Mohon tunggu...
lilis herawati
lilis herawati Mohon Tunggu... Guru - guru ( Literasi ilmu dan menambah persahabatan)

Pengalaman adalah guru yang paling baik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dampak Cuaca Ekstrem Bulan Desember 2022 di Pulau Ketapang

28 Desember 2022   21:56 Diperbarui: 28 Desember 2022   22:15 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahun 2022 merupakan tahun yang sangat menyenangkan bagi anakku yang ketiga, karena di tahun ini ia dan rombongan dari pondok pesantrennya mengadakan perjalanan yang cukup jauh, yaitu ke pulau Jawa. Tujuannya adalah untuk napak tilas perjuangan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Keberangkatan dari Ketapang adalah tanggal 12 Desember 2022, kebetulan Kakaknya yang sulung ada kepentingan di kampusnya jadi ia ikut serta dalam rombongan kapal itu. Cuaca pada saat itu sangat bersahabat sehingga kedua anak saya tidak begitu mabuk perjalanan. 

Anak yang ketiga   sudah pulang ke Ketapang  pada tanggal 21 Desember 2022 dengan cuaca yang sangat mendukung, namun anak saya yang sulung belum pulang karena masih ada urusan di kampusnya.  Rencana anak yang sulung pulang ke Ketapang tanggal 30 Desember 2022. Namun sampai sekarang kapal yang mengangkutnya  belum berani berlayar karena angin sangat kencang. Akhirnya anak saya masih ada di pulau Jawa, menunggu kapal berlayar.

Memang untuk kondisi angkutan laut khususnya di pulau Ketapang tergantung cuaca,  padahal  rata-rata masyarakat senang bepergian keluar pulau dengan kapal laut, karena selain harganya miring juga bisa membawa barang yang banyak. 

Oleh karena itu perjalanan menggunakan angkutan ini  tidak bisa diprediksii  jadi tidaknya terutama di bulan Desember, meskipun tanggal tiket sudah ditentukan masih bisa diundur sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan demi keamanan penumpang.

Dampak yang lain dari  cuaca ekstrem bulan Desember 2022 ini adalah  harga-harga kebutuhan pokok mulai meningkat seperti  beras, sayur-sayuran, bumbu dapur dan lain-lain, karena sebagian besar kebutuhan pokok itu diimpor dari Pulau Jawa termasuk sayuran yang tumbuh di dataran tinggi seperti  wortel dan kentang. 

Sedangkan sayur-sayuran yang  bisa ditanam di pulau Ketapang sendiri  misalnya sawi, timun, kacang panjang dan lain-lain, itu pun harganya meningkat karena air laut pasang, jadi banyak tanaman sayuran yang busuk terendam. Begitu juga dengan ikan laut, harganya banyak yang meningkat karena ikan hanya sedikit yang dijual berhubung nelayan banyak yang tidak melaut.

Dampak yang lain dari cuaca ekstrem ini adalah  air laut pasang memenuhi ruas jalan, sehingga pengguna jalan raya kesulitan untuk melintas. Hal ini sangat membahayakan  karena sudah ada  beberapa peristiwa kecelakaan akibat jalan yang terendam air. 

Selain itu perumahan penduduk dimasuki air  laut yang pasang  setinggi mata kaki orang dewasa, biasanya ikan gabus pun ikut masuk ke dalam rumah. Yang berbahaya ada juga ular yang masuk ke dalam rumah penduduk mengikuti aliran air yang pasang.

Jika cuaca ekstrem ini hanya fenomena alam berdasarkan sifat naturalnya maka kita tidak bisa berbuat apa-apa, tapi jika ada  hukum kausalitas misalnya akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah manusia, maka hendaknya ada perbaikan. Karena dampak dari cuaca ekstrem ini sangat merugikan dalam kehidupan umat manusia.

Terima kasih sudah membaca...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun