Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendung kelabu menutupi istanaku. Hujan deras membanjiri seisi rumahku. Gadis kecil yang lucu, putih dan montok kini terbujur kaku. Takada lagi senyum di wajahnya, takada lagi tangis di bibirnya dan takada lagi gerak lucu yang selalu membuatku rindu. Semua telah kaku. Dan aku hanya bisa menatapnya tak berdaya, air matakupun tak bisa terbendung membasahi kedua pipiku. Sebagai seorang ibu, aku merasa tak dipercaya untuk bisa memelihara rejeki yang telah Allah berikan. Sejuta penyesalan datang tak kunjung padam. Aku hanya bisa menangis..menangis dan menangis

Nak, Sang penguasa alam semesta, pencipta kita semua hanya menakdirkan dirimu hadir menemaniku di dunia ini selama 20 hari. Yah...hanya  20 hari  tepatnya dari tanggal 18 maret hingga 6 April 2007. Tanggal yang seharusnya kita bersiap-siap karena besok adalah hari ulangtahun Papahmu yang ke-36, ternyata tahun ini ulangtahunnya diisi dengan duka yang tiada terkira. Kami terpuruk Nak, kami tak pernah menyangka, jika kejutan yang akan kau berikan di hari sebelum ulangtahun papahmu adalah kepergianmu.

Padahal selama 9 bulan kamu bermain di rahimku dengan aktifnya, kutunggu hadirmu di dunia ini dengan penuh kerinduan. Namun sayang, takdir berkata lain. Dan aku sekeluarga  harus mengikhlaskannya.

Faiqatuzihni Zulfa Ulya Mufidah, kuberi namamu dengan penuh kasih sayang dan cinta luar biasa. Banyak impian yang telah aku rangkai indah untukmu jika  besar nanti. Kini harapan tinggal impian, kau pergi meninggalkan kami semua dengan luka  tak berkesudahan.

Hari itu tepatnya 17 Maret 2007. Aku masih berada di lapangan sepakbola mengawasi anggota persit kompi cheetah yang sedang bertanding kasti. Kuselalu berdoa agar mereka bisa menang dan bahagia sehingga nama kompi kami menjadi juara. Serangkaian lomba  menyambut ulangtahun persit kartika Chandra kirana ke-61 telah kami lewati, dan beberapa diantaranya menjadi juara ke-1. Sorak sorai kebahagiaan mengiringi kemenangan kompi kami.

Mungkin karena selama seminggu ini aku terus di lapangan, badanku kelelahan dan jabang bayi di perutkupun ingin ikut merayakan kemenangan kompi kami. Tepat pukul 1.30 wib  malam. Perutku mulas, kubangunkan  suamiku.

"Pah, perut mamah  mulas sekali, "kataku sambil merintih kesakitan.

"Emang sekarang udah berapa bulan,"Tanya suamiku

"Sembilan bulan, perkiraan emang tanggal 20an kata bidan juga,"jawabku.

"Sebentar,  "kata suamiku sambil mengambil HT dan menghubungi orang kesehatan serta Bamin Kompi.

Taklama kemudian, tentara bagian kesehatan datang mengecek kondisiku.  Disusul oleh Bamin (bagian administrasi di kompi) yang membawa paraji, Mak Yayah namanya. Mak Yayah kemudian mengecekku dan dia tersenyum, sambil berkata,"sudah pembukaan dua neng, kayaknya nanti siang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun