Keluarga inti yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak, dapat berkembang menjadi menantu sebagai pendamping anak kita dan cucu  dari anak kita yang sudah memiliki pasangan. Setelah cucu-cucu  dewasa dan memiliki pasangan lagi maka akan semakin banyak anak keturunan selanjutnya.
Biasanya yang terjadi di masyarakat kita adalah belum terbiasa menuliskan secara runut garis keturunan dari orang tua yang terdahulu yang menjadi asal muasal berkembangnya keluarga inti,  hingga menjadi berstatus  keponakan dan sepupu dan seterusnya,  padahal penulisan garis keturunan itu sangat penting dalam rangka menjaga hubungan silaturahmi dan saling kenal mengenal satu sama lain. Selain itu menghindari dari pernikahan satu darah akibat ketidaktahuan garis keturunan
Memang sulit untuk merunut garis keturunan, saya dan suami mencoba menyusun garis keturunan dari pihak saya yang ternyata mandeg di nama-nama cucu pak de, apalagi menyusun alamatnya. Â Namun meskipun sulit tetap harus diusahakan agar rasa kekeluargaan tetap terjaga.
Bukankah dalam Al-quran bahwa Allah SWT menciptakan  manusia bersuku-suku untuk saling kenal mengenal satu dengan yang lainnya.  Ayat itu agar kita mengenal suku atau golongan yang lain. Apalagi keluarga kita sendiri pasti harus kita ketahui lebih baik. Â
Kendala untuk mengenal garis keturunan dalam keluarga pada saat ini antara lain karena kesibukan masing-masing yang menghalangi untuk bertemu, semakin lama tidak bertemu semakin tidak mengenal satu sama lain. Oleh karena itu harus diusahakan caranya, misalnya arisan keluarga sebulan sekali dan lain sebagainya.Â
Sebuah keluarga yang jelas silsilahnya dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan dalam masyarakat terutama dari segi kekompakan untuk melakukan kegiatan yang bermafaat, kompak  bermusyawarah jika ada masalah yang dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H