum Dalam  Piagam Olimpiade)

Merupakan dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan  keseimbangan jasmani dan rohani, serta mengharmonikan hubungan antara kehidupan olahraga, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dapenghargaan pada prinsip perinsip etika yang universil.

Olympism Merupakan :

Suatu filsafat kehidupan, yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan dan kecerdasan.

Kesatuan antara olahraga, kebudayaan dan pendidikan

Olympism = Sport + Culture + Education)

Gerakan olahraga selain mengembangkan pola hidup yang sehat, Juga merupakan suatu cara untuk menggembirakan diri  dan meningkatkan mutu dan nilai pendidikan.

Olahraga sebagai ”Sekolah untuk kehidupan”

Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan palaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa depan, oleh karena itu  olahraga yang dimulai sejak anak-anak berada di sekolah dasar yang dikenal dengan istilah mata palajaran pendidikan jasmani haruslah mendapat perhatian dan ditunjang dengan segala aspek yang diperlukan.

Keterampilan yang diperolah melalui berbagai macam partisipasi dalam permainan merupakan dasar perkembangan manusia secara keseluruhan. Keterampilan tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan harga diri yang merupakan faktor-faktor penting yang mendasar untuk membentuk pribadi manusia agar mereka dapat dan mampu berpikir dan berbuat untuk kepentingan dirinya, masyarakat, negara, bangsa dan dunia (kepentingan masa depannya)

(Prof. Imam Suyudi:  PakarOR/ Mantan Direktur National Olympic Academic Of  Indonesia )

7 Komponen Standar
Dari Sasaran Pembentukan Moral Dalam Olympism
(Tercantum dalam piagam olimpiade)


  1. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
  2. Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in participation)
  3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play)
  4. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals)
  5. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
  6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training, working and competing together )
  7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations peace)

All of these standards are applicable in our daily life either on or off the field of play. (Olympic Charter)

“ Olympism “ Sangat Relevan Dengan Tuntuan Lingkungan Eksternal Pendidikan

Filosofi & Nilai-nilai Yang Terkandung:

Visioner (tujuan jangka panjang)

Peaceful (kedamaian)

No Discrimination (tidak diskriminatif)

Mutual Understanding (saling memahami)

Friendship (persahabatan)

Solidarity (solidaritas)

Fair Play (kejujuran,adil,wajar)

Excellence (keunggulan)

Fun (kesenangan)

Respect (menghargai)

Human Development  (pengembangan diri)

Leadership (Kepemimpinan)

Motivation (semangat,pantang menyerah)

Team Work (kerjasama, sinergi)

Relevansi Motto Olimpiade Dengan
Kriteria Manusia Yang Profesional

Citius

(Paling Cepat Dalam Berdaptasi)

Altius

Memiliki Prestasi /Kinerja Paling Tinggi

Fortius

(Memiliki Daya Saing Paling Kuat )

PENANAMAN NILAI-NILAI OLYMPISM

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN AKAN EFEKTIF  BILA DILAKSANAKAN  SECARA SISTEMATIS


  1. Merupakan bagian dari  keseluruhan kurikulum pendidikan


  1. Menggunakan  metode “ proses dinamika kelompok “ atau       “quantum learning process”

Berbagai contoh pendekatan dalam penerapan pembinaan

olahraga (penanaman olympism)  usia dini di lingkungan

sekolah diberbagai negara.

Perencanaan Kompetisi olahraga secara masal dan berjenjang

yang diharapkan dapat menciptakan prestasi tingkat dunia &

mengharumkan Nama bangsa



Olahraga sebagai hiburan, juga bisa di rancang untuk

membangun nilai persahabatan, kedamaian dan kejujuran manusia

Penanaman Olympism pada para mahasiswa, dengan

pendekatan dinamika kelompok (group dinamic & fun)

Pendekatan Kepelatihan /Pengajaran   Di Lingkungan Pendidikan Dengan  Menanamkan Nilai Dan Semangat Olimpisme Pada Diri Peserta Didik, Terbukti  Sangat Efektif

KESIMPULAN

-Sistem pendidikan yang kondusif yang menghasilkan multi kompetensi anak didik sangat diperlukan dalam menghadapi era informasi/globalisasi

-Nilai nilai olahraga (Olympism) memiliki relevansi dan keterkaitan erat dengan tujuan dan visi pendidikan yang kondusif.

-Penanaman Olympsm secara terpadu dan konsisten pada lingkungan pendidikan, dapat mendukung terciptanya output pendidikan (SDM) sesuai yang diharapkan

-Diperlukan pengembangan program program penanaman Olympism di lingkungan sekolah, dengan pendekatan yang lebih kreatif ,inovatif, efisien dan efektif .

-Dukungan komitmen dari berbagai pihak (Pemerintah,masyarakat, pelaku pendidikan dan pihak swasta) saat ini sangat di perlukan untuk menghasilkan prestasi olah raga Indonesia yang maksimal.

Masa Depan Dunia Pendidikan Dan Kemajuan Bangsa Indonesia

Menjadi  Tanggung Jawab Kita Bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun