4. Â Penurunan Rasio Ketergantungan
Dengan lebih sedikit anak-anak dan lansia yang bergantung pada populasi usia produktif, beban ekonomi pada angkatan kerja berkurang. Ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih besar untuk investasi daripada konsumsi, yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Tantangan dari Bonus Demografi
Layaknya putih dan hitam, jika ada keuntungan pastinya akan disertai dengan tantangan. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi karena bonus demografi.
1. Â Kebutuhan Lapangan Kerja yang Besar
Tantangan utama dari bonus demografi adalah kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menampung angkatan kerja yang besar. Jika pertumbuhan lapangan kerja tidak dapat mengimbangi pertumbuhan populasi usia produktif, pengangguran dan underemployment dapat meningkat.
Untuk tantangan yang satu ini, tampaknya sudah mulai terlihat di Indonesia. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa 10 juta penduduk usia muda yang berusia 15-24 tahun atau Gen Z berstatus menganggur atau tidak bekerja.
2. Â Kualitas Pendidikan dan Pelatihan
Untuk memaksimalkan potensi dari bonus demografi, kualitas pendidikan dan pelatihan harus ditingkatkan. Tanpa dibekali keterampilan yang mumpuni, populasi usia produktif yang besar mungkin tidak dapat berkontribusi secara optimal terhadap ekonomi.
3. Â Kesehatan dan Kesejahteraan
Angkatan kerja yang besar memerlukan sistem kesehatan yang kuat untuk memastikan bahwa mereka tetap sehat dan produktif. Investasi dalam kesehatan sangat penting untuk menjaga produktivitas jangka panjang.