Engkau tersenyum dibawah sinaran mentari di siang itu..
engkau datang dengan segala kemisteriusan yang tak pernah terbayangkan
menggenggam sepuntung bunga dan sebilah pisau
jika menatap seakan semua berpaling dari apa yang seharusnya..
Berkali-kali kuingat dengan keindahan yang pernah kutemui dikala itu..
namun pahit seakan berdampingan dengan keadaan
penyesalan seakan jadi teman dalam hidup
apa daya beginilah sebenarnya..
Hati sejuk nan damai dijiwa
berganti kecemasan yang tak akan berakhir
Perkiraan baik ternyata buruk
seakan terlena dengan apa yang tampak
bibirpun seakan lelah berkata menyesal
namun tak ada telinga yang mendengar
apalah dayaku..
#Lisma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H