Saya mengabdi sebagai seorang pengajar sejak dari tahun 2000, saya sangat mencintai dan menyukai anak-anak. dunia anak-anak sangat penuh warna, natural, polos tanpa ada yang membebani. Maka dari itu ketika saya mengajar saya merasa bukan sedang bekerja, tetapi sedang berkumpul dan bermain dengan mereka. lingkungan kerja yang sangat kekeluargaan, saling melengkapi, walaupun tidak dapat dihindari pasti ada saja masalah atau beda pendapat dalam berbagai hal. tetapi semua situasi tersebut selalu dapat kita selesaikan dengan baik.
Tahun 2015 adalah tahun dimana saya harus meninggalkan tempat tugas saya yang lama, saya harus mutasi ke tempat yang baru. karena masa kerja saya sudah 10 tahun lebih, maka untuk penyegaran dan pengalaman baru, saya menerima mutasi ketempat yang baru tersebut.
Situasi sekolah tempat tugas baru saya tersebut, cukup penuh tantangan. lokasinya berada ditengah-tengah pemukiman warga yang cukup padat. bila sekilas dilihat dan sebagai orang yang baru pertama ke lokasi tersebut maka kita tidak akan menyadari bahwa ditengah-tengah lingkungan tersebut terdapat sebuah bangunan sekolah.Â
Lokasi sekolah cukup dekat dengan terminal dan pelabuhan. jadi tidak heran sebagian besar masyarakatnya bekerja diterminal atau dipelabuhan. ada yang bekerja sebagai buruh harian, ada yang bekerja sebagai buruh angkut barang dari terminal ke kapal. ada yang bekerja sebagai pengurus truk dan lain sebagainya.
Disekolah ini rata-rata para orang tuanya ekonomi menengah kebawah.
Tidak terasa sudah hampir satu tahun saya ditempat yang baru, saya bersosialisasi dan semua berjalan dengan baik. sampai pada suatu hari kejutan buat saya yang membuat saya cukup terkejut. ketika saya sampai di gang menuju sekolah, terlihat masyarakat sekitar sedang sibuk mengangkat berbagai jenis barang-barang dan perabot rumah tangga. terlihat genangan air setinggi lutut orang dewasa. saya segera mematikan mesin motor saya. terkejut dan agak bingung bagaimana saya harus melewati genangan air tersebut.
Bu guru jangan lewat gang sini, mending lewat gang yang satunya, sebuah suara memberikan saran
Banjir ya pak, tanyakuÂ
Iya bu guru, kedalam malah lebih tinggi airnya, motor engga bisa lewat bakal mati mesin, jelas  bapak tersebut.
Akhirnya atas saran dari warga tersebut, saya putar arah. walaupun tetap saja lingkungan disekitar sekolah rata terendam banjir. tapi lumayanlah tidak terlalu tinggi, masih dibawah knalpot motor.Â