Mohon tunggu...
Lilis Nur Mukhlisoh
Lilis Nur Mukhlisoh Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Simple is best

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bonus Demografi: Harta Karun atau Bom Waktu?

28 Mei 2024   15:36 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bonus demografi kerap kali disebut sebagai peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fenomena ini terjadi ketika populasi usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan populasi usia non-produktif (anak-anak dan lansia). 

Namun, apakah benar jika bonus demografi adalah harta karun? Bagaimana jika bonus demografi berubah menjadi bom waktu? 

Keuntungan dari Bonus Demografi

Tak dapat dipungkiri jika lahirnya bonus demografi menghadirkan beberapa keuntungan, di antaranya:

1.  Peningkatan Produktivitas Ekonomi

Dengan lebih banyaknya orang dalam usia produktif, potensi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi menjadi sangat besar. Angkatan kerja yang besar artinya lebih banyak tenaga kerja yang tersedia untuk mendorong pertumbuhan industri, meningkatkan output, dan mempercepat pembangunan ekonomi.

2.  Peningkatan Penerimaan Negara

Populasi usia produktif yang besar juga memiliki arti bahwa akan lebih banyak pendapatan pajak dari pekerja aktif. Peningkatan penerimaan negara dari pajak dapat digunakan untuk investasi infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang semuanya akan memperkuat ekonomi dalam jangka panjang.

3.  Inovasi dan Dinamisme Ekonomi

Generasi muda yang lebih banyak dalam angkatan kerja sering kali membawa ide-ide baru, inovasi, dan dinamisme ke dalam ekonomi. Mereka cenderung lebih adaptif terhadap teknologi baru dan memiliki energi untuk mendorong perubahan dan pertumbuhan.

4.  Penurunan Rasio Ketergantungan

Dengan lebih sedikit anak-anak dan lansia yang bergantung pada populasi usia produktif, beban ekonomi pada angkatan kerja berkurang. Ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih besar untuk investasi daripada konsumsi, yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Tantangan dari Bonus Demografi

Layaknya putih dan hitam, jika ada keuntungan pastinya akan disertai dengan tantangan. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi karena bonus demografi.

1.  Kebutuhan Lapangan Kerja yang Besar

Tantangan utama dari bonus demografi adalah kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menampung angkatan kerja yang besar. Jika pertumbuhan lapangan kerja tidak dapat mengimbangi pertumbuhan populasi usia produktif, pengangguran dan underemployment dapat meningkat.

Untuk tantangan yang satu ini, tampaknya sudah mulai terlihat di Indonesia. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa 10 juta penduduk usia muda yang berusia 15-24 tahun atau Gen Z berstatus menganggur atau tidak bekerja.

2.  Kualitas Pendidikan dan Pelatihan

Untuk memaksimalkan potensi dari bonus demografi, kualitas pendidikan dan pelatihan harus ditingkatkan. Tanpa dibekali keterampilan yang mumpuni, populasi usia produktif yang besar mungkin tidak dapat berkontribusi secara optimal terhadap ekonomi.

3.  Kesehatan dan Kesejahteraan

Angkatan kerja yang besar memerlukan sistem kesehatan yang kuat untuk memastikan bahwa mereka tetap sehat dan produktif. Investasi dalam kesehatan sangat penting untuk menjaga produktivitas jangka panjang.

4.  Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Bonus demografi dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi jika manfaat dari pertumbuhan ekonomi tidak didistribusikan secara merata. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan redistribusi dan perlindungan sosial berjalan efektif untuk mengatasi ketimpangan.

Jika ditanya apakah bonus demografi memberikan keuntungan atau kerugian? Jawabannya semua bergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat mengelola tantangan yang muncul bersamanya. 

Jika dikelola dengan baik, bonus demografi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, jika tantangan yang ada tidak ditangani dengan efektif, bonus demografi dapat menjadi malapetaka yang menghambat perkembangan ekonomi dan sosial.

Kunci sukses memanfaatkan bonus demografi terletak pada perencanaan yang matang, investasi dalam pendidikan dan kesehatan, serta kebijakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, bonus demografi dapat menjadi harta karun yang membawa kemakmuran bagi generasi saat ini dan yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun