Pesatnya perkembangan teknologi digital ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, kebebasan yang ditawarkan memudahkan kita untuk mengakses berbagai hal, termasuk informasi yang mendukung pekerjaan. Namun, di sisi lain, konten-konten bermuatan dewasa juga dapat diakses dengan sangat mudah.
Situasi ini tentu dapat memicu kekhawatiran, terutama bagi orang tua dengan anak yang tengah berada dalam fase perkembangan. Saat mengalami fase ini, rasa ingin tahu mereka cenderung sangat tinggi, termasuk mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual.
Tak jarang mereka mulai mencari tahu tentang aktivitas ini melalui internet. Namun, hal yang perlu diwaspadai adalah jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, anak berisiko mengalami kecanduan dan, yang lebih parah, terjebak dalam pola konsumsi konten dewasa.
Mendapati anak menonton konten dewasa pastinya menjadi momen yang mengejutkan sekaligus membingungkan bagi orang tua. Meski begitu, penting bagi orang tua untuk menyikapi situasi ini dengan bijak dan tenang.Â
Alih-alih bereaksi dengan kemarahan, momen ini sebaiknya dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membangun komunikasi yang lebih baik, memberikan edukasi yang sesuai, dan membantu anak memahami batasan serta nilai-nilai yang penting dalam hidup.Â
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Kedokteran Jiwa Anak dan Remaja, dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R. (K), turut memberikan saran mengenai hal-hal yang perlu dilakukan orang tua ketika mendapati anak mengonsumsi konten dewasa, seperti yang dilansir dari Tribunnews.
1. Tetap Tenang dan Jangan Bereaksi Berlebihan
Mendapati anak menonton konten dewasa memang mengejutkan, tapi bereaksi dengan kemarahan atau hukuman hanya akan membuat anak merasa takut dan defensif. Langkah pertama untuk menangani situasi ini adalah rendam kekecewaan terhadap anak.
2. Bicarakan dengan Cara yang Terbuka
Cari waktu yang tepat dan bicaralah dengan anak secara tenang dan tanpa menghakimi. Mulailah percakapan dengan pertanyaan seperti "kamu tahu dari mana tentang konten itu?" atau "apa yang membuat kamu penasaran untuk menontonnya?" Berikan ruang bagi anak untuk menjelaskan tanpa merasa takut disalahkan.
3. Berikan Edukasi yang Sesuai
Karena hal tersebut telah terjadi, orang tua perlu menerima kenyataan dan jangan mengungkit-ungkit lagi mengenai kejadian tersebut. Sebagai gantinya, berikan penjelasan yang edukatif mengenai konten dewasa, dampak negatifnya, dan bangunlah kesepakatan bersama dengan anak untuk mematuhi aturan yang telah disepakati bersama.Â
4. Pantau Akses Digital Anak
Jika memungkinkan, aktifkan fitur parental control pada perangkat yang digunakan anak. Orang tua juga dapat memeriksa pengaturan privasi dan mengaktifkan filter pencarian, serta berdiskusi dengan anak tentang batasan penggunaan internet. Namun, penting untuk tidak mengawasi mereka secara berlebihan agar anak tetap merasa dihargai dan dipercaya.
5. Berikan Sanksi
Meskipun situasi ini perlu dihadapi dengan kepala dingin, memberikan efek jera kepada anak juga bisa menjadi langkah yang efektif agar ia tidak mengulangi tindakan serupa. Namun, penting untuk diingat bahwa konsekuensi yang diberikan harus bebas dari kekerasan fisik atau tindakan yang berpotensi membuat anak trauma. Orang tua dapat menerapkan hukuman seperti menyita gadget untuk beberapa hari atau mengurangi uang saku jika anak tertangkap menonton konten dewasa.
6. Jadilah Teman Terbaik bagi Anak
Terakhir, berikan penghargaan kepada anak atas usahanya dalam memperbaiki diri. Usahakan untuk menjadi teman terbaik bagi anak agar mereka merasa lebih leluasa untuk berbagi cerita dan mengungkapkan isi hatinya. Bangun hubungan yang harmonis dengan anak sehingga mereka merasa nyaman berada di dekat orang tua dan tidak perlu mencari pelarian lain untuk mendapatkan rasa aman dan kenyamanan.
Sebagai orang tua, menghadapi kenyataan bahwa anak menonton konten dewasa memang bisa menimbulkan kekhawatiran, namun ini juga merupakan kesempatan untuk mempererat komunikasi dan membimbing anak dengan bijak.Â
Hadapi tantangan ini dengan hati terbuka dan pemahaman akan memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, sekaligus mempersiapkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam menyaring informasi yang mereka terima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H