Setapak jalan menuju rumah
Menanti-nanti untuk menyambut tuannya
Menunggu kapan akan datang lagi
Sebab, sudah lama sejak tuannya pergi
jejak langkah sang tuan memudar seperti tidak ingin dikenang
Tidak ada sisa untuk disimpan dalam hati
Ketika ia pergi dari rumah sederhana diatas bukit
Setapak jalan kecil itu menuntutnya menuju harapan
Menjelma sosok sahabat tanpa raga
Menjadi pendengar oleh setiap langkah yang penuh resah
Ia menjadi saksi dalam petualangan yang hening
Kini, ia hampir tak nampak
Jalannya yang panjang telah tertutup ilalang
Meski waktu berjalan sangat lambat, ia tetap hilang
Ya, ia sudah hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H