2. The Setting Sun
The Setting Sun merupakan novel karya Osamu Dazai yang diterbitkan pada tahun 1947 dengan judul (Shay). Dazai memperoleh inspirasi untuk menulis novel ini dari Shizuko Ota, seorang perempuan Jepang yang menulis buku harian tentang kejadian-kejadian yang terekam dalam kehidupannya setelah perang.Â
Shizuko Ota juga dikenal sebagai penggemar sekaligus perempuan simpanan Dazai. Ia dan Shizuko bahkan memiliki anak perempuan di luar nikah.
Buku ini menceritakan kisah Kazuko, seorang perempuan muda yang lahir dari keluarga bangsawan namun berakhir jatuh miskin. Terdapat kutipan yang cukup melankolis dari novel ini.
"Menunggu. Dalam hidup kita, kita mengenal sukacita, kemarahan, kesedihan, dan berbagai emosi lainnya. Namun, semua emosi ini hanya menempati satu persen dari waktu kita. Sembilan puluh sembilan persen sisanya hanya hidup dalam penantian. Saya menunggu dalam penantian sesaat, merasa seolah-olah dada saya sedang dihancurkan, untuk suara di koridor langkah kaki kebahagiaan. Kosong. Oh, hidup ini terlalu menyakitkan, kenyataan yang menegaskan keyakinan universal bahwa yang terbaik adalah tidak dilahirkan."
Kutipan di atas merupakan perasaan yang kerap dirasakan Dazai. Bedanya, dalam kehidupan Osamu Dazai, perasaan kosong yang terus menerus ia rasakan tidak pernah membuatnya merasa sendirian. Dalam pemikirannya, arti dari kalimat "yang terbaik adalah tidak dilahirkan" memiliki arti mengakhiri hidup.
Salah satu karya Osamu Dazai yang paling terkenal adalah novel berjudul (Ningen Shikkaku) atau No Longer Human. No Longer Human merupakan novel terlaris kedua dalam sejarah Jepang yang terbit pada tahun 1948. Novel ini menceritakan kisah Oba Yozo, seorang pemuda yang sangat terasingkan dan hidup dalam tragedi yang tak ada hentinya.
Hal menarik dari buku No Longer Human adalah Dazai membuat tokoh utamanya memiliki kisah hidup yang sangat mirip dengan dirinya sendiri saat ia masih menjadi Shuji.Â
Oleh karena itu, buku ini dianggap sebagai fiksi dengan tema autobiografi. No Longer Human sendiri merupakan karya terakhir Osamu Dazai yang ia selesaikan tepat sebelum ia mengakhiri hidupnya.
4. Kematian yang Tragis