Mohon tunggu...
Lilis Nur Mukhlisoh
Lilis Nur Mukhlisoh Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Simple is best

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bonus Demografi: Harta Karun atau Bom Waktu?

28 Mei 2024   15:36 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4.  Penurunan Rasio Ketergantungan

Dengan lebih sedikit anak-anak dan lansia yang bergantung pada populasi usia produktif, beban ekonomi pada angkatan kerja berkurang. Ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih besar untuk investasi daripada konsumsi, yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Tantangan dari Bonus Demografi

Layaknya putih dan hitam, jika ada keuntungan pastinya akan disertai dengan tantangan. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi karena bonus demografi.

1.  Kebutuhan Lapangan Kerja yang Besar

Tantangan utama dari bonus demografi adalah kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menampung angkatan kerja yang besar. Jika pertumbuhan lapangan kerja tidak dapat mengimbangi pertumbuhan populasi usia produktif, pengangguran dan underemployment dapat meningkat.

Untuk tantangan yang satu ini, tampaknya sudah mulai terlihat di Indonesia. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa 10 juta penduduk usia muda yang berusia 15-24 tahun atau Gen Z berstatus menganggur atau tidak bekerja.

2.  Kualitas Pendidikan dan Pelatihan

Untuk memaksimalkan potensi dari bonus demografi, kualitas pendidikan dan pelatihan harus ditingkatkan. Tanpa dibekali keterampilan yang mumpuni, populasi usia produktif yang besar mungkin tidak dapat berkontribusi secara optimal terhadap ekonomi.

3.  Kesehatan dan Kesejahteraan

Angkatan kerja yang besar memerlukan sistem kesehatan yang kuat untuk memastikan bahwa mereka tetap sehat dan produktif. Investasi dalam kesehatan sangat penting untuk menjaga produktivitas jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun