Hal ini terlihat dari tren cromboloni dan saat ini boneka Labubu. Banyak orang secara tak sadar berlomba-lomba untuk memiliki apa yang sedang jadi perbincangan publik. Tujuan dari tindakan ini tak lain agar dirinya dianggap sama seperti mayoritas atau dengan kata lain, tidak dianggap jadul atau katrok.
Efek bandwagon ini bisa membahayakan jika terus dibiarkan dan akhirnya mengakar dalam diri kita. Berikut beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh efek bandwagon:
1. Mendorong Keputusan Tanpa Pertimbangan Matang
Salah satu bahaya terbesar dari efek bandwagon adalah keputusan yang diambil tanpa analisis atau pemikiran yang mendalam. Saat banyak orang memilih sesuatu, kita cenderung ikut-ikutan tanpa menilai apakah itu keputusan terbaik untuk diri sendiri.Â
Contoh sederhananya adalah membeli produk yang sedang populer meskipun sebenarnya kita tidak membutuhkannya. Dalam skala yang lebih besar, keputusan finansial, karier, atau pendidikan bisa sangat terpengaruh oleh tren, yang berisiko merugikan.
2. Menghilangkan Identitas dan Keunikan Diri
Efek bandwagon bisa membuat seseorang kehilangan jati diri dan keunikan. Ketika kita terus-menerus mengikuti apa yang dilakukan orang lain, kita cenderung meninggalkan kepribadian dan nilai-nilai yang sebenarnya membuat kita unik.Â
Hal ini bisa menyebabkan rasa ketidakpuasan dan kebingungan akan identitas diri di kemudian hari, karena kita merasa tidak lagi hidup berdasarkan apa yang benar-benar kita inginkan, melainkan hanya ikut arus.
3. Memperkuat Penyebaran Informasi yang Salah
Dalam era media sosial, efek bandwagon sering kali berperan dalam mempercepat penyebaran informasi yang salah atau hoaks. Ketika banyak orang membagikan atau mempercayai informasi yang tidak akurat, kita mungkin terdorong untuk ikut mempercayainya juga tanpa melakukan verifikasi.Â
Ini bisa berdampak serius, terutama jika informasi yang salah tersebut terkait dengan kesehatan, politik, atau isu sosial lainnya.