Santri (kaum terpelajar yang mempelajari ilmu-ilmu agama) memberikan kontribusi besar dalam peradaban bangsa Indonesia. Nilai-nilai Islam berpadu dengan nilai-nilai budaya luhur masyarakat Indonesia yang telah ada sebelumnya, sehingga menambah kekayaan  nilai-nilai menjadi lebih agung.
Melalui peran Wali Songo yang luar biasa cerdas, arif bijaksana nilai-nilai islam dan nilai-nilai yang telah ada di masyarakat terbingkai  indah, tidak bersinggungan dan menyebabkan konflik.  Islam masuk ke Indonesia dengan  nuansa kelembutan dan  humanis. Sungguh keindahan, kenyamanan yang tidak terpetakan dalam sejarah di belahan dunia manapaun.  Menandakan bahwa dalam banyak aspek Islam adalah mewakili karakter masyarakat terbuka sehingga dengan mudah dapat diaplikasikan di masyarakat, yang nota bene islam bukanlah agama pertama yang datang ke Indonesia.
Fakta teramant penting pun bebicara dalam perjalanan bangsa Indonesia yang penuh onak dan duri, diterjang banyak  kesulitan. Terutama masa mengusir penjajah, merebut kemerdekaan.  Kalangan santri tampil terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Santri adalah spirit bangsa yang energinya meluap-luap tak pernah kehabisan amunisi. Sebab terang sudah, energinya berasal dari magma keimanan yang hakiki. Mereka tidak takut mati, berjihad melawan penjajah adalah keindahan yang utama yang harus digenggam oleh mereka.
Santri adalah wujud idealisme sebuah komunitas anti penjajah yang sebenarnya. Â Bagi mereka penjajah adalah musuh utama dalam tubuh sebuah bangsa. Maka pantanglah mereka menunduk minta belas kasihan, Â mundur ke belakang barang sejengkalpun, Â apalagi menyerah sebelum ajal meregang nyawa.
Cinta tanah air adalah karakter dan integritas islam yang hakiki, selain keimanan terhadap Alloh Subhanahu Wata'ala. Jiwa raga adalah alat untuk mengokohkan integritas mereka dalam berdakwah, membela tanah air dan agama. Ruang pemikiran mereka, santri, Â adalah berjuang untuk kemaslahatan bangsa. Maka tak ada keraguan terhadap keberpihakan mereka terhadap Negara Kesatuan republik Indonesia yang kita cintai.
Namun ada masa santri (ulama) dipinggirkan dalam suatu rezim, karena penguasa tak suka, tak ingin kalangan santri berkontribusi, bahkan dianggap  mengahalangi program pembangunan yang dilaksanakan. Kalangan santri terus dimarginalkan. Dakwahnya diikuti, di waspadai, dimata-matai. Santri dianggap sebagai borok dalam kehidupan bangsa ini. Perlakuan yang sungguh kejam dan tak berkeadilan.
Mereka (penguasa) lupa sejarah, bahwa tanpa kalangan santri kemerdekaan Indonesia sulit terwujud. Santri adalah manusia-manusia berintegritas tinggi, karena ruang jiwanya telah dipeuhi keberanian membela tanah air, dan agamanya. Membela agama dengan perspektif kebangsaan, kebhinekaan, dengan toleransi yang tinggi.
Dengan alasan ini mengapa kalangan santri begitu dicurigai akan mengahancurkan NKRI. Adapun ada kasus pemberontakan dengan menggunakan baju agama, itu hanyalah riak kecil dalam perjalanan bangsa ini. Sebab kalangan santri dulu telah teruji di wilayah mana mereka berada. Mereka adalah garda terdepan membela tanah air tanpa pamrih ditukar dengan pemberian jabatan dan kekuasaan.
Apa khabar santri sekarang ? Nampaknya gereget santri sekarang berbeda dengan dahulu masa-masa melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Gaungnya kurang terdengar. Kontribusinya mestinya mendominasi di negeri ini. Kontribusi positif untuk kemajuan bersama, membawa bangsa dalam keemsan dan kejayaan. Membentuk karakter bangsa yang mulia sebagai mana layaknya manusia beriman yang diajarkan dalam Al-Qur'an.
Kemajuan  tidak hanya untuk komunitas islam sendiri namun untuk seluruh masyarakat Indonesia, bahkan untuk warga dunia. Sebab bagaimananpun, terutama terkait dengan kuantitas komunitas yang paling banyak di dunia, Indonesia adalah miniatur, representasi muslim dunia. Jumlah muslim Indonesia yang besar ini adalah suatu kekuatan besar dalam mengoptimalkan peran sumber Daya manusia saat ini, dan juga ke masa depan.