Mohon tunggu...
Lilis Ernawati
Lilis Ernawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 22107030011 UIN SUNAN KALIJAGA

Mahasiswi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bedah Buku "Religiusitas dari Layar Kaca " : Potret Program Siaran Di Televisi Indonesia

12 Juni 2023   15:46 Diperbarui: 12 Juni 2023   16:36 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pamflet dari uin sunan kalijaga

Pada hari Senin, tanggal 12 Juni 2023, diadakanlah seminar bedah buku yang berjudul "Religiusitas dari Layar Kaca" di Conference Room Lt.1 and Fakultas ilmu sosial dan humaniora UIN Sunan Kalijaga. Acara ini diselenggarakan sebagai wadah diskusi mengenai potret program siaran televisi di Indonesia yang berkaitan dengan isu religiusitas.

Seminar ini dihadiri oleh ketua KPI pusat, sejumlah pakar agama, praktisi media, akademisi, serta masyarakat umum yang peduli akan isu-isu keagamaan di media televisi. Acara ini bertujuan untuk membahas dampak program siaran televisi terhadap pandangan dan praktik keagamaan di tengah masyarakat serta memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai peran media televisi dalam menyebarkan pesan-pesan keagamaan.

Sumber: pamflet dari uin sunan kalijaga
Sumber: pamflet dari uin sunan kalijaga
Sambutan dari bapak Ubaidilah (Ketua KPI Pusat) yang sangat luar biasa , selanjutnya Sambutan oleh: bapak Dr. Mochammad Sodik, M.Si. (Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga) sekaligus untuk membuka acara pada hari ini.
Sumber: dokumen pribadi 
Sumber: dokumen pribadi 

Narasumber:
*Alip Kunandar, M.Si (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga (Penulis Buku)
 Pembahas:
*Rendra Widyatama S.I.P., M.Si., Ph.D. (Dosen Universitas Ahmad Dahlan)
*Amin Shabana (Komisioner KPI Pusat)
*Dr. Waryani Fajar Riyanto, M.Ag. (Dosen UIN Sunan Kalijaga)
*Krysna Yudy Nusantari, M.Psi., Psikolog. (Dosen Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga)

  Buku "Religiusitas dari Layar Kaca" yang menjadi fokus utama seminar ini ditulis oleh Pak alif konandar M. Si , Pak Harmonis, ph.d dan Pak Dr.Bono setyo , seorang pakar komunikasi dan media. Buku ini menggambarkan fenomena program siaran televisi di Indonesia yang mengangkat isu keagamaan, baik dalam bentuk talk show, acara religi, maupun sinetron bertema agama. Di buku ini membahas bagaimana program-program religiusitas ini mempengaruhi persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap agama serta mencermati apakah pesan-pesan keagamaan yang disampaikan di televisi sesuai dengan nilai-nilai religius yang seharusnya dijunjung tinggi.

Dalam seminar ini, pak alip kunandar mewakili para penulis memaparkan hasil penelitiannya dan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana proses buku ini terjadi dan program-program televisi yang berkaitan dengan religiusitas dapat mempengaruhi pemirsa dan tentang potret, karena dari survei survei dari KPI program teliti ini hal yang paling tinggi pembahasan nya.  Dia juga membahas tentang peran penting media televisi dalam membangun pemahaman yang benar mengenai agama dan menjaga keberagaman serta harmoni antarumat beragama. Masuk pada potret nya apasih yang kita potret dari program televisi ? 

  Saat ini hampir semua stasiun televisi terutama yang bersiaran nasional memiliki program Religi. Perkembangan program religi sebelum nya program ini hanya dipandang sebagai tuntutan sosial dipandang segmen yang memiliki pasar.  Ketika di lakukan riset kualtitas program religi hasil nya yang paling baik dibanding kan program program lain nya .tapi apakah betul tidak ada pemasalah ketika indeks program tersebut yang paling baik tetapi ternyata ada sisi ekses komodifikasi  ternyata yang mengkhawatirkan yaitu dari komodifikasi agama, komodifikasi tokoh agama dan komidifikasi khalayak. 

1.komodifikasi agama : ajaran agama adalah konten,  dipilih mana yang kira kira disukai khalayak cenderung dangkal, isu populer, rumah tangga.  Mengutamakan hiburan ketimbang pendalaman 

2. Komidifikasi tokoh agama : 

-Tokoh agama adalah bintang, bukan yang paling paham,  tapi siapa yang paling populer. 

 -Rumus populer : cantik tampan,  menarik, lucu,  atraktif.

-Lapeling populer : ustadz - ustadzah, selebriti masuk acara infotainment 

-Kontras ajaran dengan gaya hidup keseharian 

3. Komodifikasi khlayak : 

- khalayak dibuat menjadi pasar program 

ISU - ISU : 

-keberimbangan program antaragama, mayoritas -mayoritas 

-isu isu kesetaraan gender

- sertifikasi pengisi acara


   Selain presentasi dari pak alip seminar ini juga melibatkan panelis diskusi yang terdiri dari pakar agama, praktisi media, dan akademisi. Panelis-panelis ini memberikan pandangan mereka mengenai isu-isu yang diangkat dalam buku serta berbagi pengalaman dan ide-ide tentang bagaimana program siaran televisi dapat lebih memperkuat dan mendalami religiusitas di Indonesia. 

Menurut pak Amin Shabana :Mungkin Untuk jilid kedua bisa melibat kan dari penulis non muslim. Karena ada beberapa ketidak berimbang dari eberapa aspek. dan juga bisa menambah beberapa teori-teori pada pengembangan selanjutnya buku ini.

BAB - BAB pada buku ini yaitu :

Bab I : televisi dan religiositas 

Bab II : kilas pandang televisi sebagai media penyiaran 

Bab III : program religi di televisi 

Bab IV : potret kualitas program religi di televisi indonesia 

Bab V : masa depan program religi di Indonesia.

Menurut pak Rendra Widyatama : ada 3 kategori buku yang d bedah yaitu 

1. Cover dan Layout : kalau dari sisi fisik enak di lihat dan pas.  kalau dari cover tidak terlalu tampak hal religius nya. Terlalu boros kertas dan biasa aja, ada beberapa layout yang kurang pas. Dari sisi typography saya rasa nyaman. Desain grafis nya sangat biasa sekali dan juga dipenuhi kekeliruan .

2. Kata tulis : banyak dijumpai kata kata salah tulis, penggunaan terminologi di campur - campur, yang seharusnya miring tapi tidak dimiring kan, perlu diperbaiki kembali 

3. Konten dan isi : cukup bagus yang di tulis oleh para akademisi hanya saja mungkin ketika nulis mungkin terburu - buru. Hanya 3 bulan. Apresiasi untuk tercipta buku ini dengan jangka waktu yang singkat dan cukup cepat. Bahasa yang digunakan terlalu subjektif sekali. Biar kan pembaca yang menilai kita yang mengantar kan saja, aspek ini banyak potret. Siapa dan bagaimana yang memotret perlu di cantumkan di buku ini. Dibuat sedikit rasa yang lebih tinggi lagi tentang nilai akademik yang lebih banyak. Terlihat yang di tampil dengan keseharian sering bertolak belakang. 

  Menurut bapak Waryani Fajar Riyanto, M.Ag : mengkritisi tentang apakah bisa seseorang meningkatkan religiusitas nya dengan mambaca tayangan religi?  Apakah tingkat tayangan religi mempengaruhi tingkat religiusitas masyarakat Indonesia? Yang kita carikan Dampak nya, maka perlu evaluasi secara terus menerus. Religiusitas itu bukan karna buku tetapi karena kitab. Kitab ini adalah catatan suara hatimu masing - masing. Maka itulah sebenarnya sumber religiusitas. Perbincangan agama dan media tidak bisa tanpa manusia. Karna yang religius bukan media nya tetapi manusia nya.  Mungkin disitu yang belum dibahas dalam buku ini. Buku ini fenomena apa? Dari agama sebagai media dan media sebagai agama. Bagaimana mengembalikan fenomena agama sebagai media atau sebagai wasilah? Bagian penutup nya hanya dua paragraf mungkin karena terburu - buru dalam penerbitannya. 


Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta seminar dapat bertanya langsung kepada pembicara dan panelis. Diskusi yang hangat dan konstruktif terjadi sepanjang acara, dengan banyak pemikiran dan gagasan baru yang diungkapkan.

Seminar bedah buku "Religiositas dari Layar Kaca" berhasil menciptakan ruang diskusi yang bermanfaat dan penting mengenai program siaran televisi di Indonesia dan dampaknya terhadap religiusitas masyarakat. Acara ini juga menjadi titik awal untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya memilih program-program yang berkualitas dan mendalam dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang sejalan dengan nilai-nilai religius yang ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun